Getty Images SportSengeri Itu! Ternyata Ini Alasan Amorim EMOH Main Medsos Selama Latih Manchester United
Amorim korban pelecehan & bullying paling keji
Investigasi BBC mencatat bos Manchester United Ruben Amorim menerima lebih dari 160 pesan online yang digambarkan ‘sangat abusif’ pada akhir pekan 8-9 November, dari total sekitar 2.000 pesan yang ditandai oleh perusahaan data Signify. Pesan-pesan itu mencakup ancaman pembunuhan dan ujaran kebencian, yang semuanya melanggar aturan platform tempat mereka diunggah seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok.
AFPAmorim: serangan medsos 'normal', tapi tidak saya baca
Dalam konferensi pers, Amorim berkata: “Pertama-tama, sekarang ini hal seperti itu sudah dianggap normal di profesi apa pun. Saat Anda berada di posisi publik seperti kami, itu lebih sulit, tapi saya tidak membacanya. Saya tidak pura-pura, saya betulan tidak membacanya. Saya melindungi diri dari semuanya. Saya tidak menonton TV ketika mereka membahas Manchester United. Bukan karena saya tidak setuju, justru banyak hal yang kalian katakan saya setuju. Tapi itu cara saya menjaga kesehatan mental. Ketika kami kalah, ketika kami imbang, saya tahu kami bermain buruk. Perasaan saya sebagai pelatih sudah cukup. Saya tidak butuh perasaan orang lain soal klub ini. Bagi saya, ini satu-satunya cara, tidak ada cara lain. Caranya ya melindungi diri sendiri.”
Amorim: cuan tambahan dari promosi media sosial "tidak worth it"
Amorim tidak memiliki akun resmi di X (Twitter), dan laman Instagram resmi miliknya terakhir memposting pada 2020. Ia mengakui kehilangan pemasukan tambahan dari promosi dan sponsor di media sosial, tapi menyebut itu harga yang layak dibayar demi tidak harus melihat hujatan keji yang diterimanya.
Pelatih asal Portugal itu menambahkan: “Tentu, saya kehilangan uang dari sponsor di Instagram. Saya bisa dapat banyak uang. Tapi bagi saya, kualitas hidup, perlindungan untuk keluarga, cara saya tetap menjalani hidup normal, saya jamin hidup saya normal, semua itu tak sepadan. Beberapa dolar atau poundsterling tambahan tidak sepadan. Saya melindungi diri, dan tidak ada yang bisa lebih keras mengkritik saya selain diri saya sendiri ketika kami kalah atau bermain buruk. Itu satu-satunya cara. Tapi ya, pelecehan dan serangan online sekarang sudah jadi hal yang normal. Ini satu-satunya cara untuk bertahan hidup di dunia seperti ini.”
AFPAmorim dan Manchester United jadi sasaran lagi?
Melihat statistik dari investigasi BBC, kemungkinan besar Amorim akan kembali menjadi korban kekerasan dan pelecahan online pekan ini. Pasalnya, Man United asuhannya tak bisa menang melawan West Ham yang notabene sedang terjebak di peringkat 18 klasemen Liga Inggris. Gol Diogo Dalot dinetralkan oleh lesakkan Soungoutou Magassa pada menit akhir, sehingga Setan Merah harus puas bermain imbang 1-1 melawan anak-anak asuh Nuno Espirito Santo, Jumat (5/12) dini hari WIB.
Pun seperti pengakuannya, ia menjadi sosok yang paling keras terhadap diri sendiri dan pemainnya ketika pertandingan tak berjalan sesuai harapan.
Dalam konferensi pers pasca-laga, Amorim berkata: “Frustrasi, marah banget, itu saja. Setelah gol pertama, kami kalah dalam duel bola kedua. Kami mencoba bertahan sepanjang waktu jauh dari gawang. Bola panjang datang, mereka menang bola kedua melawan tiga pemain kami, jadi kami harus lebih baik di babak kedua. Kami kalah karena bola kedua, bukan karena kurang pemain di depan. Kami sangat tidak konsisten, dan kalau melihat gol yang kami kebobolan, sebenarnya segalanya sudah di bawah kendali kami. Kami harus bisa lebih baik. Saya selalu merasa kami harus mencetak lebih banyak gol, dan saya yakin soal itu.”
Pelatih asal Portugal itu sangat kesal dengan para pemainnya karena kehilangan kendali permainan setelah Dalot membuka skor.
Kepada BBC Match of the Day, ia menegaskan: “Kami seharusnya menutup pertandingan dengan menguasai bola karena laga ini jelas untuk kami menangkan. Penampilan kami secara keseluruhan tidak sempurna. Kami punya momentum, tetapi kehilangan kendali pada beberapa menit di babak pertama dan babak kedua, terutama setelah gol di babak kedua. Pertandingan sudah jelas milik kami untuk dimenangkan dan kami punya kesempatan lewat [Matheus] Cunha untuk menyelesaikan permainan. Ini sangat bikin frustrasi karena Anda melihat laga ini, Anda punya kontrol, tetapi tetap tidak menang.”
Iklan



