- Rangnick kembali mengkritik mantan klubnya
- Singgung masalah transfer dan kurangnya kepemimpinan
- Setan Merah baru saja mengalami musim EPL terburuk
GettyRalf Rangnick Sebut Manchester United Punya 'Masalah Kepemimpinan' Dan Tuduh Mantan Klubnya 'Berjudi' Di Pasar Transfer
APA YANG TERJADI?
Manchester United menjalani musim terburuk dalam sejarah Liga Primer mereka, finis di peringkat 15 dengan hanya 11 kemenangan dari 38 pertandingan. Tim asuhan Ruben Amorim ini juga gagal meraih trofi, memperpanjang paceklik gelar sejak terakhir kali juara di era Sir Alex Ferguson. Penampilan buruk ini menunjukkan jarak yang masih jauh untuk bisa bersaing memperebutkan gelar Liga Primer.
Ralf Rangnick, yang pernah menjadi manajer interim Setan Merah dari Desember 2021 sampai Mei 2022, kembali mengkritik mantan klubnya. Ia menyoroti kegagalan strategi transfer klub dan kurangnya kepemimpinan yang jelas di Old Trafford. Menurutnya, masalah ini berakar sejak kepergian Ferguson pada 2013, yang meninggalkan kekosongan dalam pengambilan keputusan strategis.
Kritik Rangnick ini muncul di tengah perjuangan United untuk bangkit. Meski telah menghabiskan ratusan juta poundsterling untuk transfer, klub masih terpuruk di papan tengah. Pergantian pelatih berulang kali, termasuk kedatangan Amorim, belum membawa perubahan signifikan, membuat masa depan klub masih penuh tanda tanya.
AFPGAMBARAN BESAR
Kritik ini datang dari Ralf Rangnick, yang pernah menjabat sebagai manajer interim United antara Desember 2021 dan Mei 2022. Selama masa singkatnya, ia terkenal dengan pernyataannya bahwa klub membutuhkan "operasi jantung terbuka" untuk bisa mengembalikan masa kejayaan.
Kini, ia kembali memberikan pandangannya mengenai perjuangan berkelanjutan United, dengan menyoroti kegagalan klub di pasar transfer dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, strategi transfer klub lebih mirip sebuah pertaruhan yang tidak sehat secara finansial dan strategis untuk jangka panjang.
Lebih jauh, Rangnick merasa ada kekosongan kepemimpinan di Old Trafford yang belum teratasi sejak Sir Alex Ferguson pensiun lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada 2013. Menurutnya, inilah akar dari pengambilan keputusan yang sering kali tidak konsisten di dalam klub.
APA YANG DIKATAKAN?
Dalam wawancaranya dengan Sport, Rangnick secara terang-terangan menjelaskan filosofi transfernya. "Jika saya adalah pemilik atau direktur olahraga, saya hanya akan berinvestasi pada pemain muda," ujarnya. Ia mempertanyakan logika menghabiskan dana besar untuk pemain yang lebih tua, yang menurutnya tidak masuk akal dari sisi bisnis maupun olahraga.
Rangnick kemudian memaparkan perhitungannya: "Apakah masuk akal menghabiskan biaya transfer £30, £40, atau £50 juta untuk pemain berusia 28 atau 30 tahun?" Ia mengalkulasi, dengan kontrak lima tahun dan gaji rata-rata £15 juta per tahun, total investasi untuk satu pemain bisa mencapai £150 juta, termasuk biaya agen. "Untuk apa?" tanyanya retoris.
Ia menegaskan bahwa investasi semacam itu tidak akan pernah kembali modalnya. "Anda tidak akan pernah mendapatkan uang itu kembali," katanya. Ia menyamakan strategi ini dengan sebuah pertaruhan yang berisiko tinggi dan menegaskan, "Jika apes, di tahun-tahun terakhir kontraknya, pemain itu bahkan tidak bermain lagi. Saya tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi."
LEBIH LANJUT...
Rangnick juga secara spesifik menuduh United memiliki "masalah kepemimpinan". "Sejak saya pergi, mereka telah menghabiskan £700 hingga £800 juta dan tim berada di peringkat ke-15," kritiknya. Ia menyoroti siklus pergantian pelatih yang terus-menerus, termasuk kehadiran pelatih saat ini, Ruben Amorim, yang menurutnya sangat bagus namun tetap akan kesulitan tanpa arah yang jelas dari manajemen.
"Jika pada akhirnya tidak berhasil, pelatih lain akan datang, dengan sistem baru, filosofi baru, dan membawa pemain lain," lanjutnya. Ia menekankan pentingnya memiliki figur yang menentukan arah dan perencanaan jangka panjang klub. "Harus ada seseorang yang memutuskan apa perencanaannya," tegasnya, merujuk pada filosofi yang dipegang oleh legenda seperti Johan Cruyff.
Menurutnya, akar masalah ini dapat ditelusuri kembali ke tahun 2013 saat Sir Alex Ferguson pensiun. "Dia adalah dalang dari segalanya. Ketika dia pergi, beberapa orang penting itu mungkin ikut pergi bersamanya. Sejak saat itu, saya pikir klub ini punya masalah kepemimpinan: siapa yang benar-benar membuat keputusan dan mengapa mereka melakukannya?" simpulnya.
Getty ImagesBERIKUTNYA?
Kritik Rangnick datang di saat Old Trafford kembali sibuk dengan agenda transfer. Klub telah berhasil mendatangkan Matheus Cunha dari Wolves dan kini juga sedang berusaha untuk merekrut Mbeumo dari Brentford untuk memperkuat lini serang mereka.
Selain mendatangkan pemain baru, tim asuhan Amorim juga berusaha untuk melepas pemain-pemain yang dianggap gagal bersinar dan tidak masuk dalam rencana. Nama-nama seperti Jadon Sancho dan Antony disebut-sebut masuk dalam daftar jual, sementara masa depan beberapa penyerang lain seperti Marcus Rashford dan Alejandro Garnacho juga sedang dipertimbangkan.
Langkah-langkah di bursa transfer ini merupakan bagian dari upaya perombakan skuad menjelang dimulainya musim baru. Tujuannya jelas: memperbaiki performa buruk musim lalu dan membangun kembali tim yang mampu bersaing di level tertinggi, sesuai dengan harapan para penggemar.

