FBL-POR-LIGA-PORTO-BENFICAAFP

"Mourinho Bilang, Saya Bajingan!" - Eks-Bintang Manchester United Ceritakan Hubungan Unik Dengan Sang Pelatih

  • Mkhitaryan kenang masa sulit bersama Mourinho di Manchester United

    Henrikh Mkhitaryan kembali membuka babak kelam dalam kariernya di bawah asuhan Jose Mourinho di Manchester United. Didatangkan dari Borussia Dortmund pada 2016 dengan ekspektasi besar, ia sempat menunjukkan sedikit kecemerlangannya. Namun inkonsistensi dan kritik pedas dari Mourinho membuat relasi keduanya semakin renggang hingga berujung konflik terbuka.

  • Iklan
  • FBL-EUR-C3-AJAX-MAN UTDAFP

    Mourinho memaki Mkhitaryan

    Padahal, Mourinho-lah yang paling ngotot mendatangkannya ke Old Trafford. Namun segalanya memburuk dalam sebuah konfrontasi sengit di Old Trafford—peristiwa yang kini dibeberkan Mkhitaryan dalam autobiografinya "My Life Always at the Center".

    “Saya bilang padanya, ‘Anda sudah mengkritik saya selama satu setengah tahun sejak saya datang ke Manchester United'," tulis Mkhitaryan. "Mourinho bilang saya ini bajingan. Saya balas bilang dia seorang keparat. Seorang keparat besar."

    Namun takdir mempertemukan mereka kembali di AS Roma pada 2021. Anehnya, semua ketegangan justru langsung mencair.

    Terlepas dari keretakan mereka, takdir mempertemukan kembali pasangan ini di Roma pada tahun 2021. Secara mengejutkan, gelandang itu mengatakan ketegangan segera menghilang. 

    “Di hari pertama kami langsung berpelukan,” ungkapnya, menandakan rasa saling menghormati mampu menggantikan rasa pahit dari pertikaian keduanya di Man United.

  • Cara Mourinho tanamkan obsesi juara: “Bahkan saat kami pipis...”

    Kebersamaan kedua tokoh ini di Roma berubah menjadi kisah sukses. Mkhitaryan kembali menemukan ritme terbaiknya, berperan penting dalam perjalanan Roma meraih gelar Eropa perdana mereka di ajang Liga Konferensi Europa 2021/22.

    Salah satu momen paling membekas adalah persiapan jelang final kontra Feyenoord di Tirana, yang dimenangkan Roma 1-0. Di sinilah Mourinho menunjukkan jeniusnya sebagai motivator.

    “‘Kita akan menang di Eropa’, sering sekali kami ucapkan satu sama lain di ruang ganti Trigoria," kenang Mkhitaryan. "Sebelum final, Mourinho menempel foto-foto trofi di seluruh pusat pelatihan dengan tulisan besar-besar: WE MUST WIN, dengan huruf kapital.”

    “Ada di mana-mana. Di ruang ganti, di lorong, di kamar tidur, di dapur, di kamar mandi. Kami berganti pakaian sambil memikirkan kemenangan. Beralan sembari memikirkan kemenangan. Tidur pun memikirkan kemenangan. Mencium aroma makanan sembari memikirkan kemenangan. Bahkan saat sedang pipis, kami memikirkan kemenangan.”

  • FC Internazionale v Como - Serie AGetty Images Sport

    Kepemimpinan Mkhitaryan kini menjadi kunci di Inter Milan

    Kini berusia 36 tahun dan membela Inter Milan sejak 2022, Mkhitaryan mengaku masih membawa mentalitas yang ditanamkan Mourinho. Meski Nerazzurri sempat goyah di awal musim, dengan dua kekalahan dari enam laga pertama Serie A musim ini, sang gelandang veteran dipandang sebagai figur penting untuk menjaga fokus skuad asuhan Cristian Chivu. Dengan hanya tertinggal tiga poin dari Napoli di puncak klasemen, pengalaman dan kepemimpinan Mkhitaryan bisa kembali menjadi pembeda dalam perburuan Scudetto.