FBL-WC2026-ASIA-JPN-INAAFP

Mengapa Jeda Internasional September Akan Lebih Panjang Mulai Tahun 2026?

Dunia sepakbola akan menyaksikan perubahan signifikan pada struktur kalendernya mulai tahun 2026. Dewan FIFA secara resmi telah menyetujui format baru untuk jeda pertandingan internasional, yang akan mengubah ritme musim kompetisi domestik di seluruh dunia. Keputusan ini diambil setelah melalui serangkaian diskusi mendalam dengan berbagai pemangku kepentingan.

Perubahan paling mencolok adalah penghapusan jeda internasional yang biasa berlangsung pada Oktober. Sebagai gantinya, jeda internasional di bulan September akan diperpanjang secara signifikan. Jendela yang sebelumnya hanya berlangsung dua minggu untuk dua pertandingan, kini akan menjadi jeda yang lebih panjang untuk mengakomodasi empat pertandingan sekaligus.

Langkah ini bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Berbagai faktor menjadi pertimbangan utama, mulai dari penyesuaian jadwal pasca-Piala Dunia 2026, efisiensi perjalanan lintas benua bagi para pemain, hingga yang terpenting, yaitu upaya untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental para atlet di tengah padatnya jadwal kompetisi.

Meskipun terdengar seperti gangguan yang lebih besar di awal musim, skema baru ini sebenarnya dirancang untuk memberikan lebih banyak stabilitas dan blok waktu tanpa gangguan bagi klub-klub. Bagaimana detail lengkap dari perubahan ini dan apa dampaknya bagi liga-liga top Eropa serta para pemain? GOAL coba menjelaskannya di sini!

  • Indonesia v China - FIFA World Cup Asian 3rd QualifierGetty Images Sport

    Apa Yang Berubah Dalam Kalender Internasional?

    Struktur baru kalender internasional FIFA yang akan berlaku mulai 2026 memperkenalkan perubahan fundamental pada jadwal yang sudah kita kenal. Inti dari perubahan ini adalah konsolidasi jadwal. Jeda internasional yang sebelumnya tersebar di bulan September dan Oktober kini akan digabungkan menjadi satu jendela yang lebih panjang di akhir September hingga awal Oktober.

    Jendela baru ini akan berlangsung selama kurang lebih tiga minggu. Dalam periode tersebut, tim nasional dijadwalkan untuk memainkan empat pertandingan internasional. Ini merupakan peningkatan dua kali lipat dari format sebelumnya, di mana setiap jeda internasional reguler hanya mengakomodasi dua pertandingan dalam rentang waktu dua minggu.

    Konsekuensi langsung dari perubahan ini adalah dihapuskannya jeda internasional Oktober secara permanen dari kalender. Sementara itu, jeda internasional pada Maret dan November akan tetap dipertahankan seperti biasa, masing-masing dengan format dua pertandingan. Jeda bulan Juni juga tetap ada, biasanya untuk turnamen besar atau babak akhir kualifikasi.

    Keputusan yang disetujui oleh Dewan FIFA pada Maret 2023 ini akan mengunci format kalender internasional setidaknya hingga 2030. Langkah ini memberikan kepastian jangka panjang bagi federasi nasional, liga domestik, dan klub untuk merencanakan program dan jadwal mereka dengan lebih efektif dan prediktif.

  • Iklan
  • Indonesia v China - FIFA World Cup Asian 3rd QualifierGetty Images Sport

    Kesejahteraan Pemain & Logistik Sebagai Alasan Utama

    Salah satu pendorong utama di balik perombakan kalender ini adalah fokus yang meningkat pada kesejahteraan pemain (player welfare). Dengan menggabungkan dua jeda menjadi satu, FIFA bertujuan mengurangi jumlah perjalanan lintas benua yang harus dilakukan pemain, terutama mereka yang bermain di Eropa tetapi mewakili negara dari Amerika Selatan, Afrika, atau Asia.

    Pengurangan frekuensi perjalanan ini sangat signifikan. Seorang pemain tidak lagi harus terbang jarak jauh, beradaptasi dengan zona waktu, bermain dua laga, kembali ke klub, dan mengulangi proses yang sama hanya tiga minggu kemudian. Dengan satu perjalanan untuk empat laga, pemain memiliki waktu adaptasi yang lebih baik dan mengurangi kelelahan kumulatif akibat jet lag dan perjalanan.

    Selain itu, pertimbangan jadwal Piala Dunia 2026 yang finalnya jatuh pada 19 Juli — tanggal paling akhir untuk turnamen musim panas sejak 1966 — turut memengaruhi keputusan ini. Jadwal yang lebih padat pasca-turnamen menuntut kalender internasional yang lebih efisien untuk memberikan ruang bernapas bagi pemain dan klub saat memulai musim baru.

    Dari perspektif pelatih tim nasional, jeda yang lebih panjang ini juga memberikan keuntungan. Mereka mendapatkan waktu yang lebih berkualitas bersama skuad, mirip seperti sebuah kamp pelatihan mini. Ini memungkinkan implementasi taktik yang lebih mendalam dan membangun kohesi tim yang lebih baik dibandingkan dengan dua pertemuan singkat yang terpisah.

  • Japan v Indonesia - FIFA World Cup Asian 3rd QualifierGetty Images Sport

    Dampak Langsung Terhadap Liga Domestik

    Meskipun jeda September yang diperpanjang akan menghentikan kompetisi domestik selama tiga minggu, secara keseluruhan liga-liga justru diuntungkan. Dengan hilangnya jeda Oktober, total waktu musim yang "hilang" untuk pertandingan internasional sebenarnya berkurang satu minggu. Ini berarti klub mendapatkan blok waktu yang lebih panjang dan tidak terputus untuk menjalani kompetisi.

    Sebagai contoh konkret, Liga Primer Inggris akan memainkan laga terakhir sebelum jeda pada akhir pekan 19-20 September 2026. Kompetisi kemudian akan dilanjutkan kembali pada 10-11 Oktober 2026. Setelah itu, klub akan memiliki ritme permainan yang stabil tanpa gangguan internasional hingga jeda berikutnya pada November.

    Stabilitas ini sangat krusial bagi manajer dan pemain. Periode tanpa henti dari Oktober hingga November memungkinkan tim untuk membangun momentum, menjaga konsistensi performa, dan mengurangi risiko cedera yang sering kali muncul akibat perubahan ritme antara sepakbola klub dan internasional yang terlalu sering.

    Secara matematis, jumlah pertandingan internasional tidak bertambah, sehingga beban pemain tidak meningkat dari segi jumlah laga. Perubahan ini lebih kepada restrukturisasi jadwal untuk menciptakan alur musim yang lebih sehat. Klub tidak akan kehilangan pemain mereka untuk lebih banyak pertandingan, hanya saja untuk periode waktu yang lebih lama dalam satu kesempatan.

  • Cristiano Ronaldo Portugal 2025Getty Images

    Format Pertandingan: Bukan Penambahan Jumlah Laga

    Penting untuk digarisbawahi bahwa perubahan kalender ini tidak menambah jumlah pertandingan internasional yang harus dimainkan oleh setiap negara dalam setahun. Jumlah pertandingan tetap sama; yang berbeda hanyalah cara distribusinya. Ini adalah respons terhadap kekhawatiran tentang jadwal yang semakin padat dan bukan upaya untuk menambah beban baru.

    Sebelumnya, selama periode musim gugur di belahan bumi utara (September, Oktober, November), tim nasional biasanya memainkan total enam pertandingan, yang terbagi menjadi 2+2+2 di setiap jendela. Dengan format baru, totalnya tetap enam pertandingan, namun kini didistribusikan menjadi empat laga di jeda September dan dua laga di jeda November.

    Bagi negara-negara Eropa, format baru ini akan langsung terasa pada kampanye Liga Negara UEFA (Nations League) 2026/27. Empat pertandingan yang dimainkan pada jeda September 2026 tersebut akan menjadi empat laga pertama di babak penyisihan grup kompetisi itu. Ini memungkinkan sebagian besar fase grup diselesaikan dalam satu periode yang terkonsolidasi.

    Struktur empat pertandingan dalam satu jendela juga membuka peluang bagi format turnamen mini persahabatan antar-konfederasi. Misalnya, sebuah negara bisa menjadi tuan rumah bagi tiga negara lain dari benua berbeda untuk memainkan serangkaian pertandingan kompetitif. Ini jauh lebih menarik dan efisien daripada mengatur laga persahabatan tunggal di lokasi yang berbeda-beda.

  • FBL-WC2026-EUR-DRAWAFP

    Keputusan Global Untuk Sepakbola Modern

    Persetujuan perubahan kalender ini merupakan hasil dari proses konsultasi yang luas dan inklusif. Keputusan ini tidak diambil secara sepihak, melainkan disetujui oleh Dewan FIFA, yang anggotanya merupakan perwakilan dari keenam konfederasi sepakbola dunia: UEFA (Eropa), CONMEBOL (Amerika Selatan), CONCACAF (Amerika Utara, Tengah, Karibia), CAF (Afrika), AFC (Asia), dan OFC (Oseania).

    Sebelum proposal ini disahkan, FIFA telah berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan utama dalam ekosistem sepakbola. Ini termasuk asosiasi klub, perwakilan liga-liga profesional, serta serikat pemain global seperti FIFPRO. Masukan dari semua pihak, terutama terkait dampak terhadap kesehatan pemain dan integritas kompetisi, menjadi pertimbangan utama.

    Perubahan ini secara khusus menguntungkan keseimbangan global dalam sepakbola. Dengan mengurangi beban perjalanan, pemain dari luar Eropa yang menjadi tulang punggung banyak klub top Eropa dapat kembali ke klub mereka dalam kondisi yang lebih bugar. Ini adalah langkah maju dalam mengakui realitas global dari permainan modern, di mana talenta tersebar di seluruh dunia.

    Dengan ditetapkannya kalender ini hingga tahun 2030, dunia sepakbola kini memiliki fondasi yang stabil untuk merencanakan masa depan. Federasi dapat menyusun format kualifikasi untuk Piala Dunia 2030 dan turnamen kontinental lainnya dengan kepastian, sementara klub dan liga dapat membangun jadwal jangka panjang yang lebih berkelanjutan bagi semua pihak.