Postecoglou TottenhamGetty

Siapa Pelatih Anyar Tottenham Ange Postecoglou? Pengusung Sepakbola 'Edan' 11 Striker, Pernah Jadi Raja Asia & Musim Lalu Raih Treble!

Penunjukan Ange Postecoglou cukup mengejutkan fans Tottenham Hotspur, bahkan kebanyakan para penikmat Liga Primer Inggris.

Di saat para suporter berharap Daniel Levy mengontrak nama besar lainnya usai kepergian sosok-sosok kaliber macam Mauricio Pochettino, Jose Mourinho hingga Antonio Conte, petinggi Spurs justru membawa sosok 57 tahun yang jauh dari hingar bingar jajaran manajer elite Eropa.

Meski begitu, Ange diyakini punya segala syarat atas apa yang dibutuhkan dan didambakan Spurs selama bertahun-tahun: trofi. Itulah mengapa manajemen Spurs berani menunjuk pelatih yang di musim lalu meraih treble domestik itu.

Ange akan menjadi sejarah bagi Liga Primer, di mana dia adalah orang Australia pertama yang merambah kancah sepakbola Negeri Ratu Elisabeth.

  • 20230604 Ange Postecoglou(C)Getty Images

    Siapa Ange Postecoglou?

    Ange mungkin bukan pelatih dengan CV high-profile yang disegani. Namun, dia punya trek rekor hebat dalam menata ulang tim untuk lantas memimpin mereka jadi juara.

    Dia adalah pelatih jawara di kancah Australia, Jepang dan terbaru adalah rengkuhan treble domestik bersama klub ambisius Skotlandia, Celtic.

    Tangan dingin Ange cukup diakui di belantara sepakbola Asia. Setelah meraih berbagai gelar domestik di Australia, dia sukses juara Piala Asia bersama timnas negara itu. Dia kemudian menciptakan legasi yang sama di Jepang, di mana dia mengantar Yokohama F Marinos dari tim yang 'krisis identitas' menjadi juara J- League.

    Matt Smith, yang pernah merasakan juara back-to-back di bawah komando Ange di Brisbane Roar, mengatakan bahwa sang pelatih tidak akan pernah puas hanya dengan kemenangan, tetapi dia ingin "mengubah seluruh ruang lingkup persepsi sepakbola Australia".

    "Tak ada toleransi untuk pemain yang tak ingin mengikutinya. Kami tidak pernah merasa nyaman. Kami selalu ditekan untuk menjadi lebih baik, selalu berkembang, selalu bekerja lebih keras dibanding tim mana pun yang pernah saya perkuat sebelumnya," kata eks kapten Brisbane itu.

    Prinsip Ange tak pernah berubah saat dia berkelana di Jepang. "Ange benar-benar memberi klub tujuan jelas," ungkap Dan Orlowitz dari Japan Times.

  • Iklan
  • 20230606 Kyogo Furuhashi Ange Postecoglou(C)Getty Images

    Bagaimana filosofi dan gaya main Ange?

    Kehadiran Ange bakal menumbuhkan budaya yang lebih positif dan produktif, serta menciptakan brand sepakbola menyerang yang didambakan fans sejak berakhirnya rezim Pochettino di Spurs.

    Dia punya komitmen untuk selalu memainkan sepakbola yang dinamis, menyerang dan energik. Gaya sepakbola yang dia tuntut itu harus "menyenangkan mata" tapi juga "dengan tujuan".

    Ange akan meledak-ledak jika prinsipnya tidak diikuti para pemainnya, tak peduli mau dia punya nama besar sekalipun.

    "Itu adalah gaya sepakbola menyegarkan, yang belum pernah terlihat di liga ini [Jepang]. Bahkan ketika YFM tertatih-tatih di 2018, sangat jelas bahwa para pemain dan terutama Ange, percaya terhadap apa yang dikerjakan," ungkap Orlowitz.

    "Alhasil, fans percaya padanya dan di tahun berikutnya, dia membuang para pemain yang tidak cocok dengan sistemnya dan memboyong pemain-pemain yang sesuai. Atas semua itu, gelar juara 2019 adalah ganjarannya."

    "Itu persis seperti apa yang Anda lihat di Celtic. Tidak hanya 11 pemain, tapi ada 11 penyerang, disiplin dan build-up mengalir dari kotak penalti ke kotak penalti yang bergerak seperti air dan tak terbendung."

    Gaya sepakbola 'edan' Ange ini tergambar dalam skema 4-3-3 menyerang kesukaannya.

  • 20230310 Ange Postecoglou Kyogo FuruhashiGetty Images

    Di Celtic, jadi antah berantah yang tak terbantah

    Kemana pun petualangan sepakbola Ange yang unik dan bervariasi, dia selalu bisa membungkam mereka yang skeptis. Dia jadi sosok yang tak populer di tengah-tengah fans Celtic ketika mendarat di Glasgow dua tahun lalu.

    Namun, di hari kepergiannya diumumkan, setelah memenangkan lima dari enam trofi domestik yang tersedia termasuk treble domestik musim lalu, chief executive Celtic Michael Nicholson melabeli juru taktik kelahiran Yunani itu sebagai "manajer fantastis dan orang hebat".

    Siapapun suka menyantap kue. Dan proyek membangun tim dari bawah menuju ke puncak bagi Ange adalah sebuah kue terenak yang harus dilahapnya. Dia menyelesaikan tugasnya dengan sempurna selama di Australia, Jepang dan terkini di Skotlandia.

    Dia memahami apa yang bisa membuat para pemainnya tergerak. Dia adalah motivator dan dia memiliki rekor bagus di bursa transfer. Tak ada yang bisa dilakukan fans Celtic yang tadinya skeptis melainkan angkat topi, menaruh respek setinggi-tinggiinya, dan yang bersangkutan meninggalkan Glasgow dengan nama yang harum.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • 20230422 Ange Postecoglou(C)Getty Images

    Bagaimana Ange meletakkan prinsipnya di London Utara?

    Di Tottenham, satu tantangan yang dihadapi Ange ketika dia menganalisis skuad barunya untuk memutuskan pemain mana, termasuk mereka yang akan pergi dan kembali dari pinjaman, bisa memainkan sepakbola yang dia usung.

    Ada satu cerita menarik dari Smith ketika pertama kali merasakan latihan di bawah arahan Ange. Dia ingat betul waktu itu sang pelatih memanggilnya gara-gara dia coba melakukan umpan diagonal jarak 60 meter.

    "Dia tiba-tiba langsung menarik saya dan bilang 'Matt, kami tidak melakukan itu di sini. Lakukan umpan kombinasi, lakukan umpan pendek, cari tahu dan selesaikan masalahnya'," ungkap, mantan bek itu.

    "Kami berlatih lebih keras dibanding kami menghabiskan waktu. Kami selalu bermain dari belakang, selalu menemukan sudut dan ruang, memanipulasi garis dan melatih tiga atau empat segmen berbeda dari permainan."

    "Dia suka timnya menguasai bola, jadi dia bukan pelatih yang akan duduk di belakang lalu melakukan serangan balik. Dia akan sangat agresif di kaki depan. Itu adalah tuntutan simultan, yang setiap kali kami kehilangannya, kami harus merebut balik dengan sangat cepat."

    "Berisiko tinggi, tapi itulah etosnya. Tidak akan pernah membiarkan para pemain merasa nyaman. Tidak pernah berasumsi bahwa ada pemain yang aman, itu benar-benar mendorong tim."

    Setelah melalui musim turbulensi, Spurs kini menunjuk seseorang yang teguh akan pendiriannya.

    "Saya mengerti tentang apa itu kerja yang jujur," kata Ange, yang meninggalkan rezim junta militer di Yunani saat usia lima tahun untuk pindah ke Melbourne dengan orang tuanya, saat mengambil job di Celtic.

0