Dulu, Stadium of Light hanyalah tempat singgah yang menyenangkan bagi tim-tim tamu Liga Primer untuk memanen poin. Namun, narasi itu kini telah berubah total. Di bawah asuhan Regis Le Bris, markas Sunderland bertransformasi menjadi benteng yang menakutkan, di mana tim-tim lawan datang dengan harapan dan pulang dengan kepala tertunduk. Tidak ada yang menyangka bahwa "Kucing Hitam" akan menjadi kekuatan yang begitu dominan di kandang sendiri musim ini.
Kemenangan dramatis atas Bournemouth menjadi bukti terbaru dari mentalitas baja Sunderland. Di tengah hujan deras dan cuaca dingin yang menggigit, mereka mampu membalikkan ketertinggalan dua gol menjadi kemenangan 3-2. Ini bukan sekadar keberuntungan; ini adalah hasil dari revolusi taktik dan mental yang dipimpin oleh sosok-sosok baru yang tak kenal takut.
Saat ini, Sunderland duduk nyaman di posisi keempat klasemen sementara Liga Primer, sebuah pencapaian yang jauh melampaui target awal mereka untuk sekadar bertahan (40 poin). Dengan 22 poin dari 13 pertandingan, ancaman degradasi perlahan menghilang, digantikan oleh mimpi-mimpi yang lebih tinggi dan kebanggaan yang pulih di Wearside.
GOAL coba membedah faktor-faktor kunci di balik kebangkitan Sunderland: dari atmosfer stadion yang kembali membara, kepemimpinan tak terduga Granit Xhaka, hingga energi tak terbatas dari Noah Sadiki. Kita juga akan melihat bagaimana statistik mendukung klaim mereka sebagai salah satu tim paling tangguh di kandang musim ini.







