Di tengah gempuran jadwal kompetisi yang paling brutal di antara seluruh klub Liga Primer, Crystal Palace justru menunjukkan anomali yang luar biasa. Tim asuhan Oliver Glasner, yang baru pertama kali merasakan atmosfer kompetisi Eropa, sukses menembus empat besar klasemen sementara. Mereka mengangkangi tim-tim mapan yang memiliki kedalaman skuad jauh lebih mewah.
Kemenangan 2-1 atas Fulham menjadi bukti terbaru dari ketangguhan mental The Eagles. Meski para pemainnya memeras keringat lebih banyak dari siapa pun di liga — dengan lima pemain Palace mendominasi daftar menit bermain terbanyak — mereka menolak untuk menjadikan kelelahan sebagai alasan. Sebaliknya, keterbatasan itu diubah menjadi kekuatan kolektif yang sulit ditaklukkan.
Kunci dari fenomena ini terletak pada efisiensi taktik Glasner dan kepemimpinan krusial dari kapten Marc Guehi. Di saat rotasi menjadi kemewahan yang tak terjangkau, para pilar utama Palace dipaksa bermain melampaui batas fisik mereka. Namun, data menunjukkan bahwa mereka justru semakin tajam di momen-momen kritis.
GOAL coba membedah statistik "gila" di balik beban kerja pemain Palace, menganalisis peran vital Guehi yang nyaris pindah ke Liverpool, serta mengulas bagaimana strategi "penguasaan bola rendah" Glasner menjadi senjata mematikan untuk menaklukkan tim-tim besar. Mari kita simak bagaimana Elang London Selatan ini terbang tinggi melawan arus.






