AFPRadja Nainggolan Serang Roberto Martinez: 'Pelatih Buruk', Dituduh Sia-Siakan Generasi Emas Belgia Dan Menyesal Tak Bela Timnas Indonesia
Getty Images SportNainggolan Hidupkan Kembali Perseteruan Lama
Mantan gelandang Inter, Nainggolan, yang kini bermain untuk klub Belgia Lokeren, tidak pernah menyembunyikan ketidaksukaannya pada Martinez. Ledakan terbaru gelandang itu terjadi dalam sebuah wawancara dengan kreator konten Junior Vertongen di YouTube, di mana ia menuduh pelatih asal Spanyol itu mengakhiri karier internasionalnya tanpa alasan yang jelas.
"Saya tidak mendapatkan dampak yang seharusnya bisa saya berikan, tapi itu bukan hanya salah saya," kata Nainggolan. "[Marc] Wilmots tidak memainkan saya sebagai starter di Euro 2016, tapi saya membuktikan diri di sana. Kemudian Martinez datang dan mencoret saya tanpa penjelasan. Alasannya omong kosong. Menurut saya, dia bukan ahli sepakbola dan pelatih yang sangat buruk."
Pemain berusia 36 tahun itu bersikeras Belgia bisa memenangkan trofi besar jika federasi memilih pemimpin yang lebih kuat. "Jika Belgia berinvestasi pada manajer yang baik sekali saja, kami bisa memenangkan trofi," katanya.
Prestasi olahraga terbesar Belgia adalah medali emas di Olimpiade 1920. Sejak itu, negara tersebut gagal menjuarai Euro atau Piala Dunia, sebuah kegagalan yang membuat frustrasi banyak pihak yang menjadi bagian dari generasi emas. Mereka finis ketiga di Piala Dunia 2018, tetapi sejak itu mengalami kemunduran. Nainggolan sendiri pensiun dari tugas internasional setelah turnamen di Rusia.
Getty'Kami Tidak Pernah Punya Gaya Bermain yang Jelas'
Mantan bintang Roma itu yakin Martinez gagal menciptakan identitas jelas untuk Belgia, malah mengandalkan kehebatan individu pemain seperti Eden Hazard, Kevin De Bruyne, dan Romelu Lukaku.
"Siapa pun yang mengatakan Martinez adalah pelatih bagus tidak mengerti sepakbola," tambah Nainggolan. "Pelatih bagus memberi tim sebuah gagasan. Kami tidak pernah memilikinya bersamanya. Saat keadaan sulit, selalu sama: berikan bola ke Hazard atau De Bruyne dan berharap mereka menyelesaikannya. Itulah rencananya."
Menurut Nainggolan, struktur Belgia di bawah Martinez tidak ada, sebuah kritik yang juga dilontarkan kepadanya selama masa kepelatihannya saat ini yang menangani Cristiano Ronaldo dan Portugal. "Kami tidak punya pola atau alur lari," katanya. "Kami mengandalkan momen. Mungkin [Nacer] Chadli akan melakukan sesuatu, atau [Axel] Witsel akan mengirimkan umpan pojok untuk [Marouane] Fellaini. Itulah sepakbola kami."
Martinez Dituduh Gagal dalam Manajemen Pemain
Nainggolan juga mempertanyakan penanganan Martinez terhadap pemain kunci, menunjukkan bahwa beberapa bintang dimainkan di luar posisi atau diabaikan. "De Bruyne disuruh bermain sebagai penyerang kanan padahal dia ingin di lini tengah," katanya. "Dia tetap melakukannya karena itu yang diminta pelatih. Martinez tidak pernah berbicara kepada saya karena dia tidak ingin saya terlibat. Begitulah adanya."
"Ini bukan soal saya sakit hati. Ketika saya menjadi pilihan ketujuh di bawah Conte, saya menerimanya. Tapi saya menghormatinya karena dia pelatih top. Beberapa manajer Anda hormati bahkan jika Anda tidak bermain; yang lain Anda tahu tidak mumpuni. Saya pernah punya pelatih yang, dan saya akan bilang, 'Itu pelatih yang buruk.' Martinez adalah salah satunya."
Nainggolan menyimpulkan dengan menuduh Martinez kurang rendah hati. "Dia hebat dengan media, selalu mengatakan semuanya positif," katanya. "Tapi pelatih bagus harus bisa mengkritik diri sendiri. Dia tidak pernah begitu."
Getty Images Sport'Saya Seharusnya Bermain untuk Indonesia'
Nainggolan, yang memiliki darah Indonesia, mengungkapkan bahwa ia kini menyesal pernah mewakili Belgia di level internasional. "Setiap hari saya berkata pada diri sendiri bahwa saya seharusnya bermain untuk Indonesia," katanya. "Bukannya saya tidak suka Belgia — saya berkembang di semua tim muda mereka — tetapi rasa hormat yang saya dapatkan di sana [Indonesia] akan berbeda. Pemain seperti Sandy Walsh atau Ragnar Oratmangoen bukanlah bintang, tapi mereka dipuja. Itu berarti segalanya."
Sementara itu, Martinez membangun kembali kariernya bersama Portugal setelah meninggalkan Belgia pada 2022. Dia sekarang mengelola Ronaldo dan skuad berbakat yang diisi Bruno Fernandes, Bernardo Silva, dan Rafael Leao. Portugal melaju mulus di kualifikasi Piala Dunia 2026 di bawah asuhannya, tetapi pertanyaan tetap ada apakah ia bisa mengubah tim bintang menjadi unit yang kohesif.
Meski ia telah memberikan kesuksesan di Nations League, kritik Nainggolan terhadap Martinez bukanlah yang pertama kalinya dan kini muncul pertanyaan tentang kualitas taktisnya.
Iklan