Roberto Firmino Singkap Tabir Gelap Perseteruan Mohamed Salah & Sadio Mane Di Liverpool

Roberto Firmino menghabiskan delapan tahun yang tak terlupakan di Anfield sebelum bergabung dengan klub Arab Saudi, Al-Ahli, pada tahun ini. Sebagian besar kesuksesannya bersama Liverpool - yang mencakup kemenangan Liga Premier dan Liga Champions - dinikmati bareng Mohamed Salah dan Sadio Mane.

Meskipun ketiganya membentuk salah satu unit penyerang paling berbahaya di sepakbola dunia, mereka tidak hubungan harmonis- dengan satu insiden terkenal pada 2019 yang membuat pemain Mane, marah-marah di bangku cadangan Liverpool setelah Salah gagal mengoper bola kepadanya untuk melakukan tap-in.

Firmino, dalam buku barunya 'Si Senor: My Liverpool Years', mengatakan tentang rivalitas yang ada antara rekan setimnya di Anfield: "Saya mengenal mereka dengan sangat baik, mungkin lebih baik dari siapa pun. Saya berada di lapangan, tepat di tengah-tengah mereka. Saya melihat secara langsung tatapan, seringai, bahasa tubuh, ketidakpuasan saat salah satu dari mereka marah pada yang lain. Saya bisa merasakannya. Saya menjadi penghubung antara mereka dalam permainan menyerang kami dan menjadi pemadam kebakaran pada saat-saat itu. Bagi banyak orang, perselisihan [melawan Burnley] antara Sadio dan Mo adalah yang pertama; bagi beberapa orang, yang pertama dan terakhir. Namun, saya tahu bahwa hal tersebut telah terjadi sejak musim sebelumnya, 2018/19. Naluri dan tugas saya adalah meredakan situasi di antara mereka. Tuangkan air ke dalam api - jangan pernah menyiramkan bensin."

Firmino menambahkan: "Mereka tidak pernah berteman baik; masing-masing menjaga dirinya sendiri. Jarang sekali melihat mereka berdua berbicara dan saya tidak yakin apakah itu ada hubungannya dengan persaingan Mesir-Senegal di kompetisi Afrika. Saya benar-benar tidak tahu. Tetapi mereka juga tidak pernah berhenti berbicara, tidak pernah memutuskan hubungan. Mereka selalu bertindak dengan sangat profesional. Saya tidak pernah memihak. Itulah mengapa mereka mencintai saya: Saya selalu mengoper bola kepada keduanya; preferensi saya adalah untuk kemenangan tim. Banyak yang berfokus pada apa yang saya berikan kepada trio penyerang dalam hal taktis, tetapi mungkin yang sama pentingnya adalah elemen manusiawi: peran saya sebagai pembawa kedamaian, pemersatu. Jika saya tidak melakukan hal tersebut, maka hanya akan terjadi pertikaian di antara mereka berdua di atas lapangan. Mungkin karena itulah saya yang paling sering diganti oleh [Jurgen] Klopp. Kami bertiga memiliki kepribadian yang sangat berbeda dan bos tahu saya tidak akan melempar botol ke tanah atau semacamnya. Jika saya merasa terganggu, saya akan berbicara dengannya secara pribadi setelahnya. Ketika pergantian pemain diperlukan, lebih mudah untuk menarik keluar Bobby daripada mengganggu salah satu dari dua pemain lainnya. Semua orang, termasuk para pemain lain, tahu bagaimana cara kerjanya. Itu adalah rahasia terburuk di Liverpool - tentu saja, tidak ada yang pernah bertanya apa yang saya pikirkan atau bagaimana perasaan saya. Itulah sifat saya; tim adalah yang utama. Bos tahu itu."

Mane adalah anggota pertama dari tiga serangkai menakutkan yang memutuskan hubungan dengan Liverpool, saat pindah ke Bayern Munich pada 2022 dan akhirnya bergabung dengan Cristiano Ronaldo di Al-Nassr setahun kemudian, dan ada banyak spekulasi yang mengatakan bahwa Salah mungkin akan bergabung pada tahun depan - dengan berbagai laporan yang mengklaim bahwa tim-tim di Arab Saudi mengantre untuk mendapatkan tawaran transfer lebih dari £200 juta ($ 245 juta) untuk superstar Mesir itu.