Inter Champions League final GFXGetty/GOAL

Rating Pemain Inter Vs PSG: Penampilan Buruk Federico Dimarco Merangkum Kegagalan Total Inter Di Final Liga Champions Yang Memalukan

Harapan Inter Milan untuk memenangkan Liga Champions pertama dalam 15 tahun hancur lebur di tangan Paris Saint-Germain pada Minggu (1/6) dini hari WIB, dengan Nerazzurri menderita kekalahan memalukan dan bersejarah 5-0 di Allianz Arena.

Tim asuhan Simone Inzaghi pernah apes kalah dari Manchester City di final dua tahun lalu, namun kali ini mereka benar-benar dikalahkan sejak awal hingga akhir oleh tim yang jauh lebih unggul.

Inter tak membantu diri mereka sendiri dengan pertahanan yang sangat buruk. Mereka sudah tertinggal 2-0 dalam 20 menit pertama, setelah Achraf Hakimi membuka skor dari jarak dekat dan Federico Dimarco memantulkan tembakan Desire Doue melewati Yann Sommer yang tak berdaya.

Inzaghi melakukan pergantian pemain di babak kedua, namun sia-sia. Doue mencetak gol keduanya untuk memastikan kemenangan PSG, sebelum Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu menambah penderitaan Inter.

Berikut adalah penilaian GOAL untuk semua pemain Inter di Munich...

  • Paris Saint-Germain v FC Internazionale Milano - UEFA Champions League Final 2025Getty Images Sport

    Kiper & Bek

    Yann Sommer (5/10):

    Gagal mengulang aksi heroiknya melawan Barcelona, kiper Swiss ini tak punya peluang menahan gol-gol PSG.

    Denzel Dumfries (3/10):

    Pahlawan Inter di semi-final jadi tak terlihat di sini, gagal menyerang karena sibuk bertahan melawan Kvaratskhelia dan kawan-kawan.

    Benjamin Pavard (4/10):

    Kehadirannya jadi dorongan, tapi bek Prancis yang baru pulih ini kesulitan menghadapi lini depan PSG yang dinamis.

    Francesco Acerbi (5/10):

    Seperti biasa, berusaha keras menjaga lini belakang Inter, tapi usaha bek 37 tahun ini sia-sia.

    Alessandro Bastoni (3/10):

    Salah satu pemain Inter yang lebih baik dalam penguasaan bola, tapi itu tak banyak artinya. Ia kesulitan menghadapi Doue, terutama saat kehilangan jejak pada gol ketiga PSG.

    Federico Dimarco (2/10):

    Penampilan yang benar-benar buruk dari Dimarco, yang bersalah pada dua gol PSG di babak pertama. Ia membuat semua pemain PSG onside untuk gol pertama dan dengan pengecut membelakangi bola pada gol kedua.

  • Iklan
  • FBL-EUR-C1-PSG-INTER-FINALAFP

    Gelandang

    Nicolo Barella (3/10):

    Tak bisa disalahkan soal usaha, ia terus berjuang hingga akhir. Namun, kualitas permainannya jauh dari cukup, dan ia ikut bertanggung jawab atas gol kedua PSG karena gagal mencegah serangan balik.

    Hakan Calhanoglu (2/10):

    Final ini membuktikan bahwa gelandang Turki ini bukan pemain elite. Umpannya sangat buruk, dan ia kewalahan menghadapi Vitinha.

    Henrikh Mkhitaryan (3/10):

    Pemain veteran Armenia ini mengoper bola cukup baik, tapi ia terlihat menua di usia 36 tahun saat melawan Neves yang berusia 20 tahun.

  • FBL-EUR-C1-PSG-INTER-FINALAFP

    Penyerang

    Lautaro Martinez (3/10):

    Meski dinyatakan cukup fit untuk bermain setelah cedera, kapten Argentina ini tampak tak seperti biasanya dan tidak punya dampak sama sekali. Kekalahan ini akan sulit diterima sang kapten inspiratif Inter.

    Marcus Thuram (3/10):

    Ada sedikit kilatan kemampuan di awal laga, tapi seperti rekan setimnya, ia tak pernah benar-benar masuk ke permainan. Ia kekurangan suplai bola, namun juga gagal memanfaatkan peluang yang ada.

  • Paris Saint-Germain v FC Internazionale Milano - UEFA Champions League Final 2025Getty Images Sport

    Pergantian & Pelatih

    Kristjan Asllani (5/10):

    Masuk menggantikan Calhanoglu di babak kedua, tapi tak membawa perubahan.

    Yann Bisseck (N/A):

    Menggantikan Pavard, tapi segera keluar karena cedera.

    Nicola Zalewski (5/10):

    Tampil lebih baik dari Dimarco yang digantikannya, tapi itu bukan hal sulit.

    Carlos Augusto (5/10):

    Menggantikan Mkhitaryan yang kelelahan, tapi kesulitan menunjukkan pengaruh.

    Matteo Darmian (5/10):

    Masuk setelah Bisseck cedera.

    Simone Inzaghi (5/10):

    Bisa memainkan skuad terkuatnya, meski Lautaro dan Pavard jelas tak sepenuhnya fit. Tidak ada alasan untuk penampilan buruk ini, tapi Inzaghi tak sepenuhnya bisa disalahkan atas pertahanan lemah anak asuhnya yang terkadang amatir. Harus diakui PSG tampil luar biasa, sehingga mungkin tak banyak yang bisa dilakukan Inzaghi melawan lawan muda dan berbakat ini.