Crystal Palace v Liverpool - Premier LeagueGetty Images Sport

Bukan Kebetulan! Membedah Rahasia Taktik & Mentalitas Di Balik 18 Laga Tak Terkalahkan Crystal Palace

Sebuah rekor impresif sedang diukir oleh Crystal Palace di Liga Primer. Kemenangan atas Liverpool di matchday keenam pada Sabtu (27/9) malam WIB menggenapkan laju tak terkalahkan mereka menjadi 18 pertandingan di semua kompetisi, sebuah rentetan hasil positif yang membentang sejak akhir musim lalu, termasuk menaklukkan Manchester City dan The Reds di Wembley.

Pencapaian ini menempatkan Palace dalam buku sejarah. Ini adalah rekor tak terkalahkan terpanjang kedua dalam sejarah klub dan salah satu yang terbaik yang pernah dicatatkan oleh tim di luar 'Big Six' sejak era Liga Primer dimulai. Sebuah bukti nyata dari kualitas dan konsistensi yang mereka tunjukkan di bawah arahan Oliver Glasner.

Rekor Tak Terkalahkan Terpanjang Klub Non-Big Six EPL

KlubLaga Tak TerkalahkanTahun
Wimbledon191996
Newcastle United181994
Nottingham Forest181995
Crystal Palace182025
Sheffield Wednesday161992/93
Aston Villa151998
Birmingham City152009/10
Blackburn Rovers152007
Newcastle United151995
Newcastle United152022/23

*hingga 28 September 2025

Meski rekor ini sangat luar biasa, kesuksesan Palace seolah berjalan di bawah radar. Sorotan media mungkin lebih sering tertuju pada drama di klub-klub besar, namun di London Selatan, sebuah tim yang solid dan sulit dikalahkan telah terbentuk tanpa banyak hingar bingar.

Kesuksesan ini tentu bukanlah sebuah kebetulan. Ada fondasi kuat yang dibangun di atas pilar-pilar strategis, mulai dari sistem pertahanan yang kokoh, filosofi manajerial yang jelas, hingga performa gemilang individu kunci. Mari kita bedah lebih dalam rahasia di balik performa fenomenal Crystal Palace.

  • Leicester City FC v Crystal Palace FC - Premier LeagueGetty Images Sport

    Fondasi Baja: Keunggulan Taktik Pertahanan 3-4-2-1

    Rahasia utama di balik sulitnya Crystal Palace dikalahkan terletak pada sistem pertahanan mereka. Manajer Oliver Glasner telah berhasil menerapkan formasi 3-4-2-1 dengan sangat efektif, menciptakan unit pertahanan yang solid dan terorganisir, sesuatu yang bahkan sulit ditiru oleh tim sekelas Manchester United.

    Kekuatan trio bek tengah mereka terletak pada komplementaritas kualitas masing-masing pemain. Di pusat, kapten Marc Guehi menjadi otak pertahanan dengan kemampuan membaca permainan yang luar biasa. Di sisinya, Maxence Lacroix menawarkan kecepatan dan atletisisme untuk melakukan tekel pemulihan krusial, sementara Chris Richards di kanan memberikan keunggulan dalam duel udara dan penempatan posisi yang disiplin.

    Kombinasi antara kepemimpinan Guehi, kecepatan Lacroix, dan kekuatan fisik Richards menciptakan tembok pertahanan berlapis yang sangat sulit ditembus. Mereka tidak hanya kuat secara individu, tetapi juga mampu bekerja sama sebagai satu unit yang padu, saling menutupi kelemahan satu sama lain dan membuat frustrasi lini serang lawan.

    Efektivitas sistem ini terbukti dari statistik kiper Dean Henderson. Fakta bahwa ia hanya mencatatkan rata-rata 1,8 penyelamatan per laga (salah satu yang terendah di liga) menunjukkan betapa baiknya ia dilindungi. Ini membuktikan bahwa filosofi Glasner yang memprioritaskan pertahanan sebagai titik awal segalanya benar-benar berjalan sempurna.

  • Iklan
  • Oliver-GlasnerGetty Images

    Filosofi Glasner: Konsistensi & Kekuatan Kolektif

    Di balik sistem yang berjalan mulus, ada seorang arsitek dengan filosofi yang jelas: Oliver Glasner. Kesuksesan Palace adalah cerminan dari kemampuannya menanamkan rencana taktis yang koheren dan membangun budaya di mana tim adalah segalanya, mengalahkan ego individu.

    Salah satu kunci utamanya adalah konsistensi dan keakraban skuad. Glasner lebih suka bekerja dengan skuad inti yang lebih ramping, memastikan setiap pemain benar-benar memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam sistem. Keakraban inilah yang membuat pergerakan tim terlihat begitu otomatis dan terkoordinasi di atas lapangan.

    Mentalitas menjadi pilar penting lainnya. Seperti yang diungkapkan Glasner, timnya memiliki mentalitas untuk "berjuang di saat-saat sulit." Kepercayaan penuh pada sistem membuat para pemain tetap tenang di bawah tekanan, yakin bahwa dengan bertahan secara solid, peluang untuk menyerang balik dan mencetak gol pasti akan datang.

    Glasner telah melatih skuad intinya secara "kejam dan efisien," menanamkan positivitas dan keyakinan bahwa mereka bisa bersaing dengan siapa pun. Para pemain merespons kepercayaan itu dengan penampilan yang solid dan pantang menyerah, menciptakan siklus positif yang menopang laju tak terkalahkan mereka.

  • Manchester United FC v Crystal Palace FC - Premier LeagueGetty Images Sport

    Sang Ujung Tombak: Ketajaman Jean-Philippe Mateta

    Pertahanan yang kokoh akan sia-sia tanpa adanya penyelesai akhir yang andal di lini depan. Beruntung bagi Palace, mereka memiliki Jean-Philippe Mateta yang sedang berada dalam performa puncak sepanjang kariernya. Striker asal Prancis ini adalah elemen vital yang mengubah hasil imbang menjadi kemenangan.

    Statistiknya di bawah asuhan Glasner berbicara dengan sendirinya. Dari total 50 golnya untuk klub, 34 di antaranya ia cetak hanya dalam 68 penampilan di bawah manajer asal Austria tersebut. Ini menunjukkan betapa Glasner telah berhasil mengeluarkan potensi terbaik dari sang pemain No.9.

    Namun, kontribusi Mateta jauh melampaui sekadar gol. Kemampuannya dalam menahan bola (hold-up play) telah meningkat pesat dan menjadi bagian integral dari cara Palace membangun serangan. Ia mampu menjadi titik tumpu, menahan bek lawan, dan memberikan ruang bagi gelandang serang seperti Ismaila Sarr untuk menusuk ke area berbahaya.

    Performa gemilangnya tentu menarik perhatian banyak klub besar. Meski Palace berupaya keras untuk mempertahankannya, negosiasi perpanjangan kontraknya yang mandek bisa menjadi celah bagi klub lain. Ini menggarisbawahi betapa berharganya Mateta bagi kesuksesan Palace saat ini.

  • Crystal Palace v Sunderland - Premier LeagueGetty Images Sport

    Stabilitas Skuad & Bursa Transfer Cerdas

    Di era di mana banyak klub melakukan perombakan besar-besaran setiap musim panas, Crystal Palace memilih jalan yang berbeda: stabilitas. Salah satu faktor kunci di balik konsistensi mereka adalah keberhasilan mempertahankan sebagian besar skuad inti dari musim sebelumnya.

    Memang, mereka kehilangan pemain kreatif Eberechi Eze yang pindah ke Arsenal. Kepergiannya adalah sebuah pukulan, namun yang terpenting adalah ia menjadi satu-satunya pemain kunci yang dilepas. Kerangka utama tim tetap utuh, memungkinkan Glasner untuk melanjutkan pekerjaan yang telah ia mulai tanpa harus membangun ulang dari awal.

    Sebagai ganti Eze, Palace bergerak cerdas di bursa transfer. Mereka mendatangkan lima pemain baru, termasuk dua penyerang serbaguna yang secara spesifik direkrut untuk mengisi kekosongan kreatif yang ditinggalkan. Ini menunjukkan strategi transfer yang terarah dan efisien, bukan pembelian panik.

    Seperti yang diamati Glasner, jauh lebih mudah mengintegrasikan pemain baru dari "posisi yang kuat." Karena fondasi tim sudah solid dan penuh percaya diri, para pemain baru dapat beradaptasi dengan lebih lancar tanpa mengganggu ritme dan momentum positif yang sudah terbangun.

  • Aston Villa v Crystal Palace - Premier LeagueGetty Images Sport

    Mentalitas Pemenang & Ambisi Masa Depan

    Rentetan 17 laga tak terkalahkan ini telah menanamkan mentalitas pemenang yang mendalam di dalam skuad. Kemenangan atas tim sekelas Manchester City di final Piala FA dan Liverpool di Community Shield membuktikan bahwa Palace kini tidak lagi gentar menghadapi nama besar. Mereka turun ke lapangan dengan keyakinan bahwa mereka bisa mengalahkan siapa pun.

    Hasil konsisten ini tercermin di papan klasemen. Kemenangan atas West Ham sempat membawa mereka ke posisi keempat, memicu pertanyaan media tentang potensi lolos ke Liga Champions. Meski Glasner dengan rendah hati menepisnya, fakta bahwa pertanyaan itu bahkan muncul adalah bukti kemajuan luar biasa yang telah mereka capai.

    Sikap Glasner yang memilih untuk tidak memperhatikan klasemen adalah langkah cerdas untuk menjaga para pemainnya tetap membumi dan fokus pada pertandingan berikutnya. Ia berhasil menciptakan lingkungan di mana proses dan performa lebih dihargai daripada hasil sesaat, menghilangkan tekanan yang tidak perlu dari pundak timnya.

    Laga berat melawan Liverpool di Selhurst Park pada akhir pekan nanti mungkin akan menguji batas rekor ini. Namun, apa pun hasilnya, beberapa bulan terakhir telah menegaskan satu hal: di bawah kepemimpinan Glasner, Crystal Palace telah bertransformasi menjadi tim yang tangguh, terorganisir, dan tidak memiliki rasa takut.