Zavier Gozo Real Salt LakeGetty/GOAL

Memantau Zavier Gozo: Dinamakan Setelah Didier Drogba Dan Dibandingkan Dengan Thierry Henry, Sayap Real Salt Lake Di Ambang Terobosan

Zavier Gozo mengaku belum punya cerita menarik untuk diceritakan. "Cukup biasa," katanya tentang perjalanan kariernya, yang enggan ia bahas. Baginya, belum banyak yang bisa direnungkan karena semuanya baru dimulai.

Namun, ceritanya sebenarnya dimulai sejak lahir. Nama tengahnya, Didier, adalah penghormatan untuk legenda sepakbola, Didier Drogba. Gaya permainannya pun kerap dibandingkan dengan ikon lain, Thierry Henry. Tak ada yang "biasa" dari Gozo atau jalannya menjadi salah satu prospek remaja paling menarik di sepakbola Amerika. Baru beberapa bulan menjadi pemain reguler MLS, bintang Real Salt Lake ini sudah menunjukkan keistimewaannya, entah ia mengakuinya atau tidak.

Segalanya berjalan cepat dalam hidup Gozo. Loncatan dari level junior ke MLS terjadi sekejap, bahkan sebelum ia lulus SMA. Kecepatannya menggiring bola menjadikannya salah satu penyerang muda terbaik di Amerika. Gol pertamanya di MLS akhir pekan lalu tercipta dalam 50 detik pertama laga.

"Ini proses panjang," ujar Gozo kepada GOAL. "Saya menandatangani kontrak dengan tim kedua saat berusia 15 tahun, dan musim lalu adalah tahun pertama saya di MLS. Saya merasa semakin siap dan dewasa. Ini memang sudah lama ditunggu."

Meski begitu, perjalanan masih panjang. Di usia 18, Gozo jauh dari produk jadi. Dengan sorotan tertuju padanya, ekspektasi pun meningkat.

  • FBL-ENG-PR-CHELSEA-CRYSTAL PALACEAFP

    Awal Mula...

    Pada Maret 2007, saat Drogba mencetak 33 gol dan menjadi yang terbaik di Liga Primer, seorang anak dari keluarga imigran Pantai Gading lahir di West Valley City, Utah. Nama tengahnya hanya satu: Didier. "Pasti terinspirasi dari Drogba," ujar Gozo sambil tertawa. "Ayah saya penggemar beratnya."

    Ayah Gozo, yang bermain sepakbola di Pantai Gading, menularkan kecintaan pada permainan ini kepada anaknya. Ibunya juga berperan besar, membantu Gozo menyadari bakatnya. "Saat mulai bermain, ibu bilang saya jauh lebih baik dari yang lain, jadi saya dipindah ke kelompok usia lebih tua," kenangnya. "Awalnya, saya tak merasa hebat, tapi saat masuk akademi dan bermain bagus, saya sadar mungkin saya punya peluang."

    Gozo bergabung dengan akademi RSL di usia 14. Di usia 15, ia menandatangani kontrak profesional dengan Real Monarchs di MLS Next Pro. Di usia 16, ia debut di MLS, dan di usia 17, ia resmi jadi pemain tim utama. Setiap tahun, langkah besar. Kini, di usia 18, Gozo mengambil lompatan terbesarnya.

  • Iklan
  • Terobosan Besar

    Menjelang awal 2025, Gozo mempersiapkan pramusim keduanya dengan tim utama RSL. Mengingat musim pertamanya, ia menyadari betapa tidak siapnya ia saat itu. Kali ini berbeda. "Pramusim lalu, saya pikir saya siap, tapi sekarang saya tahu saya belum siap," katanya. "Kini, saya merasa benar-benar bagian dari tim."

    Gozo telah merebut tempatnya di RSL yang sedang bertransisi. Setelah kehilangan beberapa pemain senior, termasuk striker Chicho Arango, RSL mengandalkan pemain muda, membuka jalan bagi Gozo. Ia tampil 10 kali, dengan enam kali jadi starter di liga.

    Puncaknya adalah akhir pekan lalu, saat ia mencetak gol pertama di MLS. Menerima bola di sisi kiri, ia melewati bek dan menyarangkan bola ke tiang dekat dalam waktu kurang dari semenit.

    "Ia masuk ke posisi berbahaya, dan itu yang kami latih," ujar pelatih RSL, Pablo Mastroeni. "Ini sudah lama ditunggu. Momen seperti ini mempercepat kepercayaan diri dan kariernya."

  • Zavier Gozo, Real Salt LakeRob Gray-Imagn Images

    Perkembangannya Sekarang

    Gozo telah menjadi elemen kunci RSL, tapi ia tak merasa nyaman. Ia tahu posisinya didapat karena situasi tertentu, dan situasi lain bisa membuatnya kehilangan tempat. "Tak ada jaminan di tim utama," katanya. "Setiap pekan seperti pertarungan untuk masuk skuad."

    Setiap laga juga berbeda, pelajaran besar baginya. Hal-hal yang lolos di level bawah tak lagi berlaku di MLS. "Ini soal memilih momen," ujarnya. "Melawan pemain lebih baik, Anda harus tahu kapan menggiring, kapan mengoper. Itu kunci sukses saya."

    Gozo memilih momen dengan baik untuk RSL yang masih belajar. Bersama bintang muda timnas AS, Diego Luna, RSL sering menurunkan empat penyerang di bawah usia 21, dengan Gozo sebagai yang termuda. "Kami belajar bersama," katanya. "Usia bukan alasan. Kami harus tampil seperti yang lain. Ada kepercayaan diri di grup ini, meski hasil belum selalu bagus."

  • Pablo Mastroeni Real Salt LakeUSA Today Images

    Kekuatan Terbesar

    Gozo punya ciri sayap klasik: cepat, lihai menggiring, dan tenang saat harus mencetak gol. Ia suka menantang bek satu lawan satu. Namun, di bawah Mastroeni, komitmen bertahan adalah kunci. Gozo unggul di sisi defensif, berada di persentil 99 untuk tekel, intersepsi, dan blok, serta 95 untuk sapuan, menurut FBRef. Komitmen bertahan ini jadi tulang punggung RSL.

    "Pablo pelatih yang mengutamakan pertahanan," ujar Gozo. "Semua pemain, dari striker hingga sayap, harus bertahan. Pertahanan menciptakan serangan." Bahkan saat serangannya tak maksimal, Gozo tetap kuat bertahan.

    Mastroeni memuji sikap Gozo. "Ia bukan produk jadi, tapi ia mau belajar," katanya. "Banyak pemain muda merasa sudah berhasil saat masuk tim utama. Gozo berbeda. Ia mendengarkan dan menerapkan saran kami. Saya sangat bangga dengan dampaknya."

  • San Diego FC v Real Salt LakeGetty Images Sport

    Ruang Untuk Perbaikan

    Gozo telah menunjukkan kemampuan serbabisa, tapi konsistensi adalah tantangan terakhir. Ia sudah mencetak gol pertama, tapi bisakah ia melakukannya berulang kali? RSL butuh gol dan assist dari pemain selain Luna. Jika Gozo bisa konsisten meski masih remaja, potensi RSL melonjak.

    "Ini soal kualitas setiap aksi," katanya. "Anda dapat dua atau tiga peluang per laga, dan harus memanfaatkannya. Saya harus lebih tajam, meski masih muda." Mastroeni dan Gozo yakin itu akan datang dengan pengalaman.

    "Ia masuk tim dengan percaya diri, dan pertahanannya luar biasa," ujar Mastroeni. "Ia di ambang terobosan, entah mencetak gol atau assist. Saya bangga dengan cara dia berintegrasi."

  • PL slow starters | Thierry Henry ArsenalGetty Images

    The Next... Thierry Henry?

    "Ia berlari dengan anggun, melewati bek dengan mudah," ujar pelatih Real Monarchs, Mark Lowry, pada 2024. "Ia bisa bermain lebar atau masuk ke dalam, mirip Thierry Henry."

    Perbandingan ini berat, tapi Gozo tak terbebani. "Saya tidak membandingkan diri dengan siapa pun," katanya. "Tapi jika itu pujian, saya terima! Saya belajar dari Henry, tapi saya tidak suka membandingkan diri."

    Gozo terinspirasi oleh Henry, Drogba, Messi, Neymar, Ronaldo, Saka, Mbappe, dan Pedri. Jika semua berjalan baik, ia bisa mencapai level mereka.

  • San Diego FC v Real Salt LakeGetty Images Sport

    Berikutnya?

    Gozo fokus membuktikan diri di tim utama RSL. Musim ini adalah musim pertamanya sebagai anggota tetap. Ia pernah berlatih dengan RB Salzburg, merasakan standar Eropa. Sebagai penggemar Arsenal, ia memimpikan bermain di sana, tapi kini fokus pada RSL.

    Lebih banyak peluang menanti. Ia jadi pemain termuda yang dipanggil timnas AS U-20 pada Maret, jelang ulang tahunnya yang ke-18. Piala Dunia U-20 tahun ini adalah targetnya. "Saya ingin membantu tim sebanyak mungkin," ujarnya. "Saya punya target individu, tapi kemenangan adalah yang utama."

    Langkah berikutnya akan menambah babak baru dalam cerita Gozo. Meski ia menyebutnya "biasa," perjalanannya jelas luar biasa.