Aston Villa v Crystal Palace - Premier LeagueGetty Images Sport

Ancam Dominasi Big Four! Bagaimana Oliver Glasner Bawa Crystal Palace Terbang Tinggi Dengan Taktik Anti-Penguasaan Bola

Di tengah gempuran jadwal kompetisi yang paling brutal di antara seluruh klub Liga Primer, Crystal Palace justru menunjukkan anomali yang luar biasa. Tim asuhan Oliver Glasner, yang baru pertama kali merasakan atmosfer kompetisi Eropa, sukses menembus empat besar klasemen sementara. Mereka mengangkangi tim-tim mapan yang memiliki kedalaman skuad jauh lebih mewah.

Kemenangan 2-1 atas Fulham menjadi bukti terbaru dari ketangguhan mental The Eagles. Meski para pemainnya memeras keringat lebih banyak dari siapa pun di liga — dengan lima pemain Palace mendominasi daftar menit bermain terbanyak — mereka menolak untuk menjadikan kelelahan sebagai alasan. Sebaliknya, keterbatasan itu diubah menjadi kekuatan kolektif yang sulit ditaklukkan.

Kunci dari fenomena ini terletak pada efisiensi taktik Glasner dan kepemimpinan krusial dari kapten Marc Guehi. Di saat rotasi menjadi kemewahan yang tak terjangkau, para pilar utama Palace dipaksa bermain melampaui batas fisik mereka. Namun, data menunjukkan bahwa mereka justru semakin tajam di momen-momen kritis.

GOAL coba membedah statistik "gila" di balik beban kerja pemain Palace, menganalisis peran vital Guehi yang nyaris pindah ke Liverpool, serta mengulas bagaimana strategi "penguasaan bola rendah" Glasner menjadi senjata mematikan untuk menaklukkan tim-tim besar. Mari kita simak bagaimana Elang London Selatan ini terbang tinggi melawan arus.

  • Fulham v Crystal Palace - Premier LeagueGetty Images Sport

    Statistik Beban Kerja yang Mencengangkan

    Crystal Palace memegang predikat yang tidak diinginkan namun membanggakan musim ini: tim paling sibuk di Inggris. Statistik menunjukkan mereka telah memainkan 24 pertandingan di semua kompetisi, jumlah tertinggi dibandingkan klub Liga Primer lainnya, termasuk peserta Liga Champions seperti Liverpool dan Arsenal. Bagi tim dengan kedalaman skuad terbatas, ini adalah resep bencana yang sempurna.

    Lebih mencengangkan lagi, daftar pemain dengan menit bermain terbanyak di liga didominasi oleh penggawa Palace. Maxence Lacroix memimpin dengan 2.160 menit, diikuti Daniel Munoz, Marc Guehi, Jean-Philippe Mateta, dan Chris Richards. Lima dari sembilan pemain outfield dengan menit terbanyak berasal dari Selhurst Park. Ini membuktikan betapa Glasner memeras tenaga pemain utamanya hingga tetes terakhir.

    Namun, alih-alih runtuh karena kelelahan, Palace justru menunjukkan ketahanan fisik yang luar biasa. Mereka mampu menjaga konsistensi performa di tengah jadwal "Kamis-Minggu" yang terkenal membunuh tim-tim non-unggulan. Fakta bahwa mereka bisa menembus empat besar dengan beban kerja seberat ini adalah testimoni nyata bagi departemen kebugaran dan mentalitas baja para pemainnya.

    Situasi ini menyoroti risiko besar yang diambil Glasner. Dengan ketergantungan ekstrem pada segelintir pemain, cedera satu pilar saja bisa meruntuhkan segalanya. Namun sejauh ini, pertaruhan tersebut terbayar lunas dengan posisi elite di klasemen, membuktikan bahwa terkadang kontinuitas starting XI lebih berharga daripada rotasi yang berlebihan.

    Tim EPL dengan Jumlah Pertandingan Terbanyak (2025/26)

    TimJumlah Pertandingan
    Crystal Palace24
    Liverpool, Spurs23
    Arsenal, Man City, Chelsea22
    Aston Villa, Nottm Forest21
    Man Utd16
  • Iklan
  • Guehi(C)Getty Images

    Faktor Marc Guehi: Kapten yang Nyaris Pergi

    Keberhasilan Palace musim ini tidak bisa dilepaskan dari sosok Marc Guehi. Kapten tim ini nyaris berseragam Liverpool di musim panas lalu, namun keputusan manajemen untuk menahannya terbukti menjadi langkah terbaik tahun ini. Guehi bukan hanya pemimpin di ruang ganti, tapi juga monster di lapangan yang mendominasi statistik pertahanan.

    Data statistik berbicara lantang mengenai dominasinya. Guehi memiliki tingkat keberhasilan duel tertinggi ketiga di liga (66,7 persen) dan dominasi udara yang impresif (71,4 persen). Kehadirannya memberikan rasa aman yang vital bagi tim yang sering ditekan lawan. Lebih dari itu, ia juga berkontribusi besar dalam membangun serangan, mencatatkan 129 operan pemecah garis (line-breaking passes), peringkat kelima terbaik di antara bek tengah.

    Kontribusi Guehi tidak berhenti di lini belakang. Gol kemenangannya melawan Fulham dan assist krusial di laga sebelumnya membuktikan insting pembunuhnya di kotak penalti lawan. Dengan dua gol dan dua assist musim ini, ia menjadi salah satu bek paling produktif dalam menyerang. Ia adalah definisi pemimpin yang memimpin dengan contoh nyata di kedua ujung lapangan.

    Tabel di bawah ini membandingkan statistik duel Guehi dengan bek-bek elite lainnya di Liga Primer, menunjukkan bahwa ia layak disejajarkan dengan nama besar seperti Van Dijk.

    Statistik Duel Bek Tengah EPL 2025/26

    PemainTimDuel Dimenangkan% Sukses
    Virgil van DijkLiverpool10078,1 persen
    Nordi MukieleSunderland9467,1 persen
    Marc GuehiCrystal Palace8266,7 persen
    Ibrahima KonateLiverpool9466,2 persen



  • Fulham v Crystal Palace - Premier LeagueGetty Images Sport

    Efisiensi Brutal: Menang Tanpa Menguasai Bola

    Oliver Glasner telah mengubah Crystal Palace menjadi tim pragmatis yang mematikan. Statistik menunjukkan bahwa Palace adalah raja kemenangan dengan penguasaan bola rendah. Kemenangan atas Fulham diraih hanya dengan 37 persen penguasaan bola, membuktikan bahwa mereka tidak butuh dominan untuk mendominasi skor.

    Ini adalah kali kedelapan di tahun 2025 di mana Palace memenangkan laga dengan penguasaan bola di bawah 40 persen, rekor tertinggi di liga. Strategi ini sangat cerdas untuk menghemat energi skuad yang kelelahan. Mereka membiarkan lawan menguasai bola, namun menutup ruang berbahaya dan menghukum lewat serangan balik cepat atau bola mati.

    Peran Adam Wharton dan Eddie Nketiah sangat krusial dalam sistem ini. Wharton menyediakan visi umpan progresif, sementara Nketiah memberikan kerja keras defensif di lini depan (14 aksi bertahan vs Fulham). Efisiensi ini menjadi penyeimbang dari kurangnya kedalaman skuad.

    Klasemen sementara menunjukkan bahwa pendekatan pragmatis ini berhasil membawa mereka ke posisi elite, bersaing dengan tim-tim yang menghabiskan dana jauh lebih besar.

    Klasemen Sementara EPL (Papan Atas)

    PosTimMainMenangPoin
    1Arsenal151033
    2Man City151031
    3Aston Villa15930
    4Crystal Palace15726
  • Crystal Palace v Liverpool - Premier LeagueGetty Images Sport

    Kebangkitan Eddie Nketiah dan Solusi Lini Depan

    Di tengah absennya Ismaila Sarr dan kelelahan Jean-Philippe Mateta, Eddie Nketiah muncul sebagai pahlawan yang dibutuhkan. Mantan penyerang Arsenal ini membuktikan kapasitasnya bukan hanya sebagai pencetak gol, tetapi juga pekerja keras. Golnya ke gawang Fulham adalah buah dari ketajamannya, namun kontribusi defensifnya yang mencatatkan 14 aksi bertahan adalah kejutan yang menyenangkan.

    Keraguan mengenai kemampuan Nketiah di level tertinggi mulai terkikis. Ia menunjukkan bahwa ia bisa menjadi solusi rotasi yang efektif di lini depan. Fleksibilitasnya untuk bermain melebar atau sebagai ujung tombak memberikan opsi taktis berharga bagi Glasner di tengah badai cedera dan jadwal padat.

    Wharton juga layak mendapat pujian khusus. Umpan visionernya yang membelah pertahanan Fulham adalah kunci gol Nketiah. Gelandang muda ini terus menunjukkan kedewasaan permainan yang jauh melampaui usianya, menjadi metronom yang mengatur tempo serangan balik Palace yang mematikan.

    Kombinasi Nketiah dan Wharton memberikan dimensi baru bagi serangan Palace. Mereka tidak lagi hanya mengandalkan fisik Mateta atau kecepatan Eze (yang sudah pindah), tetapi juga kecerdasan pergerakan dan umpan-umpan presisi. Ini menambah variasi serangan yang membuat Palace semakin sulit ditebak oleh lawan.

  • Tantangan Berikutnya: Ujian Manchester City

    Ujian sesungguhnya bagi ambisi empat besar Palace akan datang pekan depan saat menjamu Manchester City. Namun, ada sedikit keuntungan yang bisa dimanfaatkan. Palace "hanya" akan menghadapi Shelbourne di Conference League, memungkinkan Glasner melakukan rotasi pemain, sementara City harus melawat ke markas Real Madrid di Liga Champions.

    Laga ini akan menjadi pembuktian apakah efisiensi pertahanan Palace mampu meredam mesin gol City. Dengan modal pertahanan yang solid (hanya kebobolan 12 gol, terbaik ketiga di liga), Palace punya peluang untuk menyulitkan juara bertahan tersebut di Selhurst Park.

    Jadwal bulan Desember akan menjadi penentu apakah Palace benar-benar layak disebut kandidat empat besar. Laga melawan Leeds, Tottenham, dan Newcastle secara beruntun akan menguji kedalaman skuad yang tipis ini hingga titik nadir.

    Jika Palace bisa melewati periode ini tanpa badai cedera baru, mereka akan menjadi ancaman serius bagi tatanan "Big Six". Glasner telah membuktikan bahwa dengan sistem yang tepat, semangat juang tinggi, dan dukungan data statistik yang solid, keterbatasan skuad bisa diatasi untuk meraih prestasi luar biasa.

    Lima Jadwal Berikutnya Crystal Palace

    LawanKandang/TandangKompetisi
    Man CityKandangEPL
    Leeds UtdTandangEPL
    TottenhamKandangEPL
    FulhamKandangEPL
    NewcastleTandangEPL



0