GettyNGERI! Eks-Bintang Chelsea Dikeroyok & Dihajar Ultras Sendiri Di Tempat Latihan Klub Ligue 1
Ultras Nice menyerbu markas latihan
OGC Nice sempat unggul lebih dulu saat menghadapi Lorient pada Minggu (30/11), melalui gol bunuh diri Arthur Avom. Namun, penampilan mereka ambruk setelahnya. Tim asuhan Franck Haise tertinggal 2-1 saat jeda dan kebobolan gol ketiga tak lama setelah babak kedua dimulai. Nice pun kalah 3-1 di Ligue 1.
Para suporter marah besar dengan hasil dan performa tersebut. Menurut ESPN, sekitar 400 ultras menyerbu pusat latihan Nice dan menunggu kedatangan skuad utama. Suasana digambarkan “sangat tegang” bahkan sebelum para pemain tiba.
GettyPemain diserang suporter yang marah
ESPN melaporkan bahwa “dua suporter naik ke dalam bus tim untuk meluapkan kemarahan, sebelum kekerasan pecah ketika para pemain turun dari bus”. Terem Moffi dan jebolan akademi Chelsea Jeremie Boga termasuk di antara mereka yang menjadi sasaran dalam insiden mengerikan tersebut.
Keduanya disebut “dipukul, diludahi, ditendang, dan dihina oleh para ultras”. Saksi mata menyampaikan laporan tersebut kepada ESPN setelah rombongan Nice tiba kembali dari perjalanan mereka dari bandara.
Sumber ESPN menambahkan bahwa Moffi kini diberi “cuti sakit” selama sepekan, sementara Boga selama lima hari. Keduanya juga telah mendatangi kantor polisi setempat untuk mengajukan tuntutan terhadap para pelaku. Pihak kepolisian belum memberikan komentar resmi.
Pernyataan Nice
Kendati demikian, pihak Nice sudah merilis pernyataan. Menanggapi insiden yang terjadi saat tim pulang dari laga tandang yang mengecewakan itu, klub Ligue 1 itu berkata: “Pada Minggu, sekembalinya dari Lorient, Les Aiglons disambut di tempat latihan oleh kerumunan besar.
"Klub memahami kekecewaan yang tercipta akibat rangkaian performa buruk dan penampilan yang tak mencerminkan nilai-nilai klub. Namun tindakan berlebihan yang terjadi di kerumunan ini tidak dapat diterima. Beberapa anggota klub telah diserang. OGC Nice memberikan dukungan penuh kepada mereka dan mengutuk tindakan tersebut sekeras-kerasnya.”
Rentetan performa buruk Nice
Emosi memuncak di Nice setelah serangkaian enam kekalahan beruntun di semua kompetisi. Mereka kalah dari Paris Saint-Germain, Metz, Marseille dan Lorient di Ligue 1, sementara juga kehilangan poin dalam bentrokan Liga Europa dengan Freiburg dan Porto. Mereka bahkan selalu kalah dalam lima laga UEL dan menempati dasar klasemen fase liga.
Moffi dan Boga disebut menjadi sasaran karena dituduh “memiliki sikap buruk dalam beberapa pekan terakhir”. Sumber ESPN mengatakan Moffi “dipukul, ditendang, rambutnya dijambak, dan memerlukan bantuan dari kiper Yehvann Diouf untuk lolos dari kerumunan dan masuk ke gedung klub dengan aman” dalam insiden di sekitar bus tersebut.
Direktur olahraga Nice Florian Maurice juga harus dikawal petugas keamanan untuk kembali ke mobilnya dan meninggalkan tempat kejadian. Anehnya, pelatih Franck Haise justru mendapat sorakan dukungan dari para ultras, yang menegaskan bahwa mereka masih memercayainya meski tim sedang jeblok. Kapten klub Melvin Bard dan gelandang lokal Sofiane Diop juga tidak menjadi sasaran kemarahan.
gettyPejabat klub disalahkan atas buruknya pengamanan
Setelah Moffi dan Boga diserang, para pemain lain akhirnya bisa masuk dengan selamat ke fasilitas latihan. Namun banyak yang mengaku “terkejut dan trauma”, serta menyalahkan kurangnya pengamanan dari pihak klub. Seorang pemain mengatakan kepada ESPN: “Kok bisa-bisanya mereka tidak melindungi kami dengan lebih baik? Itu benar-benar tak bisa dipercaya dan menakutkan.”
Rentetan performa buruk membuat Nice terjun bebas ke peringkat 10 klasemen Ligue 1. Mereka berharap bisa bangkit akhir pekan ini saat menjamu Angers, Minggu (7/12). Angers berada dua posisi dan satu poin di bawah mereka.
Belum jelas kapan Moffi dan Boga akan kembali bermain, sementara pertanyaan soal masa depan keduanya kini mulai bermunculan.
Iklan