Getty Images SportRuben Amorim Akui "Curi" Taktik Dari Rival Saat Manchester United Comeback Lawan Crystal Palace
Manchester United benamkan Crystal Palace
Kunjungan ke Selhurst Park, Minggu (30/11), sempat terlihat akan menjadi malam yang mengecewakan bagi Manchester United, setelah didominasi Crystal Palace sepanjang babak pertama. The Eagles pun unggul lebih dulu setelah Jean-Philippe Mateta mendapat penalti usai dilanggar kompatriotnya, Leny Yoro. Eksekusi pertama bintang Prancis itu dibatalkan karena double-touch yang tak disengaja, namun ia berhasil menaklukkan Senne Lammens dengan sah pada percobaan kedua.
Meski berada di bawah tekanan selama satu jam pertama, The Red Devils justru konsisten mengancaman dari situasi bola mati. Mereka hampir membuka skor di menit-menit awal, andai Dean Henderson tak melakukan penyelamatan ganda atas peluang Casemiro dari lemparan jauh. Upaya-upaya itu akhirnya berbuah di babak kedua. Dua kali Bruno Fernandes menjadi pengumpan, dengan gol penyeimbang datang lewat penyelesaian memutar Joshua Zirkzee dari sudut sempit, gol liga pertamanya dalam lebih dari setahun. Man United kemudian berbalik unggul lewat skema tendangan bebas cepat yang dimanfaatkan Mason Mount dengan tembakan dari tepi kotak penalti.
Amorim menegaskan setelah laga bahwa ia memang memberi penekanan lebih pada latihan set-piece, mengikuti tren pelatih-pelatih Liga Primer Inggris lain yang terus berinovasi dalam fase permainan tersebut. Ia juga menyebut waktu latihan yang lebih longgar tanpa kompetisi Eropa memberi keuntungan tersendiri, sementara tuan rumah lebih rentan akibat ritme pertandingan tengah pekan. Palace sendiri baru kalah 2-1 dari Strasbourg, Jumat (28/11), di Liga Konferensi.
"Kami mencuri banyak hal"
Saat ditanya soal meningkatnya efektivitas bola mati Man United, Amorim berkata: “Kami punya lebih banyak waktu untuk bekerja. Kami bekerja keras dan banyak belajar di Inggris. Kami mencuri banyak hal untuk bisa mencetak gol.”
Ia menambahkan: “Kami harus paham bahwa lawan kelelahan di babak kedua. Saat ritme ditingkatkan dan mereka langsung kebobolan, kami punya kendali.
“Di 10 menit terakhir babak pertama, saya merasa mereka mulai kesulitan dan itu akan semakin terlihat setelah jeda. Kami merasakan bahwa kami perlu mengubah sesuatu dalam cara kami bermain. Kami mencoba mengubah hal-hal kecil. Tapi intensitas dan kualitas koneksi permainan, terutama lewat Zirkzee, meningkat dan itu memperbaiki cara kami bermain secara keseluruhan.”
Skema bola mati menutupi minimnya kreativitas Manchester United
Meski Amorim berhak memuji efektivitas bola mati timnya, minimnya kreativitas dari open play tetap menjadi catatan penting. Setan Merah hanya menghasilkan 1,25 xG di Selhurst Park, sementara tuan rumah mencatat 1,97 xG menurut Opta.
Lebih mengkhawatirkan lagi, hanya 0,2 xG dari peluang Man United tersebut yang berasal dari open play. Meski Amorim menilai timnya mengontrol laga setelah jeda, data mendukung pandangan bahwa Man United cukup beruntung bisa membalikkan keadaan. Kedua tim sama-sama hanya menghasilkan 0,26 xG setelah jeda, sementara gol Zirkzee dan Mount tercipta dari peluang bernilai 0,05 xG.
Getty Images SportSelanjutnya bagi Manchester United
Tiga poin di markas Palace yang terlatih dengan baik tetaplah sangat berharga bagi Man United, terlepas dari bagaimana gol-gol mereka tercipta. Amorim kini mendapat sedikit ruang bernapas karena berhasil kembali ke jalur kemenangan usai tiga laga beruntun gagal memetik poin penuh. Setan Merah kini naik ke peringkat tujuh Liga Inggris, dan target berikutnya adalah kembali ke kompetisi Eropa musim depan. Perjalanan itu berlanjut saat mereka menjamu West Ham di Old Trafford pada Jumat (5/12) dini hari WIB.
Iklan



