Setelah Jose Mourinho mempersembahkan treble winners 2010 silam, Inter Milan terjun bebas sepeninggalnya. Prestasi terbaik Nerazurri sebatas kancah domestik ketika era Antonio Conte kembali berhasil mendobrak pintu Scudetto dua tahun lalu. Tidak demikian di panggung Eropa, di mana Inter bak hilang ditelan bumi.
Selama nyaris 13 tahun, La Beneamata tak lebih dari semenjana di hadapan para elite Eropa di ajang prestisius Liga Champions.
Hari ini, Simone Inzaghi mengulangi episode malam magis sebagaimana ketika semua loyalis Inter di penjuru dunia menjadi saksi kala Mourinho dan para prajuritnya mengubur Barcelona -- yang di era 2010-an sedang ngeri-ngerinya -- di Camp Nou.
Sebiji gol dari kapten Lautaro Martinez cukup bagi Inter untuk menyingkirkan AC Milan dengan skor agregat 3-0 untuk merebut satu tiket final ke Istanbul, menghadapi Manchester City yang sukses menendang juara bertahan Madrid.
Meski Inter gagal mendulang Scudetto, Inzaghi tetap patut membusungkan dada seiring kesuksesan berkesinambungan yang telah dibangun dia untuk klub. 2022/23 akan menjadi kampanye terbaik sang allenatore muda.


.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)




