GettySepakbola Kini Pakai Kartu BIRU & UNGU?! FIFA Jajal Mekanisme VAR Baru Di Piala Dunia U-20
‘Sistem baru yang stabil dan hemat biaya’ milik FIFA
Sistem baru ini bernama Football Video Support (FVS). Menurut laporan BBC, uji coba FVS—yang digambarkan FIFA sebagai sistem yang “stabil dan hemat biaya”—mulai diterapkan di kompetisi yang tidak sanggup membayar teknologi VAR penuh. Serie C Italia dan Primera Federación (divisi tiga Liga Spanyol), serta Liga F (kasta tertinggi Liga Spanyol putri) menjadi kompetisi pertama yang memakai FVS secara penuh sejak Agustus. Uji coba juga dilakukan di Serie A Putri Italia, serta di Copa Paulista dan Copa do Brasil Feminina di Brasil.
Bagaimana cara kerja kartu ungu dan biru?
Setiap manajer diberi selembar kartu di awal laga—satu ungu dan satu biru untuk membedakan tim—yang hanya boleh digunakan oleh mereka atau staf senior yang mereka tunjuk. Masing-masing kubu mendapat dua jatah challenge, dan seperti dalam bulu tangkis atau tenis, satu jatah akan hangus jika tantangan tersebut tak berhasil, sementara tetap utuh jika tantangan diterima.
Pemain juga boleh meminta manajer melakukan challenge, tetapi permintaan harus langsung diajukan sesaat setelah insiden terjadi. Untuk mengajukan challenge secara resmi, manajer wajib memutar jari di udara lalu menyerahkan kartunya kepada ofisial keempat.
Penggunaan terbaru FVS terjadi dalam laga semi-final Piala Dunia U-20 antara Maroko vs Prancis, Kamis (16/10) kemarin. Pelatih Maroko, Mohamed Ouahbi, mengacungkan kartu ungu setelah klaim penalti timnya diabaikan. Wasit kemudian meninjau tayangan ulang di monitor tepi lapangan. Saat itu wasit tak mengubah keputusannya, mengecewakan Maroko. Kendati demikian, tim asuhan Ouahbi akhirnya tetap melaju ke final usai menang via adu penalti.
Sayangnya, proses peninjauan tetap memakan waktu lama. Sejumlah suporter menilai sistem ini justru akan dijadikan alat untuk mengganggu ritme lawan. Pengguna X @krasmanalderey menyindir, “Ini jelas nggak bakal disalahgunakan buat buang-buang waktu…” sementara @pincigoat menambahkan, “Tim yang tertinggal menjelang akhir laga bakal asal mengajukan challenge, dan wasit harus pergi ke monitor untuk memeriksa kejadian random.”
Pengguna lain, @Valkyrie1336786, bahkan menyeret pelatih Arsenal dengan komentar, “Jangan kasih tahu Mikel Arteta!!! Bisa-bisa kita nggak pernah selesai main!”
Getty ImagesBeda FVS dan VAR
FIFA menyatakan bahwa FVS hanya digunakan untuk “kemungkinan adanya kesalahan jelas dan nyata, atau insiden serius yang terlewat terkait dengan skenario berikut: seperti gol/tidak gol, penalti/tidak penalti, atau kartu merah langsung (bukan kartu kuning kedua)". Pierluigi Collina—mantan wasit legendaris yang kini menjabat ketua Komite Wasit FIFA—mengaku cukup puas oleh hasil uji coba awal, meski menegaskan FVS tidak dimaksudkan untuk menggantikan VAR sepenuhnya.
“FVS adalah alat bantu untuk wasit di kompetisi dengan sumber daya dan jumlah kamera terbatas. Sistem ini tidak boleh dipandang sebagai VAR, atau versi modifikasinya, karena tidak melibatkan ofisial video yang memantau setiap insiden,” jelas Collina.
AFPTimnas Indonesia jajal kartu ungu & biru?
Pemakaian kartu biru dan ungu berikutnya dapat terjadi pada hari Senin (20/10) pagi WIB, ketika Maroko berjumpa Argentina di partai final Piala Dunia U-20. FVS juga akan diuji coba di Piala Dunia U-17 putra dan putri 2025 yang masing-masing digelar di Qatar dan Maroko. Artinya, Timnas Indonesia U-17 putra dapat menjajal mekanisme anyar tersebut. Sejumlah negara anggota FIFA juga dijadwalkan ikut ambil bagian dalam uji coba akhir tahun ini atau awal 2026.
FIFA berencana terus memakai FVS pada kompetisi yang hanya disiarkan dengan maksimal empat kamera, berbeda dengan sistem multi-kamera canggih seperti yang dipakai liga-liga top dunia.
Iklan