Rashford Man Utd GFXGetty

Marcus Rashford, Kamu Kenapa Sih?! Superstar Manchester United Jadi Superflop - Saatnya Didepak?

Saat Erik ten Hag memasukkan Anthony Martial sebagai pengganti, orkestra cemoohan yang memekakkan telinga berderu di Old Trafford. Bagaimana tidak? Rasmus Hojlund ditarik keluar meski bermain cemerlang kontra Brighton saat itu, dan fans Manchester United tentu saja masih ingin menikmati penampilan bomber Denmark tersebut tanpa diganggu striker pesakitan mereka.

Mereka sepertinya merasa mengganti Hojlund dengan Martial adalah bukti sang pelatih tak punya ambisi dan kurang cermat mengambil keputusan, apalagi saat itu MU sedang tertinggal. Namun, ketika Martial menggantikan Marcus Rashford pada laga kontra Crystal Palace kemarin Sabtu (30/9), 70.000 suporter di Theatre of Dreams diam seribu bahasa. Tak ada satu pun sinyal-sinyal tanda keberatan.

Dan itu menjelaskan semuanya.

Pentolan yang mencetak 30 gol lintas kompetisi musim lalu dan dinobatkan sebagai pemain terbaik klub itu kini berubah pesakitan nomor dua yang tak bisa diandalkan. Dan ini bukan satu-dua kasus saja - sudah sepanjang musim ini Rashford gagal menunjukkan tanda-tanda keganasan. Dalam delapan pertandingan di semua kompetisi, dia cuma bisa membukukan satu gol dan dua assist. Setelah membangkitkan kebuasannya yang tertidur musim lalu, Rashford seolah kembali ke setelan pabrik dua tahun lalu, ke masa ia santer digosipkan akan meninggalkan Setan Merah.

Memarkirnya dan memainkan Alejandro Garnacho di sisi kiri serangan United pun menjadi gagasan menggoda yang sulit ditolak, tetapi itu bukan jawabannya. Ini saatnya bagi Ten Hag dan The Red Devils untuk mendukung Rashford di masa-masa tergelapnya.

  • Micky van de Ven Marcus Rashford Tottenham Man Utd 2023-24Getty Images

    Salah posisi di awal musim

    Rashford punya alasan mengapa dia membuka musim ini dengan kurang garang: dia dipaksa main sebagai penyerang sentral lantaran Martial dan Hojlund cedera. Dia sendiri sudah bilang bahwa sayap kiri adalah posisi terbaiknya karena dia sering merasa terisolasi sebagai ujung tombak, bahkan sampai bilang rasanya seperti main sebagai kiper!

    "Lebih mudah memengaruhi pertandingan saat saya ditaruh di kiri, dan sejak kecil saya selalu ingin terlibat dalam pertandingan," katanya kepada Gary Neville di The Overlap. "Itulah mengapa terkadang saya kesulitan bermain sebagai penyerang sentral, karena saya tidak sabaran. [Di posisi sentral] Anda bisa tak menyentuh bola selama 20 menit, dan sentuhan pertama Anda bisa langsung jadi peluang mencetak gol. Harus selalu siaga secara mental."

    Rashford tak efektif kontra Wolves dan Tottenham sebagai striker sentral, dan satu-satunya gol yang United cetak di dua laga itu adalah tandukan Raphael Varane hasil crossing Aaron Wan-Bissaka.

  • Iklan
  • Marcus Rashford Man Utd 2023-24Getty

    Sempat menyala lagi

    Rashford kembali ke posisi favoritnya pada pertandingan ketiga musim ini (versus Nottingham Forest) dan sejak saat itu selalu dipasang di kiri. Awalnya, ia bermain brilian sebagaimana ia gemilang musim lalu.

    Ia tampil perkasa kontra Forest, terlibat dalam tiga, semua, gol Man United. Ia yang memberi assist gol Christian Eriksen, melepaskan umpan ciamik dalam proses gol penyeimbang Casemiro, dan memenangkan penalti yang akhirnya dieksekusi Bruno Fernandes untuk menyelesaikan come back 3-2.

    Rashford juga bermain baik pada laga selanjutnya kontra Arsenal, mencetak gol pembuka dalam kekalahan 3-1 tersebut dengan memotong ke dalam dari sayap kiri sebelum melepaskan tembakan keras ke tiang jauh. Ia bahkan juga tampil apik saat kalah 3-1 di tangan Brighton, cuma kurang diberkati Dewi Fortuna saja. Ia menghantam mistar gawang Jason Steele dan memberi assist untuk gol Hojlund, yang sayangnya dianulir VAR karena bola keluar lapangan dalam proses build-up.

    Namun sejak saat itu, performa Rashford terus menurun.

  • Marcus Rashford Manchester United 2023-24Getty

    Jelek vs Bayern & Burnley, sangat jelek vs Palace

    Rashford mengawali laga dengan baik kontra Bayern Munich, merepotkan bek kanan darurat Konrad Laimer. Namun begitu The Bavarians unggul (gara-gara blunder konyol Andre Onana), pengaruhnya di pertandingan langsung pudar.

    Ia bahkan seperti tidak ikut main lawan Burnley tiga hari kemudian, di mana United harus mengandalkan keberuntungan mereka dan momen gemilang Jonny Evans serta Fernandes untuk menang 1-0. Rashford sama sekali tak membuat lini belakang Burnley merasa terancam dan terlihat lesu saat melakukan pressing, apalagi jika dibandingkan dengan Hojlund dan Hannibal Mejbri yang energik.

    Kekalahan kandang versus Palace, di mana United hampir tak menciptakan peluang bersih, menjadi titik nadir Rashford. Setiap kali berusaha menyerang dari sisi kiri, ia selalu dikepung bek Palace, atau bahkan salah mengambil keputusan. Pada satu momen, crossing-nya bahkan melambung jauh dan jatuh di luar kotak penalti. Memang mengenai Scott McTominay dan berujung pada tembakan Casemiro yang nyaris berbuah gol, tetapi itu cuma kebetulan, dan sama sekali bukan rute mencetak gol yang logis.

    Ketika dipindah ke kanan setelah Garnacho masuk, Rashford malah kian inefektif dan jarang mendapat bola, sementara Garnacho nampak berbahaya dan mampu menghadirkan dimensi baru bagi serangan United.

  • Casemiro Manchester United 2023-24Getty Images

    Krisis peluang

    Kebobrokan Rashford memang menjadi sorotan setelah Setan Merah ditumbangkan Palace, tetapi penurunannya hanyalah gejala dari masalah yang lebih besar di United. Gampangnya, peluang bersih yang diciptakan tim asuhan Ten Hag tak cukup banyak.

    United saat ini duduk di peringkat 10 Liga Primer Inggris dengan sembilan poin dari tujuh laga, start terburuk mereka dalam 34 tahun terakhir. Jumlah gol mereka cuma ada di urutan 12 (tujuh gol dalam tujuh laga), sementara angka harapan gol (xG) berada di urutan ke-11, di bawah Chelsea dan calon tim degradasi Everton.

    Dalam kategori jumlah tembakan, The Red Devils agak mendingan, berada di urutan keenam dengan 15 tembakan per laga. Kontra Palace, mereka melakukan 19 tembakan. Tetapi MU kembali ke level papan tengah untuk urusan tembakan akurat, yakni di urutan ke-12 dengan 4 tembakan akurat per laga (Tottenham yang memuncaki kedua metrik tembakan tersebut, disusul Manchester City dan Brighton).

    Sudah jelas bahwa ada tren menurun jika dibandingkan musim lalu, di mana United berada di urutan ketiga dalam kategori tembakan per laga dan urutan kedua dalam kategori tembakan akurat per laga. Tapi satu hal yang tak bisa dilupakan adalah bahwa meski mereka finis ketiga musim lalu, United cuma bisa mencetak 58 gol, menempatkan mereka di peringkat ketujuh bersama Brentford dan terendah dibandingkan tim lainnya yang finis enam besar. Mereka berada di urutan keenam dalam xG.

  • Marcus RashfordGetty

    Jadi pembeda musim lalu

    Mengingat betapa sedikitnya produktivitas gol Man United musim lalu dan total angka xG mereka, mungkin tidak berlebihan jika menyimpulkan bahwa Rashford-lah alasan utama mengapa The Red Devils bisa finis ketiga alih-alih keenam seperti musim sebelumnya.

    Ia bertanggung jawab atas 29 persen gol Man United di EPL musim lalu, dengan 17 gol. Sembilan lebih banyak dibandingkan Fernandes selaku pesaing terdekat dan 11 lebih banyak dibandingkan Martial dan Jadon Sancho yang sama-sama mencetak enam gol.

    United yang sangat Rashford-sentris ini kontras dengan tim-tim empat besar lain. Empat pemain Arsenal mencetak 11 gol atau lebih (Bukayo Saka & Gabriel Martinelli 15, Martin Odegaard 14), sementara tiga bintang Newcastle mencetak 10 gol atau lebih. Man City memang sangat bergantung pada 36 gol Erling Haaland yang menjadi rekor baru di EPL itu, tetapi lima pemain mereka bisa mencetak tujuh gol atau lebih.

  • Marcus Rashford Man Utd 2023-24Getty

    Butuh dukungan

    Mengingat Rashford merupakan alasan mengapa Man United bisa finis di zona Liga Champions musim lalu, mengeluarkannya dari tim begitu produktivitasnya pudar menjadi langkah yang tak masuk akal. Lagipula, tidak adil mengambinghitamkannya atas penurunan kualitas tim secara keseluruhan.

    Ten Hag sudah menegaskan ini menjelang laga UCL versus Galatasaray besok Rabu (4/10) dini hari WIB: "Faktanya adalah saat ini dia sedang puasa gol, tetapi dia mnedapatkan banyak peluang, seperti saat melawan Brighton, di mana ia mendapatkan lima atau enam momen di posisi yang sangat bagus," ucap sang manajer.

    "Jika dia bekerja keras dan setiap hari berinvestasi dengan fokus yang tepat, dan jika rekan-rekan di sekitarnya menyuplai, membantu, dan mendukungnya dengan pergerakan, maka gol-gol itu akan datang, dan Marcus Rashfrod adalah pemain yang mampu mencetak satu gol tiap satu laga. Saat ia menempati posisi-posisi yang tepat, ia akan mencetak gol."

  • Alejandro Garnacho Man Utd 2023-24Getty Images

    Garnacho masih super-sub

    Alasan lain mengapa Ten Hag dan MU harus tetap memercayai Rashford adalah minimnya alternatif. Meski membelanjakan nyaris £200 juta di musim panas, Man United tak membeli satu pun penyerang sayap dan sekarang opsi mereka makin terbatas gara-gara Sancho sedang bertengkar dengan Ten Hag.

    Satu-satunya alternatif yang bisa diandalkan adalah Garnacho, dan nilai tawarnya untuk merebut posisi starter semakin kuat setelah bermain baik sebagai pengganti saat melawan Palace. Namun, youngster Argentina ini masih belum cukup disiplin untuk bisa dipercaya sebagai starter melawan tim-tim top secara reguler.

    Penampilan terbaik Garnacho musim ini adalah saat menghajar Palace 3-0 di Piala Liga, tetapi yang ia hadapi saat itu cuma tim lapis kedua mereka dan ia juga terlihat kesulitan saat menjadi starter melawan Wolves dan Tottenham; tak membantu pertahanan sehingga sisi kiri United terekspos.

  • Marcus RashfordGetty

    Manchester United sebaiknya jangan tambah-tambah masalah

    Ia memang perlu memperbaiki akurasi tembakan dan pengambilan keputusannya, tapi Rashford masih cukup sering melakukan pergerakan yang tepat dan sesekali tampak mengancam. Cuma tinggal tunggu waktu sampai ia rutin menjebol gawang lawan lagi dan menjalin duet mematikan bareng Hojlund.

    Dan satu-satunya cara agar ia bisa mencapai level itu adalah dengan memberinya banyak kesempatan untuk menemukan kembali keganasannya. Mengeluarkannya dari starting XI berpotensi mencederai rasa percaya diri dan mindset-nya, dan hal terakhir yang dibutuhkan Man United saat ini adalah winger yang bermasalah lagi.

    Rashford memang tidak sedang dalam performa terbaiknya, tetapi di hari yang baik ia adalah pemain terhebat di skuad Man United, dan setelah menjadikannya bintang dengan gaji termahal, Setan Merah dan Ten Hag tak punya banyak pilihan selain mempertahankan Rashford dan mencari cara agar keran golnya lancar lagi.