Phil Foden Manchester City 2025-26Getty Images

Mengungkap Misteri Plester Pergelangan Tangan Pemain Sepakbola: Antara Medis, Takhayul & Identitas

Para penggemar sepakbola yang jeli pasti sering memperhatikan sebuah pemandangan umum di lapangan hijau: banyak pemain top dunia yang tampil dengan pergelangan tangan terbalut plester (tape). Pemandangan ini terlihat pada pemain dari berbagai posisi, mulai dari kiper hingga penyerang bintang.

Nama-nama besar seperti Phil Foden, Jamie Vardy, hingga Vinicius Jr. seringkali terlihat mengenakan balutan plester ini, baik yang berwarna putih polos maupun yang berwarna-warni. Hal ini tentu memicu rasa penasaran di kalangan para penggemar mengenai apa sebenarnya fungsi dari aksesori tersebut.

Apakah ini murni sebuah kebutuhan medis untuk mencegah cedera? Ataukah ini hanya sekadar bagian dari gaya atau fashion sang pemain di atas lapangan? Ternyata, jawabannya jauh lebih kompleks dari yang dibayangkan.

Plester tersebut ternyata memiliki berbagai fungsi, mulai dari alasan medis yang krusial, faktor psikologis untuk meningkatkan kepercayaan diri, hingga menjadi sebuah ritual takhayul yang dipercaya membawa keberuntungan. GOAL coba menjelaskannya di sini!

  • Manchester City v SSC Napoli - UEFA Champions League 2025/26 League Phase MD1Getty Images Sport

    Alasan Utama: Perlindungan & Stabilitas Medis

    Alasan paling mendasar dan paling umum mengapa pesepakbola membalut pergelangan tangan mereka adalah untuk perlindungan medis. Dalam olahraga yang sangat mengandalkan kontak fisik seperti sepakbola, risiko untuk jatuh dengan posisi tangan yang salah, terinjak, atau terbentur sangatlah tinggi.

    Plester olahraga, atau athletic tape, berfungsi sebagai penopang eksternal. Menurut fisioterapis Ben Warburton, plester ini memberikan "dukungan dan stabilitas" tambahan pada sendi pergelangan tangan yang rentan. Balutan ini membantu membatasi rentang gerak yang berlebihan, terutama gerakan ekstensi atau menekuk ke belakang yang bisa menyebabkan cedera.

    Ini adalah tindakan "profilaksis" atau pencegahan. Saat seorang pemain jatuh, refleks alami mereka adalah menggunakan tangan untuk menahan beban tubuh. Plester ini membantu menyatukan sendi-sendi kecil di pergelangan tangan agar tetap kokoh, sehingga secara signifikan "mengurangi risiko cedera" seperti terkilir atau bahkan patah tulang.

    Bagi para kiper, penggunaan plester ini bahkan jauh lebih krusial. Mereka tidak hanya membalut pergelangan tangan, tetapi seringkali juga jari-jari mereka. Ini dilakukan untuk memberikan perlindungan ekstra di bawah sarung tangan saat harus menahan tendangan bola yang sangat keras atau saat terjadi benturan dengan pemain lawan ketika mencoba merebut bola di udara.

  • Iklan
  • Manchester City v Burnley - Premier LeagueGetty Images Sport

    Fungsi Psikologis: Rasa Aman Pasca Cedera

    Selain fungsi pencegahan cedera, plester di pergelangan tangan juga memiliki dampak psikologis yang sangat kuat, terutama bagi pemain yang baru saja pulih dari cedera. Bagi mereka, balutan plester ini berfungsi sebagai sebuah pengingat rasa aman atau reassurance.

    Seperti yang dijelaskan oleh fisioterapis Ben Warburton, "pembatasan gerakan" yang diberikan oleh plester dapat "memberikan kepercayaan diri yang besar" kepada seorang pemain. Mereka tidak lagi merasa ragu atau takut untuk bermain secara total di atas lapangan.

    Contoh nyata dari kasus ini adalah bintang Manchester City Phil Foden. Ia diketahui tidak pernah mengenakan plester di pergelangan tangannya sampai ia mengalami insiden patah tulang tangannya pada Januari 2024. Sejak saat itu, ia hampir tidak pernah terlihat bermain tanpanya.

    Meski mungkin secara fisik ia sudah pulih sepenuhnya, penggunaan plester secara terus-menerus memberinya rasa aman secara psikologis. Ia bisa bermain lebih "agresif" dan tanpa rasa takut, karena ia tahu bahwa jika ia kembali terjatuh, pergelangan tangannya telah mendapatkan lapisan perlindungan ekstra.

  • Vinicius JuniorGetty

    Takhayul & Ritual Unik Para Bintang

    Dalam dunia olahraga, batas antara persiapan medis dan ritual kepercayaan seringkali sangat tipis. Tidak mengherankan, penggunaan plester di pergelangan tangan bagi sebagian pemain telah bertransformasi menjadi sebuah takhayul atau ritual pribadi sebelum pertandingan.

    Beberapa pemain mungkin merasa "lebih beruntung" atau percaya bahwa mereka akan "tampil lebih baik" jika mengenakan plester tersebut. Apa yang mungkin berawal dari sebuah kebutuhan medis pasca cedera ringan, bisa berubah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan karena sang pemain merasa tampil bagus saat mengenakannya.

    Ritual ini mirip dengan kebiasaan-kebiasaan lain yang sering dilakukan oleh para atlet, seperti selalu mengenakan kaus kaki tertentu, memasuki lapangan dengan kaki kanan terlebih dahulu, atau mendengarkan lagu yang sama persis sebelum bertanding. Ini adalah cara mereka untuk membangun pola pikir dan kepercayaan diri.

    Selama balutan plester tersebut tidak melanggar aturan — misalnya digunakan untuk menutupi perhiasan — maka wasit dan ofisial pertandingan akan mengizinkannya. Bagi para pemain ini, balutan plester tersebut telah menjadi bagian tak terpisahkan dari "jimat" keberuntungan pribadi mereka.

  • Real Madrid CF v Valencia CF - LaLiga EA SportsGetty Images Sport

    Identitas, Gaya & Pengaruh Tren di Media Sosial

    Seiring berjalannya waktu, apa yang awalnya berfungsi sebagai alat medis kini telah berevolusi menjadi sebuah pernyataan gaya atau fashion statement. Bagi beberapa pemain, balutan plester di pergelangan tangan telah menjadi bagian dari identitas visual mereka di atas lapangan.

    Pemain seperti Jamie Vardy, Phil Foden, dan Vinicius Jr. kini sangat identik dengan tampilan plester di pergelangan tangan mereka. Tampilan ini seringkali ditiru oleh para penggemar muda mereka di seluruh dunia.

    Fenomena ini semakin diperkuat oleh platform media sosial seperti TikTok. Ada banyak sekali video tutorial yang diunggah oleh para pengguna yang menunjukkan "cara membalut pergelangan tangan Anda seperti" para pemain idola mereka tersebut.

    Pada titik ini, penggunaan plester telah melampaui fungsi aslinya. Ia menjadi bagian dari personal branding seorang pemain, sebuah aksesori yang membedakan penampilan mereka dari pemain lain dan membuat mereka langsung dikenali di atas lapangan.

  • FBL-EUR-C1-AS ROMA-CSKAAFP

    Aturan Resmi IFAB & Fungsi Taktis Tersembunyi

    Penggunaan plester di pergelangan tangan diatur secara jelas dalam Aturan Permainan (Laws of the Game) yang dikeluarkan oleh IFAB. Aturan 4.2 secara spesifik mewajibkan pemain mengenakan deker, namun untuk plester tangan, aturannya jauh lebih longgar.

    Aturan utama yang harus dipatuhi adalah plester tersebut tidak boleh digunakan untuk menutupi perhiasan dalam bentuk apa pun, seperti cincin atau gelang, yang dilarang karena alasan keselamatan. Wasit hanya akan memeriksa apakah ada plester yang dikenakan, bukan seberapa tebal atau seberapa banyak.

    Selain itu, ada juga fungsi praktis lain yang sering dilupakan. Plester yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat seringkali digunakan oleh para pemain untuk "menyeka keringat" dari dahi atau wajah mereka saat sedang bertanding dalam intensitas tinggi.

    Fisioterapis Ben Warburton juga menyoroti adanya fungsi taktis yang tersembunyi, terutama bagi para penjaga gawang. Kiper mungkin saja menuliskan "catatan kecil atau instruksi" di atas plester mereka, misalnya urutan penendang penalti lawan, yang bisa mereka lihat dengan cepat saat situasi adu penalti.