Inter now or never GFXGetty/GOAL

Sekarang Atau Tidak Sama Sekali Untuk Inter: Tim Simone Inzaghi Yang Kurang Diapresiasi Harus Bangkit Dari Kegagalan Scudetto Dan Raih Kejayaan Liga Champions

Setelah menang 2-0 atas Feyenoord di De Kuip pada 5 Maret, Simone Inzaghi ditanya wartawan apakah Inter menargetkan dobel trofi. "Treble," sahut pelatih itu sambil mengacungkan tiga jari, tersenyum.

Target itu serius. Saat itu, Inter sudah hampir lolos ke perempat-final Liga Champions, mencapai semi-final Coppa Italia, dan memuncaki Serie A.

Kini, ada ketakutan nyata bahwa Nerazzurri akan mengakhiri musim tanpa trofi. Ini bakal jadi pukulan berat bagi tim yang kurang diapresiasi, yang mungkin tak lagi punya kesempatan meraih trofi Liga Champions yang sangat mereka idamkan.

  • FC Internazionale v Manchester City FC - UEFA Champions League Final 2022/23Getty Images Sport

    Patah Hati Di Istanbul

    Kekalahan di final Liga Champions 2023 melawan Manchester City sangat menyakitkan. Inter tak diunggulkan, banyak pakar memprediksi mereka akan dihajar tim Pep Guardiola.

    Namun, lini belakang Inter yang brilian berhasil meredam Erling Haaland. Meski tertinggal akibat gol keberuntungan Rodri, Inter mendominasi 15 menit terakhir.

    Sayangnya, peluang emas disia-siakan, terutama oleh Romelu Lukaku. Guardiola bercanda kepada MARCA, "Saya juara Eropa karena seorang pemain gagal di depan gawang!"

  • Iklan
  • FC Internazionale v Manchester City FC - UEFA Champions League Final 2022/23Getty Images Sport

    Bertekad, Bukan Patah Semangat

    Kekalahan itu membuat Inzaghi dan pemainnya frustrasi, tapi tak patah semangat. Justru, itu jadi motivasi.

    Di Istanbul, mereka mampu meladeni tim mahal seperti City dan, menurut Inzaghi, "layak setidaknya masuk perpanjangan waktu". Penampilan itu meningkatkan kepercayaan diri Inter, yang membantu mereka mendominasi Serie A musim lalu.

    Seharusnya mereka mempertahankan Scudetto musim ini, tapi kehabisan tenaga di akhir. Inter finis satu poin di belakang Napoli asuhan Antonio Conte, yang tak terbebani laga Eropa.

  • FBL-ITA-SERIEA-COMO-INTERAFP

    Kurang Tajam

    Inter punya peluang merebut puncak klasemen di pekan kedua terakhir, tapi gol penyama kedudukan di menit ke-90 saat imbang 2-2 melawan Lazio pada 18 Mei membuat Napoli hanya perlu mengalahkan Cagliari untuk juara—dan mereka melakukannya, berkat Scott McTominay. Inzaghi bahkan diusir karena memprotes penalti kontroversial Lazio akibat handball Yann Bisseck.

    Namun, kerusakan sebenarnya terjadi akhir April, saat Inter kalah dari Bologna dan Roma di liga, serta dipermalukan AC Milan di semi-final Coppa Italia. Inter tampak kelelahan, tanpa energi, dan Inzaghi mengeluhkan kurangnya "ketajaman" akibat jadwal padat.

    Di tengah krisis ini, Inter secara mengejutkan mengalahkan Barcelona yang brilian dan lebih muda dalam laga epik Liga Champions.

  • FC Internazionale Milano v FC Barcelona - UEFA Champions League 2024/25 Semi Final Second LegGetty Images Sport

    'Keindahan Sepakbola'

    Hasil imbang 3-3 di Barcelona adalah laga dramatis berkualitas tinggi. Leg kedua di San Siro bahkan lebih mendebarkan, nyaris membuat Ronaldo pingsan dan David Frattesi hampir kehilangan kesadaran usai mencetak gol kemenangan.

    "Ini luar biasa, saya tak tahu harus bilang apa," ujar Frattesi kepada Sky Sport Italia. "Ini keindahan sepakbola. Karier saya begitu—tak diberkahi bakat luar biasa, tapi saya tak pernah menyerah dan selalu percaya."

    Ucapan Frattesi mencerminkan Inter. Seperti kata Alessandro Bastoni usai menang 2-1 atas Bayern Munich, "Ada tim dengan bakat individu lebih besar, tapi kami bisa menyulitkan siapa pun."

  • Inzaghi Acerbi InterGetty

    'Usia Bukan Masalah'

    Tak bisa disangkal, Inter kurang diapresiasi dunia sepakbola, tapi di kalangan pelakunya, mereka sangat dihormati. Guardiola menyebut mereka "master pertahanan dan transisi", sementara Luis Enrique dari PSG menilai mereka "tim sejati" jelang final Liga Champions di Allianz Arena, Sabtu.

    Pertanyaan tersisa adalah, apakah Inter masih punya cukup tenaga untuk mengalahkan PSG setelah melawan Bayern dan Barcelona. Skuad Inter bukan tim muda—bahkan yang tertua di babak gugur. Starting line-up di Munich kemungkinan mencakup empat pemain di atas 30 tahun (Francesco Acerbi, Yann Sommer, Henrikh Mkhitaryan, Hakan Calhanoglou), dengan Bastoni sebagai "bayi" di usia 26. Inzaghi yakin usia bukan masalah, malah jadi keuntungan melawan PSG yang relatif tak berpengalaman.

    "Saya tidak melihat usia sebagai masalah," ujarnya kepada laman resmi UEFA. "Justru, itu membantu di momen-momen penting. Saya punya pemain hebat, tapi yang terpenting, pribadi hebat yang selalu bekerja maksimal dan tetap tenang."

  • FC Internazionale Milano v FC Barcelona - UEFA Champions League 2024/25 Semi Final Second LegGetty Images Sport

    Kesempatan Terakhir?

    Namun, waktu untuk Inzaghi dan skuad ini semakin menipis. Inzaghi dikabarkan dilirik klub lain, termasuk tawaran dari Arab Saudi yang bisa menjadikannya pelatih termahal di dunia.

    CEO Inter Beppe Marotta ingin mempertahankan "arsitek utama dari rentetan musim luar biasa ini". Tapi, meski Inzaghi bertahan, skuad Inter butuh penyegaran, yang berarti banyak pemain akan datang dan pergi musim panas ini.

    Saat ini, Inter kekurangan kedalaman skuad untuk bersaing di tiga kompetisi. Mereka memainkan 19 laga lebih banyak dari Napoli, dan itu terasa di akhir. Namun, satu laga tersisa— yang akan menentukan bagaimana musim ini, dan tim ini, dikenang pada akhirnya.

    Treble mungkin sirna, tapi di Munich pada Sabtu, Inter bisa mengangkat trofi terbesar. Ini peluang yang harus diambil Inzaghi dan pemainnya, karena mungkin ini yang terakhir.