Viktor Gyokeres saga gfxGetty/GOAL

Ada Apa Dengan Viktor Gyokeres? Dari Dugaan Pemerasan Hingga PENOLAKAN Manchester United, Musim Panas Sang Bomber Sporting Menjadi Mimpi Buruk

Setiap bursa transfer butuh dramanya sendiri, dan musim panas kali ini saga Viktor Gyokeres jelas paling layak menjadi tontonan utama. Sang striker Sporting CP bukan sekadar mesin gol—ia juga menahbiskan diri sebagai top skor seantero Eropa musim lalu dengan 39 gol di liga, rekor tertinggi dalam semusim Liga Portugal selama 40 tahun. Total, ia menceploskan 54 gol di semua kompetisi.

Dan gol-gol itu bukan sekadar angka tambahan di papan skor. Sporting menjadi kampiun Portugal dengan selisih dua poin saja, dan gol telat Gyokeres ke gawang Vitoria pada pekan terakhir menjadi penentu mahkota. Ia juga mencetak gol di final Taca de Portugal melawan Benfica—sebuah penalti dramatis pada menit ke-11 injury time yang menyamakan kedudukan dan memaksakan babak tambahan.

Pun kengeriannya di 2024/25 bukan kebetulan, keajaiban, apalagi keberuntungan belaka. Pada musim sebelumnya, Gyokeres juga membawa Sporting juara sembari menjadi top skor dengan koleksi 29 gol. Dua musim di Lisbon, 102 penampilan, 97 gol. Gila. Tapi anehnya, tak satu pun klub tampak benar-benar akan menjadi destinasi bomber tersubur dan paling diminati seantero Eropa itu, padahal namanya santer dikaitkan dengan klub-klub kolosal seperti Arsenal, Manchester United, hingga Juventus.

Tapi namanya juga tersebut di antara rumor-rumor liar: dugaan pemerasan, janji-janji yang dilanggar, aksi mogok demi transfer, serta tuntutan gaji yang nilainya membikin mata meringis pedih. Persaingan mendapatkan Gyokeres benar-benar penuh intrik bak sebuah drama televisi hits, dan dunia sepakbola terpikat karenanya...

  • Frederico VarandasGetty

    "Pemerasan & penghinaan"

    Kontrak Gyokeres di Sporting memiliki klausul rilis €100 juta, tapi belum ada klub yang siap menebusnya bulat-bulat. Mereka lebih memilih bertarik-ulur demi menegosiasikan harga yang lebih rendah mengingat usia bomber Swedia itu yang tak muda-muda amat ditambah fakta bahwa ia belum teruji di level tertinggi. Tapi toh, itu tidak di luar perhitungan Sporting dan agen sang pemain, Hasan Cetinkaya. Dengan cermat, kedua belah pihak pun dikabarkan punya kesepakatan lisan: Gyokeres bisa hengkang di akhir musim dengan harga €70 juta.

    Tapi, itu keterangan sang agen di media Portugal A Bola. Ketika ditanya soal itu, presiden Sporting Frederico Varandas menanggapinya dengan ledakan emosi. "Saya bisa jamin Viktor Gyokeres tidak akan pergi dengan harga €70 juta, karena saya tidak pernah menjanjikan itu. Sporting tidak akan tunduk pada pemerasan dan penghinaan—kalian seharusnya sudah lebih tahu siapa saya."

    Varandas lalu mengungkap isi percakapan setahun silam dengan Cetinkaya: "Salah satu kekhawatiran terbesar agennya waktu itu adalah soal apakah kami akan menuntut klausul pengaktifan klausul rilis [secara penuh]. Dia ingin mendapat jaminan dalam beberapa hal."

    "Lantas apa yang kami sepakati? Bahwa Sporting tidak akan meminta klausul rilis [musim panas ini], karena satu alasan: dia akan berusia 27 tahun dan tidak ada pemain yang meninggalkan Portugal pada usia 27 tahun dengan harga €100 juta."

    "Dalam pertemuan yang sama, si agen ingin menetapkan nilai jual [Gyokeres] di angka tertentu. Saya mengucapkan kalimat ini: 'Tak ada gunanya kita menetapkan harga sekarang karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi tahun depan. Bisa saja nilainya €40 juta, €60 juta, atau €80 juta. Yang saya bisa jamin: saya tidak akan meminta €100 jutaa'."

  • Iklan
  • Ruben Amorim Man UtdGetty

    Harapan Manchester United memudar

    Varandas juga menambahkan: "Sampai hari ini, Sporting belum menerima satu pun tawaran untuk Gyokeres—baik hari ini maupun musim lalu." Pernyataan yang mungkin terdengar aneh, mengingat betapa seringnya nama sang striker menghiasi rumor transfer selama setahun terakhir, terutama berkat kegacorannya yang menguji akal sehat itu.

    Gyokeres memulai musim 2024/25 dengan ganas: 14 gol dalam sembilan laga untuk klub dan negara pada Agustus sampai September. Ia lalu memasuki fase yang lebih di luar nalar: 17 gol dalam sembilan laga sepanjang musim gugur—termasuk hat-trick ke gawang Manchester City, empat gol melawan Estrela da Amadora, dan empat lagi untuk Swedia saat membantai Azerbaijan.

    Ketika Ruben Amorim hengkang dari Sporting untuk menangani Manchester United pada November, rasanya tinggal menunggu waktu bagi Gyokeres menyusul. Di konferensi pers pertamanya di Carrington, Amorim dihujani pertanyaan soal striker kesayangannya itu, tapi ia memilih untuk tak terpancing meladeninya. Tak lama kemudian, kebobrokan MU di bawah asuhannya membuat pertanyaan itu lenyap begitu saja.

    Sederhananya saja: nasib Man United yang berangsur menyedihkan menjadikan Old Trafford destinasi yang tak lagi glamor, terutama bagi seorang pemain yang baru saja berulang tahun yang ke-27 dan berharap bisa meraih trofi-trofi besar. Seonggok tim yang cuma bisa finis di peringkat 15 Liga Primer Inggris musim lalu, dikangkangi tim—dengan segala hormat—gurem seperti West Ham, Everton, Fulham, dan Brentford, bukanlah habitat yang sepantasnya bagi seorang bomber paling subur satu benua. Terutama karena Setan Merah tak bisa menawarkan Liga Champions atau sepakbola Eropa dalam wujud apa pun setelah dihajar Spurs di final Liga Europa.

    Reputasi, sejarah, dan salah satu basis penggemar terbesar di dunia kini menjadi satu-satunya faktor yang membuat United agak menarik. Kesempatan untuk reuni dengan pelatih yang menghidupkan potensinya mungkin menjadi motivasi tambahan, tetapi itu tidak sebanding dengan apa yang mampu ditawarkan klub lain—seperti Arsenal, misalnya.

  • Benjamin Sesko RB Leipzig 2024-25Getty

    Arsenal punya ide lain

    Ya. Emirates menjadi destinasi yang lebih masuk akal untuk Gyokeres ketimbang Old Trafford, terutama sejak Andrea Berta duduk sebagai direktur olahraga Maret lalu. Wajar, The Gunners sudah tiga musim tak memiliki striker haus gol. Gabriel Jesus tak punya taji dan rentan cedera. Dan kesalahan terbesar Mikel Arteta musim lalu adalah tak merekrut penyerang baru, membiarkan Kai Havertz bersusah-payah di lini depan sendirian sebelum Mikel Merino, seorang gelandang sentral, diplot jadi bomber darurat usai pemain Jerman itu cedera hamstring serius di Februari.

    Striker yang bisa menjamin gol menjadi satu kepingan terakhir yang hilang dari Arsenal asuhan Arteta, yang finis kedua dalam pacuan gelar EPL tiga musim beruntun dan melaju semakin jauh di Liga Champions setiap musimnya. Menyaksikan The Gunners menghabisi Real Madrid di kandang maupun tandang di UCL pasti akan menggerakkan hati dan minat pemain ambisius mana pun. Tak heran jika laporan menyebut Gyokeres lebih memilih ke Arsenal daripada Man United, dan bahkan menolak pendekatan dari The Red Devils.

    Tetapi Gyokeres bukan satu-satunya striker yang dipantau Arsenal. Mereka telah mengerahkan sumber daya untuk merekrut Benjamin Sesko dari RB Leipzig, yang lima tahun lebih muda dari bomber Swedia itu dan sudah berpengalaman di lima liga top Eropa, setelah mencetak 27 gol di Bundesliga selama dua musim terakhir. Dan menurut laporan terbaru, The Gunners condong ke arah Sesko atau Ollie Watkins dan menjauh dari Gyokeres. Melihat drama seputar saga transfer Gyokeres, pilihan Arsenal untuk mundur teratur sangatlah masuk akal.

  • gyokeresGetty Images

    Juventus belum tentu aman

    Di tengah kesempitan ini, Juventus mencoba memaksimalkan kesempatan yang hadir. Raksasa tumbang asal Italia itu punya ruang gerak finansial setelah berhasil kembali ke Liga Champions, dan mereka menginginkan striker baru sembari mendepak Dusan Vlahovic yang inkonsisten satu tahun sebelum kontraknya kedaluwarsa, menolak melepasnya secara gratis. Kabarnya, Bianconeri bahkan sudah menghubungi perwakilan Gyokeres dan menyatakan siap menyanggupi permintaan gajinya yang menyentuh angka £11 juta per tahun.

    Juve memiliki sejarah yang kaya sebagaimana Man United, tetapi, meski nasib mereka jauh lebih baik daripada The Red Devils, Si Nyonya Tua sama sekali bukan pilihan yang bebas risiko. Mereka lolos ke Liga Champions lewat penalti menit akhir pada hari terakhir Serie A 2024/25, dan sudah lama tak menjadi penantang Scudetto yang diperhitungkan. Liga Italia sendiri sudah tak seperkasa dahulu kala, yang terbukti dari bagaimana Inter Milan dibantai dengan brutal oleh Paris Saint-Germain di final Liga Champions.

    Gyokeres dan perwakilannya masih punya dua bulan sampai musim 2025/26 dimulai dan 10 pekan lagi sampai jendela transfer ditutup, sehingga setidaknya ada ruang untuk menunggu apakah ada tawaran yang lebih menggoda sembari terus membujuk Varandas untuk melunak soal banderol Sporting.

  • Darwin Nunez LiverpoolGetty Images

    Trauma itu bernama Nunez & Ramos...

    Tapi, lirihnya desas-desus transfer ini menunjukkan bahwa masih ada keraguan soal mampukah Gyokers benar-benar mereplikasi keganasannya di level tertinggi? Banyak striker yang terlihat tak terbendung di Portugal justru melempem saat naik level.

    Goncalo Ramos, misalnya. Dua musim lalu mencetak 19 gol untuk Benfica, kemudian dibeli PSG dengan paket transfer hampir £70 juta. Tapi sejak itu, ia minim kontribusi—hanya 21 gol dalam dua musim Ligue 1, dan bahkan hanya satu kali tampil sebagai starter dalam perjalanan armada Luis Enrique menjuarai Liga Champions.

    Kasus Darwin Nunez lebih masyhur. Direkrut Liverpool dengan banderol £85 juta dari Benfica, tapi lebih sering jadi bahan candaan ketimbang andalan. Pun 'kena tipu' Liga Portugal bukanlah hal baru; Jackson Martinez pernah tiga musim berturut-turut jadi raja gol di sana bersama Porto, tapi langsung hilang arah begitu pindah ke Atletico Madrid. Kariernya runtuh dan tak pernah pulih.

  • Viktor Gyokeres Ruben Amorim Manchester United 2025Getty Images

    Semua jalan masih mengarah ke Manchester United?

    Ada juga satu catatan penting: banjir gol Gyokeres di level internasional terjadi setelah Swedia turun kasta ke Nations League C—di mana mereka menghadapi tim-tim lemah seperti Azerbaijan dan Estonia. Maka meski namanya amat digembor-gemborkan musim panas ini, klub-klub ngetop sepertinya memilih untuk berhati-hati terhadapnya. Rasanya, nama Gyokeres ternyata tak seseksi seperti yang pertama disangka, dan mungkin, ia harus puas berlabuh ke klub yang memiliki sejarah besar tapi masa depannya samar.

    Situasi di Man United kini se-putus asa itu, sehingga mereka bisa jadi klub yang akhirnya nekat memenuhi tuntutan Sporting dan Gyokeres. Sampai detik ini, Setan Merah masih menyesali kesalahan mereka berjudi pada potensi Rasmus Hojlund—striker muda yang mereka tebus £72 juta padahal cuma mencetak sembilan gol Serie A untuk Atalanta. Oleh karenanya, Man United mungkin bersedia tunduk asalkan Gyokeres bisa menjadi solusi bagi kemandulan lini depan.

    Gyokeres mungkin bermain di liga yang levelnya lebih rendah, tetapi statistiknya tetap luar biasa dengan rata-rata 1,25 gol per start musim lalu—jumlah itu lebih tinggi dibanding gabungan seluruh skuad Man United. Jadi meski rumor penolakan terus bergema, reuni dengan Amorim tidak bisa sepenuhnya dikesampingkan.