Nico Gonzalez Man CityGetty/GOAL

Nico Gonzalez: Mengapa Man City Rela Kucurkan Rp. 1 Triliun Lebih Pada Penerus Sergio Busquets Yang Diproyeksi Jadi Deputi Rodri

Di saat banyak klub memilih pemain low profile di bursa transfer Januari, Manchester City bertingkah layaknya ini adalah kesempatan terakhir untuk belanja pemain. Setelah sebelumnya kerap menyepelekan pentingnya bursa transfer musim dingin, Pep Guardiola mengejar kealpaan dia itu demi menyelamatkan musim mengerikan pasukannya, dan dimulai dengan gelontoran £130 juta pada Vitor Reis, Abdukodir Khusanov dan Omar Marmoush.

Meski mengalahkan setiap klub top Eropa lain dalam hal pengeluaran, kekalahan memalukan 5-1 dari Arsenal menandakan bahwa jelas skuad City masih memiliki lubang yang menganga di lini tengah. Mencari No.6 baru jadi masalah bagi City sebab mereka tahu bahwa Rodri -- yang absen panjang setelah operasi lutut dan telah menjadi faktor utama dalam musim memble mereka -- akan kembali di awal musim depan dan akan langsung mengambil kembali tempatnya di skuad utama Guardiola.

Namun, kekalahan telak yang dialami City di Emirates Stadium menggarisbawahi bahwa mereka memerlukan back-up untuk Rodri sekalipun ketika dia kembali, dan materi pemain yang ada sekarang tak bisa menutupi ketika dia tak tersedia. Itulah mengapa City membuat langkah berani merekrut Nico Gonzalez dari Porto senilai £50 juta, mengumumkan transfer itu pada batas waktu di hari Senin, pukul 11 malam waktu setempat.

Gonzalez datang dari keluarga sepakbola nan bergengsi dan telah bermain untuk tiga klub besar, tapi dia akan menghadapi tantangan terberat dalam kariernya: jadi deputi sang pemenang Ballon d'Or di tahap kritis musim ini bagi City yang masih saja dalam posisi krisis.

GOAL mengungkap, mengapa City yakin gelandang Spanyol itu bisa menyelamatkan musim bobrok mereka.

  • Nico Gonzalez BarcelonaGetty

    Di mana segalanya dimulai

    Nico adalah putra gelandang legendaris Deportivo La Coruna Fran, yang menghabiskan 17 tahun di klub dan bagian dari tim yang sangat dicintai yang dikenal sebagai 'SuperDepor' dengan menaklukkan LaLiga pada 1999/2000 dan meraih beberapa hasil Liga Champions yang mengesankan di awal abad ke-21. Fran memainkan peran penting dalam comeback epik menghadapi AC Milan di perempat-final 2004, mencetak gol penentu saat duta Spanyol itu memukul balik dari ketertinggalan 4-1 untuk kemudian menyingkirkan sang juara bertahan Eropa 5-4 secara agregat.

    Meski dilahirkan dalam keluarga sepakbola yang bergengsi, Nico mulanya kurang antusias terhadap olahraga. "Nico tidak ingin bermain sepakbola pada awalnya," ungkap Fran. "Ketika dia berusia enam tahun, dia tidak memiliki ketertarikan. Saya masih bermain dan mungkin dia lelah karena berpindah-pindah tempat. Namun, suatu hari tiba dan entah mengapa, saya tak tahu, tapi dia tiba-tiba ingin bermain bola."

    Nico beruntung karena memiliki lapangan sepakbola kecil di rumahnya untuk mengasah keterampilannya dan mantan pemain internasional Spanyol itu mengajarinya cara bermain. Saat usia 10 tahun, dia bermain untuk klub lokal U-13, Montaneros, di Galacia, dan memamerkan gaya bermainnya dalam sebuah turnamen yang juga diikuti Barcelona dan Real Madrid, mencetak brace menghadapi klub Catalans.

    Kedua raksasa Spanyol itu menunjukkan ketertarikan untuk merekrutnya. Kendati Madrid menawarkan banyak uang, Nico dan ibunya lebih tertarik gagasan merapat ke Barcelona. Dia bergabung ke akademi klub Catalans yang terkenal, La Masia, pada 2013 dan terus berkembang menjadi pemain reguler di tim reserve pada musim 2020/21.

  • Iklan
  • FC Barcelona v Elche CF - La Liga SantanderGetty Images Sport

    Gebrakan besar

    Musim panas 2021 jadi yang menyakitkan bagi Barcelona sebab mereka harus berpisah dengan Lionel Messi akibat krisis keuangan yang melanda. Namun, ketidakmampuan mereka mendatangkan pemain-pemain mayor memberi peluang besar bagi para youngster bertalenta mereka, seperti Nico, Abde Ezzaozouli, Alejandro Balde, Ferran Jutgla dan Gavi.

    Nico melakoni debut dari bench di laga pembuka musim 2021/11 kontra Real Sociedad dan segera menjadi starter secara reguler. Dia benar-benar meninggalkan jejaknya di tim selama pekan yang luar biasa pada Desember ketika dia mencetak gol untuk pertama kali kala bermain imbang 2-2 kontra Osasuna, mengontrol umpan dari Gavi untuk mendentumkan bola yang jadi gol pembuka. Tujuh hari berselang, dia menyelamatkan Barca dari momen memalukan di depan fans sendiri setelah klub Catalans menyia-nyiakan keunggulan 2-0 melawan tim medioker Elche, tapi Nico mencuat di akhir laga untuk sekali lagi menyambut umpan dari Gavi, menguasainya lalu mencetak gol kemenangan.

    Gonzalez bertinggi badan 188cm, membuat dirinya dibandingkan dengan Sergio Busquets di masa-masa awalnya. Pelatih muda Barca kala itu, yakni Francisco Xavier Garcia Pimienta, pada 2021 mengatakan kepada GOAL: "Jika kami ingin mencari bibit unggul di Barcelona, Nico akan jadi pengganti Busquets untuk tahun-tahun selanjutnya."

  • Nico Gonzalez PortoGetty

    Bagaimana dia diboyong

    Namun, awal yang baik bagi Nico di Barca mulai menurun, seiring Gavi dan Pedri mengunci tempat mereka di bawah Xavi Hernandez. Oleh karena itu, dia hanya tampil sebagai substitusi. Dia hengkang sebagai pemain pinjaman di Valencia pada musim 2022/23, tapi tidak memiliki periode terbaik di Mestalla seiring dirinya kesulitan tampil reguler di bawah Gennaro Gattuso ditambah kakinya patah pada Desember, membuatnya absen selama tiga bulan. Namun, dia kembali dengan lebih kuat dan cara dia menyelesaikan musim dengan solid cukup untuk membuat Porto mengangkutnya senilai £7 juta.

    Kendati demikian, dia tidak langsung menggebrak secara instan di Portugal. Pelatih Sergio Conceicao mengakui bahaw Nico telah melakukan "tansisi yang sulit". Namun, perlahan tapi pasti, dia mulai bisa menyatu dengan tuntutan pelatih dan menjadi starter reguler mulai Januari 2024 dan seterusnya.

    "Sergio Conceicao menuntut banyak dari kami semua dan itu sangat penting bagi saya. Saya sangat muda, di usia 20 dan 21 tahun, saya sudah memiliki banyak pengalaman di kompetisi divisi teratas, tapi tuntutan dia membuat saya berkembang. Saya tumbuh pesat, dan hari ini saya menjadi pemain yang lebih baik dibanding setahun lalu," tutur Nico di akhir musim.

    Kepergian Conceicao dari Porto di musim panas menghadirkan ketidakstabilan dan mereka telah mengalami musim yang buruk sejauh ini hingga memecat Vitor Bruno pada Januari. Namun, Nico adalah satu-satunya hal positif dari musim memble itu seiring dia tampil sebagai starter di 17 dari 19 pertandingan liga sebelum gabung City, mencetak lima gol dan dua assist. Dia juga membuat perbedaan di Liga Europa, melepaskan assist saat melawan Anderlecht dan Hoffenheim dengan memainkan bola terobosan yang memudahkan Samu Omorodion mencetak gol melawan Manchester United. Dia kemudian mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan terakhir Fase Liga melawan Maccabi Te Aviv yang mengirim Porto ke babak play-off.

    Penampilan teraktual Nico meyakinkan City untuk melangkah secara konkret untuk memboyong seorang gelandang sebelum bursa transfer Januari ditutup. Dia menggambarkan transfer ini sebagai "kesempatan sempurna di tahapan ini dalam karier saya", sementara direktur olahraga City Txiki Begiristain menyebutnya "gelandang muda yang sangat bertalenta" dan "akuisisi ideal untuk Manchester City".

  • Nico Gonzalez CityGetty

    Kekuatan terbesar

    Tumbuh di La Masia, Gonzalez secara alami memiliki kontrol bola dan kemampuan umpan-umpan pendek, membuat dia cocok dengan lini tengah Guardiola. Dia mengatakan: "Sekolah Barca mengajarkan Anda sejak usia muda bahwa cara paling efektif adalah cara yang sederhana, memainkan satu atau dua sentuhan dengan cepat."

    Mantan pelatih Porto Vitor Bruno, suatu ketika, mengatkaan bawha Gonzalez memiliki "kemampuan yang tak tertandingi untuk menembus garis pertahanan dengan bola dan membaca permainan dari depan". Dia bisa beroperasi sebagai No.6, yang menjadi jangkar di lini tengah, atau sebagai pemain No.8 yang menyerang. Dia unggul dalam peran yang kedua di musim ini, di mana dia mencetak tujuh gol di seluruh kompetisi.

  • Nico Gonzalez FC PortoGetty Images

    Ruang untuk berkembang

    Meskipun reputasi dan pengalamannya di level teratas terjadi usia muda, ada konsensus umum bahwa Gonzalez belum mencapai puncak dari permainannya dan ada keraguan mengenai apakah dia mampu atau tidak melangkah ke City.

    Pandit ESPN Julien Laurens secara meyakinkan bilang: "Mereka mungkin membayar terlalu mahal untuknya, tapi kekalahan melawan Arsenal menunjukkan emergensi No.6. Dia tidak cukup bagus untuk Barcelona atau untuk Valencia. Dia mencetak gol melawan Maccabi, dia bermain bagus tapi dia tidak melakukan apa pun yang luar biasa. Bermain di tim yang lebih baik akan membuat dia jadi lebih baik. Nico adalah pemain bagus, dia punya banyak kualitas untuk bekerja dengan baik di City. Masalahnya adalah dia perlu untuk melangkah maju dengan kemampuan yang dimilikinya karena ini adalah level yang berbeda dengan Porto, Valencia atau Barca yang sedang tidak bagus. Akan menarik melihat apa yang bakal dilakukannya di sana, tapi mereka membayar banyak uang, €60 juta adalah uang yang besar untuk seorang pemain yang sejauh ini belum pernah bermain di level investasi itu.

0