Setiap tahun, saat bulan Ramadan tiba, sepak bola Indonesia tetap bergulir dengan lanjutan kompetisi Liga 1. Namun, ada satu hal yang sering jadi perhatian pecinta bola: mengapa kebanyakan pertandingan digelar pukul 20:30 WIB selama bulan suci ini? Ternyata, ada alasan menarik di balik keputusan ini. Goal coba menjabarkannya di sini!
PERSEBAYAMenyesuaikan Dengan Ibadah Puasa
Ramadan adalah bulan spesial bagi umat Muslim, termasuk para pemain, official, dan penonton Liga 1 yang mayoritas beragama Islam. Selama puasa, aktivitas fisik berat seperti bermain sepak bola di siang atau sore hari jelas jadi tantangan besar. Bayangkan harus berlari di lapangan selama 90 menit tanpa minum atau makan, apalagi di bawah terik matahari. Pasti berat, kan? Nah, dengan menggeser jadwal ke pukul 20:30 WIB, pertandingan dimulai setelah waktu berbuka puasa dan salat Magrib selesai. Ini memberi waktu bagi semua yang terlibat untuk membatalkan puasa, mengisi energi, dan bersiap dengan tenang sebelum kick-off.
Biasanya, matahari terbenam sekitar pukul 18:00 WIB, dilanjutkan dengan salat Magrib dan makan malam. Setelah itu, banyak umat Muslim juga melaksanakan salat Tarawih yang umumnya selesai sekitar pukul 20:00 WIB. Jadwal 20:30 WIB dipilih karena berada di luar jam ibadah utama, sehingga pemain dan penonton tidak perlu buru-buru atau melewatkan kewajiban agama mereka. Jadi, ini seperti win-win solution: ibadah lancar, bola tetap jalan.
Menjaga Performa Pemain
Sepak bola adalah olahraga yang butuh stamina tinggi. Setelah seharian berpuasa, tubuh pemain tentu perlu waktu untuk pulih. Jika pertandingan digelar terlalu cepat setelah berbuka, misalnya pukul 19:00 WIB, mereka mungkin belum cukup bertenaga karena proses pencernaan makanan belum selesai. Kalau terlalu malam, pemain bisa kehilangan fokus karena sudah lelah atau mengantuk. Pukul 20:30 WIB jadi titik tengah yang dianggap ideal: cukup waktu untuk makan dan istirahat ringan, tapi tidak terlalu larut hingga mengganggu ritme tubuh.
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), yang mengatur Liga 1, paham betul soal ini. Mereka ingin kualitas pertandingan tetap terjaga. Oleh karenanya, waktu ini dipilih agar pemain bisa tampil maksimal, memberikan aksi seru di lapangan, dan tidak sekadar "jalan di tempat" karena kelelahan.
Kenyamanan Penonton Dan Penyiaran
Selain pemain, penonton juga jadi pertimbangan besar. Banyak suporter yang datang langsung ke stadion atau nonton di televisi sambil berkumpul bareng keluarga. Pukul 20:30 WIB adalah waktu yang nyaman karena sudah selesai dengan aktivitas Ramadan seperti buka puasa bersama atau Tarawih. Buat penonton di rumah, ini juga pas dengan jadwal prime time televisi, saat orang-orang biasanya santai dan siap menikmati hiburan. Stasiun TV yang menyiarkan Liga 1 tentu senang, karena jumlah pemirsa biasanya tinggi di jam ini.
Kalau pertandingan digelar sore hari, misalnya pukul 15:00 atau 17:00 WIB, banyak penonton yang masih sibuk bekerja atau belum bisa fokus karena menunggu berbuka. Sementara kalau terlalu malam, seperti pukul 22:00 WIB, suporter yang ke stadion bisa pulang terlalu larut, apalagi kalau lokasinya jauh. Jadi, 20:30 WIB adalah kompromi yang ramah buat semua pihak.
Tradisi Yang Terus Berlanjut
Kebiasaan menggelar pertandingan malam hari saat Ramadan bukan hal baru di Liga 1. Dari musim ke musim, PT LIB konsisten menerapkan jadwal ini, dan terbukti berhasil. Meski pernah ada kritik soal pertandingan malam yang bikin penonton pulang larut, khusus di Ramadan waktu ini justru diterima baik. Atmosfer stadion malah sering lebih meriah, mungkin karena semangat suporter ikut terangkat setelah seharian berpuasa.
Di musim 2024/2025 ini, misalnya, Liga 1 tetap berjalan selama Ramadan, dengan waktu kick-off bervariasi antara 19:30 WIB untuk zona wilayah timur, 20:30 WIB dan 21:00 WIB untuk wilayah barat. Fleksibilitas ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia bisa beradaptasi dengan nilai budaya dan agama, tanpa mengorbankan esensi kompetisi.
Kesimpulan
Jadi, kenapa Liga 1 pilih pukul 20:30 WIB saat Ramadan? Simpelnya, ini soal keseimbangan. Waktu ini menghormati ibadah puasa, memastikan pemain tampil prima, dan memberi kenyamanan buat penonton serta penyiaran. Bukan cuma soal logistik atau aturan semata, tapi juga tentang bagaimana sepak bola tetap jadi hiburan yang menyatu dengan kehidupan masyarakat Indonesia di bulan suci. Nah, kalau nanti Ramadan tiba dan Anda melihat jadwal Liga 1 malam hari, sekarang sudah tahu alasannya, kan?