Musim ini segalanya benar-benar berbeda. Di saat fans Manchester United bernyanyi dan menari menuju pintu keluar Old Trafford, suporter Liverpool cuma bisa tertunduk lesu, terdiam di tribun tandang.
Di ruang konferensi pers, Jurgen Klopp memasang ekspresi muram, sementara wajah Erik ten Hag seolah baru saja terbebas dari beban memangku dunia.
Di pinggir lapangan, Roy Keane memberikan analisis pasca-laga bareng rapper Stormzy dengan agak ceria, tidak bersungut-sungut. Gary Neville tersenyum lebar dan Jamie Carragher cuma menatap nanar.
Manchester United mendaki ke atas gunung sementara Liverpool terjembab ke kakinya.
Tiga laga pertama musim baru, pertanyaan demi pertanyaan menumpuk buat para serdadu Anfield. Jika performa versus Fulham di partai pembuka cuma kebetulan, dan hasil kontra Crystal Palace adalah korban keadaan, maka kekalahan di Old Trafford sudah lain lagi dan sungguh mengkhawatirkan.
Ini adalah start terburuk Liverpool di Liga Primer Inggris dalam satu dekade terakhir, dan The Reds harus bercermin dan bertanya pada diri sendiri: yakin bisa bersaing mendapatkan gelar juara, seperti yang kalian lakukan selama beberapa tahun belakangan ini? Mungkin ini baru Agustus, tapi ada sesuatu yang 'sakit' di Merseyside.
Di sini, GOAL mencoba mengurai apa saja 'penyakit' tersebut...











