Sampai awal Agustus kemarin, nama Tylel Tati tak banyak dikenal bahkan di Prancis sekalipun. Namun hanya dalam hitungan bulan, ia menjelma menjadi bek muda paling menjanjikan di negaranya setelah melakoni debut bersama Nantes pada usia 17 tahun—langsung melawan Paris Saint-Germain di pekan pembuka Ligue 1 2025/26. Ia meroket sejak saat itu. Tati menjadi starter dalam 12 dari 13 laga Ligue 1 berikutnya, membantu Nantes berjuang menjauh dari jerat degradasi.
Tati adalah talenta terbaru yang lahir dari akademi Nantes—kawah candradimuka yang pernah menempa Marcel Desailly, Lassana Diarra, hingga Randal Kolo Muani. Dengan tinggi 188 cm, kekuatan fisik di atas rata-rata remaja seusianya, dan kualitas teknik yang menonjol, Tati adalah paket komplet. Statusnya sebagai bek tengah berkaki kiri semakin membuatnya jadi komoditas langka.
Perkembangannya yang melesat cepat membuat pemandu bakat Manchester United, PSG, Bayern Munich, hingga klub-klub top lain berbondong-bondong hadir ke Stade de la Beaujoire. Dengan potensi perang penawaran di depan mata, GOAL mengulas mengapa nama Tylel Tati kini menjadi buah bibir di seantero Eropa.
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)


.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)
