Coutinho GFXGetty/ GOAL

Senjakala Philippe Coutinho - Dari Pemain Termahal Barcelona Menjadi Buangan Aston Villa

Rumput tetangga ternyata memang tak selalu lebih hijau. Saat Liverpool mengucapkan selamat tinggal penuh haru kepada salah satu bintang Brasil di era Jurgen Klopp akhir pekan kemarin, satu bintang Brasil era Klopp lainnya jadi diingat justru karena absen.

Tapi kalau boleh jujur, Philippe Coutinho mungkin lega ia tak harus hadir di Anfield saat Liverpool menjamu Aston Villa Sabtu (20/5) kemarin. Karena bagi Roberto Firmino, sobat karibnya, Merseyside adalah simbol kasih sayang, di mana ia dipuja atas jasa-jasa besarnya bagiThe Reds, sementara bagi Coutinho, Merseyside hanya akan membangkitkan kenangan buruk: andai ia tak pernah pergi, bayangkan apa yang bisa ia menangkan bagi dirinya dan Kopites, dan bagaimana pamornya telah terjun bebas selama lima tahun terakhir.

Usia 30 harusnya menjadi usia prima Coutinho, tetapi nyatanya ia terseok-seok sepanjang tahun, cedera dan semakin terpinggirkan di Villa, gagal menemukan kembali - barang sedikit pun - performa yang menjadikannya pemain paling diminati, dan paling mahal, di Liverpool.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang salah?

  • Philippe Coutinho LiverpoolGetty Images

    Perceraian toksik di Anfield

    Coutinho meninggalkan Liverpool demi Barcelona di Januari 2018, sebuah transfer yang nampak sebagai win-win bagi semua pihak. Pemain mendapatkan kesempatan mewujudkan cita-cita masa kecil, memburu trofi-trofi terbesar dan bermain bersama Lionel Messi dan Luis Suarez dalam balutan seragam Blaugrana, sementara Barca mendapatkan pemain yang berada di puncak kekuatannya, seorang teknisi lini tengah yang bisa belajar, dan lalu menjadi penerus, Andres Iniesta.

    Sementara itu Liverpool mendapatkan biaya transfer pemecah rekor, sekitar £142 juta termasuk bonus, yang bisa diputar kembali untuk berinvestasi mempercantik skuad Klopp. Sudah sejak musim panas sebelumnya Coutinho mengabarkan kepada The Reds bahwa ia ingin hengkang, bahkan menepi lantaran 'cedera punggung' misterius seiring ketertarikan Barca menguat, dan meski ia akhirnya kembali dan tampil apik setelah permohonan transfernya ditolak (ia bahkan sempat mengapteni Liverpool) kubu The Reds sudah memutuskan bahwa mereka bisa bertahan ditinggal dirinya, bahkan menjadi lebih hebat tanpanya.

    Dan itulah yang terjadi. Uang yang mereka terima dari transfer Coutinho digunakan untuk membiayai Virgil van Dijk dan Alisson Becker, dua pemain kunci saat Liverpool menjadi juara Eropa, dunia, dan pada akhirnya, Liga Primer Inggris.

    Saat itu, Liverpool memang berduka ditinggal Coutinho, tetapi mereka jelas-jelas tak merindukannya setelah itu.

  • Iklan
  • PHILIPPE COUTINHO BARCELONA LALIGA 30102021Getty Images

    Mimpi yang menjelma mimpi buruk

    Sekilas, Coutinho dan Barcelona adalah pasangan serasi. Seorang pesepakbola kreatif dengan kemampauan teknis di atas rata-rata bergabung dengan klub yang identik dengan pemain-pemain kreatif dengan kemampuan teknis di atas rata-rata. Cocok, bukan?

    Salah besar! Buku rekor akan menyajikan fakta bahwa Coutinho menang dua La Liga dan satu Copa del Rey, plus satu Liga Champions Eropa, selama empat tahun di Barca, tetapi kenyataannya tak seindah itu.

    Pertama, Liga Champions yang ia menangkan adalah bersama Bayern Munich, di mana ia menghabiskan masa pinjaman setelah hanya semusim penuh di Catalunya. Lalu, ia sama sekali tak bisa dianggap pemain kunci di kedua kemenangan La Liga. Ia baru tiba di Camp Nou pada pertengahan 2017/18 dan hanya mencetak lima gol dalam 34 laga saat Messi cs mempertahankan mahkota mereka di tahun berikutnya.

    Total, Coutinho membukukan 106 penampilan lintas kompetisi untuk Barca, hanya 70 kali sebagai starter. Ia mencetak 28 gol, beberapa memang spektakuler, tetapi soal menjadi penerus Iniesta? Nyaris saja tidak.

    Mengingat ia waktu itu (dan masih sampai sekarang) merupakan pemain termahal KETIGA sepanjang sejarah sepakbola, masa baktinya di Barca hanya layak dinilai sebagai sebuah kegagalan mahadahsyat.

  • Philippe Coutinho Bayern Munich 2019-20Getty Images

    Melipir ke Munich

    Ironi paling lawak adalah fakta bahwa Coutinho bergabung dengan Barcelona untuk memenangkan Liga Champions, tetapi harus hengkang sebagai pinjaman untuk mewujudkan itu. Meski juara liga, musim penuh pertamanya di Spanyol tak bisa dibilang bagus. Ia menjadi bagian dari Blaugrana yang hancur lebur di semi-final UCL bersejarah melawan Liverpool di Anfield, dan pada musim panas 2019, di mana Antoine Griezmann didatangkan Atletico Madrid dengan harga yang hampir sama gilanya, semakin jelas bahwa Barca sudah siap move on dari Coutinho.

    Tapi tetap saja, transfernya ke Bayern mengagetkan banyak pihak. Raksasa Bundesliga itu cuma membayar kurang dari £8 juta untuk meminjamnya selama semusim. "Tantangan baru," kata Coutinho, sementara Barca mengucapkan doa "yang terbaik untuk tahap terbaru kariernya"

    Namun, Barcelona menanggung malu, setelah melakoni perempat-final Liga Champions musim itu, yang dimainkan satu leg saja lantaran pandemi. Bayern menggilas Barca 8-2 di Lisabon, di mana Coutinho masuk sebagai pengganti untuk menjebol gawang klub induknya dua kali. "Saya senang," katanya pasca-laga, dan 10 hari kemudian ia mengangkat Si Kuping Besar, masuk sebagai pengganti lagi saat pasukan Hansi Flick membungkam Paris Saint-Germain di final.

    Meski prestatif, Bayern memilih untuk tak mengaktifkan opsi mempermanenkannya. Coutinho pun kembali ke Camp Nou, mungkin dengan penuh kecanggungan setiap kali review musim sebelumnya disebut-sebut.

  • Philippe Coutinho Steven Gerrard Aston VillaGetty Images

    Perjudian Gerrard

    Kembali ke Barcelona, Coutinho masih tak bisa menjaga kebugaran dan menemukan performa terbaiknya. Ia tak mampu mendapatkan status starter di 2020/21, dan hanya main 14 kali lintas kompetisi. Musim berikutnya sama saja, dan ketika Januari tiba, Blaugrana sudah ikhlas dan siap untuk menyerah.

    Panggilan dari Steven Gerrard, bekas kaptennya di Liverpool, meyakinkannya untuk kembali ke Liga Primer Inggris. Berani taruhan, Aston Villa bukan klub yang pernah dibayangkan Coutinho sebagai tempat bernaungnya, apalagi di usia yang baru 29, tetapi kehadiran Gerrard serta kesempatan untuk membangkitkan kariernya di liga yang familier sudah cukup untuk Coutinho meneken kontrak, awalnya dalam kesepakatan pinjam enam bulan.

    "Dia di sini dan dia sempurna," ujar cuitan dari Aston Villa, mengumumkan kehadiran Coutinho.

  • Philippe Coutinho Aston Villa 2022-23Getty Images

    Sulit konsisten

    Coutinho mengawali kariernya dengan cukup apik bersama Villans. Ia mencetak gol di debutnya kontra Manchester United pula, dan semua mengelu-elukan Gerrard atas langkah jeniusnya. Gocekan, umpan mematikan, serta tendangan pisang jarak jauh yang khas itu kembali menjajah tanah Britania, pun senyum dan rasa lapar Coutinho.

    Namun sejak mempermanenkannya tahun lalu, di harga £17 juta saja, Villa tak menuai hasil yang memuaskan. Gerrard dipecat di Oktober, kegagalannya memaksimalkan Coutinho disebut-sebut sebagai salah satu alasan di balik pemberhentiannya. Suksesornya, Unai Emery, hampir tak memainkannya sama sekali. Cuma dua kali Coutinho starter sepeninggal Gerrard, yakni di Piala FA saat disingkirkan klub League Two Stevenage di Januari, dan saat dihajar Arsenal 4-2 di Februari.

    Dan itu adalah kali terakhir fans Villa menyaksikannya beraksi. Cedera otot memaksanya menepi, dan Emery mengonfirmasi usai mengalahkan Tottenham sembilan hari yang lalu bahwa penggawa Brasil itu mengalami kemunduran dalam proses kesembuhannya, dan mungkin tak akan tampil lagi sampai musim selesai.

  • Philippe Coutinho Aston VillaGetty

    Lalu, apa?

    Maka pertanyaan ini layak diajukan: Apakah kita sudah benar-benar tak akan lagi melihat Coutinho dalam seragam Villa? Inikah akhir kariernya sebagai pemain top?

    Usianya baru 30, tetapi setidaknya sudah tiga tahun sejak ia terakhir memberikan penampilan konsisten. Dalam tiga musim terakhirnya bersama Liverpool, ia mencetak 38 gol dan menjelma sebagai salah satu gelandang serang paling ditakuti di dunia, tetapi enam musim berikutnya ia hanya mencetak 43 gol, dan reputasinya semakin anjlok dan anjlok.

    Mengingat Emery bakal mendapatkan dukungan dari owner di bursa transfer, sangat mungkin Coutinho, yang gajinya selangit dengan kontrak masih tiga tahun, dikorbankan oleh Villa. Pertanyaannya: siapa yang sudi menampungnya? Siapa yang berani bertaruh ia akan menemukan kembali magisnya?

    Yang pasti sih bukan Liverpool. Hari-hari Coutinho membuat Anfield meraung sudah lama sirna. Saat Firmino, James Milner, dan kawan-kawan lainnya mendapatkan perpisahan emosional, hari-hari itu terasa seperti memori lama yang tak menarik lagi untuk dikenang.

0