Nottingham Forest v AS Monaco - Pre-Season FriendlyGetty Images Sport

Dipimpin Paul Pogba, 51 Atlet Tanda Tangani Petisi Desak UEFA Larang Israel Dari Sepakbola

Kampanye untuk menangguhkan Israel dari kompetisi sepakbola internasional telah mencapai babak baru yang signifikan. Sebuah koalisi yang terdiri dari 51 atlet profesional dari seluruh dunia muncul sebagai suara baru yang kuat, menyatukan kekuatan mereka untuk mendesak badan pengatur sepakbola Eropa, UEFA, agar segera mengambil tindakan.

Gerakan ini mendapatkan sorotan global yang masif karena dipimpin oleh salah satu nama terbesar di dunia sepakbola, juara dunia asal Prancis, Paul Pogba. Kehadirannya di garda terdepan telah membawa perhatian dunia tertuju pada petisi yang mereka ajukan.

Tuntutan inti dari petisi ini sangat jelas dan tegas. Para atlet yang bersatu di bawah bendera "Athletes 4 Peace" (Atlet untuk Perdamaian) ini secara resmi meminta UEFA untuk melarang Israel dari semua kompetisi hingga negara tersebut mematuhi hukum internasional terkait konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Gerakan yang dipimpin oleh para atlet ini menambah lapisan tekanan moral yang sangat kuat bagi para pengambil keputusan di UEFA, melengkapi seruan serupa yang sebelumnya telah datang dari PBB dan beberapa federasi sepakbola nasional. Apa saja isi pesan mereka dan siapa saja yang terlibat dalam gerakan ini?

  • Gerakan 'Athletes 4 Peace': Pogba Pimpin 51 Atlet

    Sebuah koalisi baru yang menamakan diri "Athletes 4 Peace" telah terbentuk, dan langsung membuat gebrakan di panggung dunia. Koalisi ini terdiri dari 51 atlet profesional yang berasal dari berbagai cabang olahraga dan negara, namun bersatu dalam satu tujuan bersama: mendesak UEFA untuk segera menangguhkan partisipasi Israel dari semua kompetisi sepakbola.

    Gerakan ini langsung mendapat sorotan global yang luas karena dipelopori oleh salah satu nama paling terkenal di dunia olahraga, yaitu juara dunia 2018 asal Prancis, Paul Pogba. Keterlibatan Pogba sebagai figur utama memberikan bobot dan kredibilitas yang sangat signifikan pada petisi yang mereka ajukan, membuatnya sulit untuk diabaikan.

    Selain Pogba, sejumlah nama tenar lainnya juga turut membubuhkan tanda tangan mereka. Di antaranya adalah mantan bintang Chelsea dan Ajax, Hakim Ziyech; satu-satunya pemain aktif Liga Primer saat ini, Cheick Doucoure dari Crystal Palace; mantan kapten Ipswich Town Sam Morsy; dan mantan bintang kriket Inggris, Moeen Ali.

    Kehadiran nama-nama besar ini menegaskan bahwa ini bukanlah gerakan pinggiran. Ini adalah sebuah pernyataan sikap yang serius dari para pelaku olahraga yang merasa memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara, menunjukkan bahwa isu ini telah menjadi perhatian besar di dalam komunitas olahraga internasional.

  • Iklan
  • Pemicu Gerakan & Peran Laporan PBB

    Salah satu pemicu utama yang mengkristalkan gerakan para atlet ini adalah meninggalnya pesepakbola legendaris Palestina, Suleiman al-Obeid, yang dijuluki 'Pele dari Palestina', pada Agustus lalu. Kematiannya menjadi simbol dari tragedi kemanusiaan yang menimpa para atlet dan warga sipil di Gaza.

    Insiden ini semakin memanas setelah bintang Liverpool asal Mesir, Mohamed Salah, secara terbuka mengkritik UEFA. Kritik itu muncul setelah UEFA memberikan penghormatan kepada al-Obeid di media sosial tanpa menyebutkan penyebab kematiannya akibat serangan Israel. Kelalaian ini dianggap sebagai upaya untuk menutupi kebenaran dan memicu kemarahan luas.

    Gerakan para atlet ini juga mendapatkan landasan moral dan hukum yang kuat dari laporan komisi penyelidikan PBB. Pernyataan PBB yang menyerukan agar badan-badan olahraga "tidak menutup mata" terhadap "genosida yang sedang berlangsung" di Gaza menjadi justifikasi utama bagi para atlet untuk menuntut tindakan nyata.

    Kombinasi antara tragedi personal yang menyentuh hati (kematian al-Obeid), kemarahan atas respons institusional yang dianggap tidak memadai (kasus UEFA dan Salah), serta pembenaran dari lembaga internasional (laporan PBB) menjadi fondasi yang kokoh bagi para atlet ini untuk bersatu dan menyuarakan tuntutan mereka secara terbuka.

  • Isi Petisi: 'Olahraga Tidak Netral di Hadapan Ketidakadilan'

    Tuntutan utama yang diajukan oleh koalisi "Athletes 4 Peace" dalam petisi mereka sangat jelas dan tidak ambigu. Mereka mendesak UEFA untuk segera menjatuhkan sanksi larangan bermain kepada Israel dari semua kompetisi sepakbola sampai negara tersebut "mematuhi hukum internasional dan mengakhiri pembunuhan warga sipil."

    Pesan moral yang menjadi inti dari pernyataan mereka sangat kuat: "Olahraga tidak netral di hadapan ketidakadilan. Tetap diam berarti menerima bahwa nyawa sebagian orang lebih tidak berharga daripada yang lain." Ini adalah penolakan tegas terhadap gagasan klise bahwa olahraga dan politik harus selalu dipisahkan, terutama dalam menghadapi krisis kemanusiaan.

    Pernyataan ini diperkuat oleh CEO Athletes 4 Peace, Ebs Rahman, yang menegaskan bahwa badan-badan olahraga memiliki "kewajiban untuk mengambil tindakan" terhadap tim olahraga yang mewakili sebuah negara yang oleh komisi PBB disimpulkan telah melakukan genosida. Menurutnya, ini adalah tanggung jawab moral yang tidak bisa dihindari.

    Rahman juga menyimpulkan bahwa gerakan ini bukan tentang politik atau keberpihakan. "Ini tentang keadilan, kemanusiaan, dan nilai-nilai yang diklaim dianut oleh olahraga," katanya, seraya menambahkan bahwa olahraga tidak boleh digunakan sebagai alat bagi negara untuk "mencuci tangan dari tindakan ilegal dan tidak manusiawi mereka."

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Daftar Penandatangan: Keragaman Lintas Batas

    Salah satu kekuatan terbesar dari petisi ini adalah keragaman latar belakang para penandatangan. Dukungan tidak hanya datang dari dunia sepakbola, tetapi juga dari berbagai cabang olahraga lain, yang menunjukkan bahwa keprihatinan ini bersifat universal dan tidak terbatas pada satu komunitas saja.

    Selain deretan pesepakbola yang dipimpin oleh Pogba dan Ziyech, daftar ini juga diisi oleh para atlet dari dunia kriket. Nama-nama seperti Moeen Ali (Inggris), Ajaz Patel (Selandia Baru), dan Abtaha Maqsood (Skotlandia) menunjukkan adanya solidaritas yang kuat dari salah satu cabang olahraga paling populer di dunia setelah sepakbola.

    Dukungan juga datang dari cabang olahraga lain seperti tinju profesional yang diwakili oleh Ty Mitchell dan Zak Chelli, liga rugbi oleh Illiess Macani dari London Broncos, dan bahkan dari dunia balap kuda melalui seorang joki wanita, Khadijah Mellah.

    Selain individu, dukungan juga datang dari level institusional. FC Palestino, sebuah klub sepakbola profesional dari Chile yang didirikan oleh para imigran Palestina, menjadi klub pertama yang secara resmi ikut menandatangani petisi ini, memberikan dimensi dukungan yang lebih formal dan kolektif.

  • Konteks & Pertaruhan Bagi Israel

    Petisi dari 51 atlet ini hadir di saat yang sangat krusial dan menambah tekanan yang sudah ada sebelumnya. Seruan ini melengkapi desakan serupa yang telah datang dari tokoh-tokoh berpengaruh seperti Eric Cantona, pemerintah Spanyol, dan yang paling signifikan, dari sesama anggota UEFA, yaitu Federasi Sepakbola Turki.

    Situasi ini menempatkan posisi Israel dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 di ujung tanduk. Saat ini mereka berada di peringkat ketiga Grup I, bersaing ketat dengan Italia untuk memperebutkan satu tiket play-off. Sanksi penangguhan apa pun dari UEFA akan secara otomatis mengakhiri mimpi mereka untuk tampil di Amerika Utara.

    Menyadari besarnya ancaman ini, pihak Israel dilaporkan tidak tinggal diam. Perdana menteri Benjamin Netanyahu dikabarkan sedang mempersiapkan langkah-langkah drastis, termasuk melakukan lobi pribadi secara langsung kepada para petinggi FIFA dan UEFA untuk mencegah negaranya dilarang tampil.

    Dunia sepakbola kini telah menjadi medan pertempuran diplomatik dan moral yang sengit. Di satu sisi, ada gerakan yang didukung oleh para atlet dan laporan PBB. Di sisi lain, ada lobi politik tingkat tinggi yang juga didukung oleh kekuatan besar seperti Amerika Serikat. Keputusan yang akan diambil UEFA dalam waktu dekat akan sangat menentukan.

  • Daftar 51 Atlet Selengkapnya

    Nama

    Cabang Olahraga

    Anwar El Ghazi

    Sepakbola

    Hakim Ziyech

    Sepakbola

    Moeen Ali

    Kriket

    Cheick Doucoure

    Sepakbola

    Sam Morsy

    Sepakbola

    Keshi Anderson

    Sepakbola

    Ilias Chair

    Sepakbola

    Rayan Kolli

    Sepakbola

    Hassan Hamid

    Sepakbola

    Raheem Conte

    Sepakbola

    Cyrus Christie

    Sepakbola

    Saidou Khan

    Sepakbola

    Akwasi Asante

    Sepakbola

    Zak Chelli

    Tinju

    Tanil Salik

    Sepakbola

    Yousef Salech

    Sepakbola

    FC Palestine

    Klub Sepakbola

    Idris El Mizouni

    Sepakbola

    Easah Suliman

    Sepakbola

    Momo Dabre

    Sepakbola

    Adi Yusuf

    Sepakbola

    Ajaz Patel

    Kriket

    Illiness Macani

    Rugby

    Fouad Bachirou

    Sepakbola

    Michel Termanini

    Sepakbola

    Farouk Miya

    Sepakbola

    Ibra Sekajja

    Sepakbola

    Abtaha Maqsood

    Kriket

    Khadijah Mellah

    Jockey

    Yasine En Neyah

    Sepakbola

    Lamine Kaba Sherif

    Sepakbola

    Yakou Meite

    Sepakbola

    Halil Dervisoglu

    Sepakbola

    Ty Mitchell

    Tinju

    Ali Reghba

    Sepakbola

    Boy Waterman

    Sepakbola

    Aunt Yengi

    Sepakbola

    Jonathan Benitez

    Sepakbola

    Antonio Ceza

    Sepakbola

    Layla Banaras

    Sepakbola

    Cheick Doucoure

    Sepakbola

    Harun Hamid

    Sepakbola

    Richard Chin

    Sepakbola

    Alie Sesay

    Sepakbola

    Riza Durmisi

    Sepakbola

    Taofiq Olomowewe

    Sepakbola

    Harry Panayiotou

    Sepakbola

    Panutche Camara

    Sepakbola

    Ziyad Larkeche

    Sepakbola

    Nigel Pearson

    Sepakbola


0