Indonesia v Iraq - FIFA World Cup Asian 2nd QualifierGetty Images Sport

Sepakbola Irak: Dari Negeri Perang Ke Generasi Diaspora

Article continues below

Article continues below

Article continues below


Oleh Alvino Hanafi

Sepakbola menjadi simbol persatuan dan harapan di Irak, dari masa kejayaan 1980-an, kelamnya era perang, hingga lahirnya generasi diaspora yang kini jadi tulang punggung timnas. Di balik konflik panjang, Singa Mesopotamia tetap menjadi kekuatan besar Asia. 

  • TOPSHOT-FBL-ASIA2007-INA-IRQ-KSAAFP

    GAMBARAN BESAR

    Sepakbola adalah olahraga paling populer di Irak. Lebih dari sepertiga penduduk disebut sebagai penggemar setia. Tim nasional Irak dijuluki Usood al-Rafidayn (Singa Mesopotamia), mengambil simbol singa dari peradaban Babilonia yang sejak lama melambangkan kekuatan dan kejayaan.

    Irak pernah tampil di Piala Dunia 1986 di Meksiko dan menjadi juara Piala Asia 2007. Meski kerap dilanda perang, sepakbola tetap hidup di negeri ini dan bahkan melahirkan legenda-legenda seperti Ahmed Radhi dan Younis Mahmoud. 

  • Iklan
  • KEBANGKITAN & KEJATUHAN: KISAH PANJANG SEPAKBOLA IRAK

    Sepakbola Irak memiliki sejarah panjang yang penuh warna; dari masa kejayaan, keterpurukan akibat perang, hingga kebangkitan kembali di panggung Asia. Perjalanan panjang ini bukan sekadar kisah olahraga, melainkan juga cerminan perjuangan dan semangat persatuan rakyat Irak di tengah berbagai ujian.

  • WC86-BELGIUM-IRAQAFP

    GENERASI EMAS PERTAMA: MASA KEJAYAAN 1980-AN

    Dekade 1980-an menandai era keemasan pertama sepakbola Irak. Dalam kurun waktu singkat, tim nasional Irak mencatatkan prestasi luar biasa di berbagai ajang:

    • Emas Asian Games 1982 – Menegaskan posisi Irak sebagai kekuatan baru di Asia.

    • Juara Gulf Cup 1984 – Dominasi mereka di kawasan Teluk semakin terasa.

    • Juara Arab Cup dan Pan Arab Games 1985 – Simbol kejayaan Irak di wilayah sepakbola Arab.

    • Lolos ke Piala Dunia 1986 di Meksiko – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Irak tampil di panggung dunia. Dalam turnamen ini, Ahmed Radhi mencetak gol bersejarah ke gawang Belgia — satu-satunya gol Irak di Piala Dunia hingga kini.

  • PERANG TELUK & MASA KELAM SEPAKBOLA IRAK

    Kejayaan itu tak berlangsung lama. Perang Teluk (1990–1991) membawa dampak besar bagi dunia olahraga Irak. Negara itu terkena sanksi dan dilarang tampil di banyak kompetisi internasional.

    Pada dekade 1990-an, sepakbola Irak berada di bawah kendali Uday Hussein, putra diktator Saddam Hussein. Ia dikenal menegakkan disiplin dengan cara-cara brutal, termasuk menghukum para pemain yang tampil buruk. Masa ini kemudian dikenal luas sebagai “The Dark Era”, periode paling kelam dalam sejarah sepakbola Irak.

  • TERLIBAT "AGONY OF DOHA" (1993)

    Di kualifikasi Piala Dunia 1994, Irak terlibat salah satu drama paling ikonik di sepakbola Asia menghadapi Jepang pada 28 Oktober 1993. Samurai Biru saat itu berada di ambang kelolosan bersejarah ke putaran final Piala Dunia untuk pertama kalinya.

    Jika mengalahkan Irak di Doha, Qatar, Jepang akan dipastikan lolos tanpa harus bergantung pada hasil pertandingan lain. Tak disangka, Irak membuyarkan impian Jepang dengan gol penyeimbang 2-2 lewat Jaffar Omran di menit terakhir!

    Pertandingan ini dikenang kubu Jepang sebagai "Agony of Doha" alias Nestapa Doha. Kendati lebih menyakitkan untuk lawan, hasil seri juga mengubur harapan Irak untuk menembus turnamen utama di Amerika Serikat.

  • JADI TIM MUSAFIR: LAGA TANPA TANAH AIR

    Larangan FIFA membuat Irak tak bisa memainkan laga kandang di tanah sendiri selama bertahun-tahun. Mereka harus “mengembara” dan menjamu lawan di berbagai kota seperti Amman, Doha, Dubai, Teheran, hingga Erbil.

    Laga terakhir Irak di Baghdad sebelum larangan terjadi pada 2001 saat menghadapi Bahrain. Periode ini menjadikan tim nasional Irak sebagai tim musafir, berjuang tanpa dukungan langsung dari publiknya sendiri.

  • TOPSHOT-FBL-ASIA2007-INA-KSA-IRQAFP

    GENERASI EMAS KEDUA: KEAJAIBAN PIALA ASIA 2007

    Di tengah kekacauan akibat perang dan konflik internal, Irak menulis kisah heroik baru. Pada Piala Asia 2007, mereka tampil luar biasa dan menjuarai turnamen tersebut setelah mengalahkan Arab Saudi 1-0 lewat gol Younis Mahmoud di final.

    Kemenangan ini lebih dari sekadar trofi, ia menjadi simbol persatuan nasional, membawa harapan dan kebanggaan bagi rakyat Irak di masa-masa sulit.

  • Iraq-South-Korea-World-Cup-Qualifiers-MatchAFP

    PULANG KE RUMAH: SIMBOL KEBANGKITAN

    Setelah lebih dari dua dekade tanpa laga kandang resmi, Irak akhirnya bisa kembali menjamu pertandingan internasional di negeri sendiri. Stadion Internasional Basra, berkapasitas 65.000 penonton, dibangun sebagai simbol kebangkitan olahraga Irak.

    Pada 2023, Basra sukses menjadi tuan rumah Arabian Gulf Cup, dan untuk melengkapi kisah indahnya, Irak keluar sebagai juara di hadapan publik sendiri, sebuah penutup manis dari perjalanan panjang menuju pemulihan.

  • Iraq v Japan: Group D - AFC Asian CupGetty Images Sport

    TAHUKAH ANDA?

    Diaspora Irak: Perang membuat banyak keluarga pindah ke Eropa. Kini, pemain diaspora jadi tulang punggung timnas, termasuk Zidane Iqbal, jebolan akademi Manchester United yang kini berkarier dengan FC Utrecht, dan Ali Al-Hamadi, penyerang Ipswich Town yang tengah dipinjam Luton Town.

    Legenda: Ahmed Radhi mencetak gol satu- satunya Irak di Piala Dunia 1986. Younis Mahmoud menjadi kapten juara Asia 2007.

    Liga Irak: Dikenal dengan "Baghdad's Big Four" (Al-Zawraa, Al-Shorta, Al-Quwa Al- Jawiya, Al-Talaba). Al-Shorta adalah juara bertahan dengan empat gelar beruntun hingga musim 2024/25.

    Pemain Irak di Liga Indonesia: Tercatat ada Anmar Almubaraki (Persiba), Brwa Nouri (Bali United), Brian Ferreira, Selwan Al-Jaberi, dan Frans Putros (Persib Bandung, 2025).

  • Indonesia v Iraq - FIFA World Cup Asian 2nd QualifierGetty Images Sport

    SEJARAH INDONESIA VS IRAK

    Pertemuan antara timnas Irak dan Indonesia telah 12 kali terjadi sepanjang sejarah, dengan catatan dominasi Irak yang cukup jelas: 9 kemenangan, 2 hasil imbang, dan 1 kemenangan untuk Indonesia. Pertemuan pertama kedua negara terjadi pada 18 Januari 1968 dalam ajang Kualifikasi Olimpiade, di mana Indonesia berhasil meraih kemenangan bersejarah dengan skor 2–1. Namun, setelah itu, Irak tampil jauh lebih superior.

    Duel terbaru berlangsung pada 6 Juni 2024 di Jakarta di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia babak kedua. Irak menunjukkan kualitas mereka dengan meraih kemenangan 2–0 atas tuan rumah Indonesia. Hasil ini sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan Irak atas Indonesia selama lebih dari setengah abad.

    Di tingkat klub, wakil kedua negara juga sempat bertemu di kancah Asia. Pada Asian Club Championship 1989–1990, Pelita Jaya menahan imbang Al Rasheed (klub asal Irak) dengan skor 1–1 di Jakarta. Sementara itu, dalam AFC Cup 2011, Persipura Jayapura harus mengakui keunggulan klub Irak Arbil SC setelah kalah dengan agregat 1–3 di babak perempat final.

  • Saudi Arabia and Indonesia - AFC Asian qualifiers  4th Round Group BGetty Images Sport

    BERIKUTNYA

    Indonesia akan kembali menantang Irak pada laga lanjutan ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Minggu (12/10) dini hari WIB. Ini menjadi partai hidup-mati bagi skuad Garuda setelah sebelumnya harus mengakui keunggulan Arab Saudi 3-2.

    Terlepas dari kekalahan tersebut, masih terbuka peluang bagi Indonesia untuk lolos otomatis ke putaran final tahun depan jika skenario memungkinkan.