Ole RomenyVoetbalzone

Kejar Comeback Lawan Arab Saudi, Ole Romeny Beberkan Perjuangan Cedera & Mentalitas 'Terkunci'

Striker andalan Tim Nasional Indonesia Ole Romeny saat ini berada dalam sebuah perlombaan melawan waktu. Ia berjuang keras untuk bisa pulih tepat waktu dari cedera patah kaki yang parah, demi satu tujuan besar: tampil dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran keempat zona Asia di Arab Saudi.

Cedera tersebut ia dapatkan saat sedang dalam puncak performa bersama klubnya, Oxford United, dalam sebuah tur pramusim di Indonesia. Momen yang seharusnya menjadi perayaan sepakbola berubah menjadi mimpi buruk yang langsung mengancam partisipasinya di salah satu laga terpenting dalam sejarah timnas.

Dalam sebuah wawancara eksklusif di podcast The Haye Way, Romeny untuk pertama kalinya membuka suara mengenai perjuangan berat di balik layar yang ia jalani untuk bisa kembali merumput. Ia mengaku sedang berada dalam mode "terkunci" atau super fokus, mendedikasikan setiap detik hidupnya untuk proses pemulihan.

Eks FC Utrecht ini tidak hanya membahas soal cederanya yang mengerikan, tetapi juga mengungkap pandangannya mengenai kekuatan timnas Indonesia, ikatan spesial yang ia rasakan dengan para suporter, dan filosofi sepakbolanya yang unik menjelang pertarungan hidup-mati di Jeddah.

  • Ole Romeny - Oxford United Piala Presiden 2025Instagram/@officialpialapresiden

    Mimpi Buruk di Pramusim: Cedera Patah Kaki yang Mengerikan

    Momen yang paling ditakutkan oleh setiap pesepakbola profesional datang menghampiri Romeny di saat yang paling tidak tepat. Saat sedang menikmati atmosfer luar biasa dalam tur pramusim di Indonesia bersama klubnya, Oxford United, ia harus menderita cedera yang sangat parah.

    Insiden nahas itu terjadi dalam pertandingan melawan Arema. Tepat setelah ia berhasil mencetak gol dan merayakannya bersama para penggemar yang memadati stadion, sebuah "tekel bodoh" dari pemain lawan membuatnya langsung terkapar di atas lapangan dengan kesakitan.

    Romeny mengenang kembali momen tersebut dengan gamblang. "Saya langsung tahu... kaki saya patah," katanya. Rasa sakit yang tajam langsung memberinya sinyal bahwa cederanya kali ini jauh lebih serius daripada apa pun yang pernah ia alami sebelumnya.

    Pikiran pertamanya saat tergeletak di lapangan bahkan bukanlah tentang rasa sakit yang ia rasakan, melainkan tentang kesempatannya yang terancam untuk bisa tampil bersama Timnas Indonesia di laga krusial Kualifikasi Piala Dunia putaran keempat di Arab Saudi. Momen itu menjadi awal dari sebuah perjuangan panjang untuk kembali ke lapangan.

  • Iklan
  • Ole Romeny - Oxford UnitedOxford United

    Mentalitas 'Terkunci': Perjuangan Keras di Ruang Rehabilitasi

    Demi mengejar target yang hampir mustahil untuk bisa pulih tepat waktu dan tampil di Arab Saudi, Romeny menerapkan sebuah disiplin dan mentalitas ekstrem yang ia sebut sebagai "terkunci" (locked in). Ia mendedikasikan seratus persen dari hidupnya hanya untuk satu tujuan: proses pemulihan.

    "Saya belum makan satu gram pun gula sejak tekel itu," ungkapnya, memberikan sebuah gambaran betapa ketatnya disiplin yang dijalani. Ia menjaga setiap aspek kehidupannya dengan sangat detail, mulai dari pola makan, jam tidur, hingga setiap detail kecil dalam program rehabilitasinya.

    Romeny mengaku bahwa ia belum pernah setotal ini dalam menjaga kondisi tubuhnya sepanjang kariernya. "Saya tidak akan bisa tidur nyenyak jika saya makan dengan buruk," katanya. Ia sadar betul bahwa untuk bisa pulih tepat waktu dari cedera separah ini, ia harus melakukan segalanya dengan sempurna tanpa kompromi.

    Ia mencoba untuk melihat ada sisi positif dari cedera yang menimpanya. Mengutip filosofi legenda Belanda Johan Cruyff, ia percaya bahwa "setiap kerugian memiliki keuntungan." Baginya, keuntungannya kali ini adalah ia berhasil menemukan sebuah level fokus dan determinasi baru yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

  • Jay Idzes Thom Haye Ole Romeny - Timnas IndonesiaAFC

    Energi dari Suporter & Ikatan Spesial dengan Indonesia

    Di tengah perjuangan berat dan sepi yang harus ia jalani di ruang rehabilitasi, Romeny mengaku mendapatkan suntikan energi yang luar biasa dari para penggemar tim nasional Indonesia. Ia merasa sangat tersentuh dengan gelombang dukungan yang tak henti-hentinya ia terima melalui media sosial.

    "Saya mendapatkan pesan setiap hari dari para suporter... 'Semoga lekas sembuh.' Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebanyak ini dalam hidup saya," kata Romeny. Baginya, perhatian tulus yang ditunjukkan oleh para suporter ini adalah sesuatu yang "indah" dan sangat berarti.

    Dukungan masif inilah yang justru menjadi salah satu bahan bakar utamanya untuk bisa pulih lebih cepat dari yang diperkirakan. "Dukungan itu juga memberi saya energi. Saya ingin berada di sana (di Arab Saudi) juga untuk mereka," ujarnya, menunjukkan rasa terima kasih dan tanggung jawabnya kepada para pendukung.

    Ia juga mengenang kembali momen spesial saat ia menyempatkan diri untuk bermain sepakbola bersama anak-anak lokal di salah satu jalanan di Indonesia. Baginya, melihat kecintaan yang murni dari anak-anak terhadap sepakbola adalah salah satu hari terbaiknya dan menjadi pengingat abadi mengapa ia jatuh cinta pada permainan ini.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Rizky Ridho & Ole Romeny - Timnas Indonesia vs China WCQ 2026 Asia 05062025AFC

    Pandangan Menuju Jeddah: Percaya Diri & Kekuatan Tim

    Saat ditanya mengenai dua pertandingan krusial yang akan dihadapi oleh Timnas Indonesia di Arab Saudi, Romeny menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi terhadap kekuatan yang dimiliki oleh skuad Garuda. Ia sangat percaya bahwa tim memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk bisa bersaing di level tertinggi.

    "Kita hanya harus benar-benar fokus pada permainan kita sendiri dan melakukan urusan kita sendiri. Kita punya kualitas," tegasnya. Ia enggan untuk terlalu memikirkan faktor-faktor non-teknis di luar lapangan yang mungkin bisa memengaruhi jalannya pertandingan dan lebih memilih untuk fokus pada kekuatan internal tim.

    Romeny juga secara khusus menyoroti ikatan kekeluargaan yang sangat kuat yang telah terbentuk di dalam skuad tim nasional. Menurutnya, meski para pemain datang dari berbagai latar belakang dan klub yang berbeda, saat mereka mengenakan seragam Merah Putih yang sama, "rasanya kami benar-benar seperti satu ikatan keluarga."

    Ia melihat dirinya sebagai seorang pemimpin melalui tindakan di atas lapangan, bukan melalui teriakan. Ia ingin menjadi contoh bagi rekan-rekannya dengan selalu "menginginkan bola dan berani" mengambil inisiatif. Ia percaya pada pembagian peran, di mana pemain lain seperti Jay Idzes lebih memiliki peran sebagai pemimpin yang vokal.

  • Indonesia v Bahrain - FIFA World Cup Asian 3rd QualifierGetty Images Sport

    Manifestasi Gol & Mimpi Terbesar Bernama Piala Dunia

    Sebagai seorang striker sejati, Romeny memiliki sebuah ritual mental yang unik untuk mempersiapkan dirinya sebelum setiap pertandingan. Ia mengaku seringkali "memanifestasikan" atau memvisualisasikan gol-gol yang akan ia cetak di dalam benaknya, sebuah bentuk latihan mental untuk mempertajam instingnya.

    "Saya pikir saya sudah mencetak, entah berapa banyak gol di dalam kepala saya," katanya sambil tertawa. Ia sangat percaya bahwa dengan memainkan berbagai skenario di dalam benaknya berulang kali, ia akan menjadi lebih tegas dan cepat dalam mengambil keputusan saat situasi itu benar-benar terjadi di atas lapangan.

    Golnya untuk timnas Indonesia ke gawang Bahrain adalah salah satu contoh nyata dari proses manifestasi ini. Ia mengaku sempat memvisualisasikan akan melakukan sebuah tendangan cungkilan, namun karena melihat kiper maju begitu cepat, ia secara instingtif mengubah keputusannya dan menempatkan bola di bawah lengan sang kiper.

    Namun, manifestasi terbesarnya bukanlah soal mencetak gol untuk dirinya sendiri. "Selama kita menang, saya memanifestasikan kemenangan... Kita harus menang, dan kita harus pergi ke Piala Dunia. Itulah mimpi terbesar kita, dan kita akan melakukan segalanya untuk itu," pungkasnya, menunjukkan bahwa ambisi kolektif tim berada jauh di atas segalanya.

0