Bagi penggemar sepakbola Liga Primer Inggris, periode akhir tahun adalah masa yang paling dinanti. Ketika liga-liga top Eropa lainnya seperti LaLiga, Bundesliga, dan Ligue 1 memilih untuk rehat sejenak menikmati libur musim dingin, Liga Primer justru tancap gas. Periode "Festive Fixtures" yang padat, terutama tradisi laga Boxing Day pada 26 Desember, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya sepakbola Inggris yang unik dan dicintai jutaan pasang mata di seluruh dunia.
Tradisi ini berakar kuat sejak akhir abad ke-19, ketika Boxing Day ditetapkan sebagai hari libur nasional pada 1871. Sepakbola kemudian menjadi hiburan utama bagi kelas pekerja yang ingin keluar rumah dan merayakan liburan bersama di tengah keterbatasan hiburan masa itu. Meski pertandingan tepat pada Hari Natal (25 Desember) telah dihapus sejak tahun 1965, semangat untuk menggelar pertandingan di sekitar hari raya tetap menyala hingga kini.
Namun, tradisi ini juga tidak lepas dari kritik terkait kelelahan pemain di era modern. Beberapa tahun terakhir, ada upaya penyesuaian jadwal agar lebih manusiawi bagi para atlet, termasuk penghapusan jadwal dua laga dalam waktu kurang dari 60 jam. Meski begitu, intensitas dan drama yang tersaji di lapangan hijau saat Natal tetap tak tergantikan dan menjadi ujian sesungguhnya bagi calon juara.
GOAL coba mengupas sejarah panjang di balik tradisi ini, membandingkannya dengan liga Eropa lain, serta menyajikan data statistik menarik. Tim mana yang paling jago saat Boxing Day? Siapa yang selalu sial? Dan apa saja momen paling gila yang pernah terjadi dalam sejarah sepakbola Inggris?





