"Seperti Enam Suntikan Heroin Sehari" - Eks Liverpool Tentang Penggunaan Painkiller Dan Klaim Banyak Pemain 'Mengandalkan' Pengobatan Serupa

Chris Kirkland telah menggunakan tramadol untuk mengatasi rasa sakit akibat cedera selama karir bermainnya. Namun, ia menjadi ketergantungan pada obat tersebut dan akhirnya berjuang melawan kecanduannya selama satu dekade sebelum akhirnya berhenti mengonsumsi itu tahun lalu.

Tramadol akan ditambahkan ke daftar zat terlarang Badan Anti-Doping Dunia (WADA) mulai 1 Januari, yang berarti skorsing jangka panjang akan diberikan kepada atlet mana pun yang dinyatakan positif menggunakan tramadol.

Kirkland meyakini penggunaan obat tersebut tersebar luas di sepakbola dan cepat atau lambat seorang pemain akan diketahui menggunakannya. Dia mengatakan kepada The Athletic: "Seseorang akan tertangkap. Saya senang pelarangan ini terjadi karena ini adalah obat yang sangat berbahaya. Tapi Anda tidak bisa memberantasnya dan seseorang akan gagal dalam tes [doping], itu tidak bisa dihindari. Ini akan sangat sulit bagi banyak pemain karena ada banyak yang mengandalkannya."

Kirkland merinci perjuangannya yang mengerikan melawan kecanduannya, dengan menambahkan: "Saya mengetahui ketika saya masuk rehabilitasi bahwa saya meminum setara dengan enam suntikan heroin sehari. Itu adalah obat yang sangat jahat. Itu hampir membunuh saya, dan seharusnya membunuhku.

"Pada awalnya, ini memberi Anda perasaan yang baik. Itu membuat Anda merasa bahagia, jika Anda memiliki kecemasan atau semacamnya. Saya menggunakannya untuk rasa sakit, ya, tapi saya menggunakannya untuk rasa cemas lebih dari apa pun. Tapi itu mengacaukan mentalmu. Saya tahu setelah tiga bulan bahwa saya berada dalam masalah, bahwa saya akan bergantung padanya. Pada akhirnya, Anda membangun toleransi terhadapnya, itu tidak benar-benar menghasilkan apa-apa. Hanya saja tubuh Anda membutuhkannya, karena Anda kecanduan."

WADA awalnya ingin menerapkan larangan tramadol lebih awal sebelum 1 Januari, namun memutuskan untuk menunda penerapannya karena betapa adiktifnya obat itu, sehingga memberi atlet lebih banyak waktu untuk berhenti menggunakannya. Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) telah menghubungi anggotanya untuk memberi tahu mereka tentang risiko dan deadline yang akan datang.