Man City Real Madrid GFXGetty/GOAL

Mulailah Berdoa, Inter Milan! Pemenang & Pecundang Saat Manchester City Gulingkan Real Madrid Demi Ke Final Liga Champions Dan Dekati Treble

Penampilan terbaik Manchester City sejak ditangani Pep Guardiola? Penampilan terbaik Manchester City yang pernah ada? Tak ada superlatif yang mampu menggambarkan bagaimana City menghancurkan Real Madrid pada Kamis (18/5) dini hari WIB, dan kini sepertinya mereka hampir mustahil dihentikan dalam misi meraih treble.

The Citizens kini cuma tinggal meraih tiga kemenangan saja untuk menjadi klub Inggris kedua yang menggabungkan gelar Liga Primer Inggris, Piala FA, dan Liga Champions di musim yang sama. Inter Milan di Istanbul adalah satu-satunya lawan yang menghalangi mereka meraih Si Kuping Besar untuk pertama kalinya. Namun jika City masih bermain seperti sekarang, sulit membayangkan mereka gagal mengukir sejarah.

Bernardo Silva menjadi bintang utama versus Madrid, dua gol babak pertamanya adalah kulminasi dari 45 menit mahadahsyat, di mana Man City melepaskan 13 tembakan akurat - terbanyak yang pernah Madrid hadapi di babak pertama laga Liga Champions semenjak statistik pertama dicatat 20 tahun lalu.

Gol babak kedua dari Manuel Akanji (via pantulan Eder Militao) dan Julian Alvarez memastikan hasil akhir mencerminkan dominasi City, meski tak sepenuhnya, dan memastikan Madrid menelan kekalahan terburuk mereka di UCL.

Bagi Carlo Ancelotti dan anak asuhnya, kuota magis Eropa mereka sudah habis, dan kita cuma bisa menunggu akankah pelatih asal Italia itu dipertahankan mengingat bobroknya Los Blancos di La Liga musim ini. Dibuktikan oleh laga ini, mereka membutuhkan lebih dari sekadar pelatih baru dan seorang Jude Bellingham untuk menyentuh level Man City.

Namun bagi City, betapa suksesnya msuim mereka akan ditentukan dalam 24 hari ke depan. Di penghujung musim, sangat mungkin kita hidup di dunia di mana Manchester United bukan satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih treble.

GOAL mengulas pemenang & pecundang dari pembantaian di Etihad...

  • Bernardo Silva Manchester City 2022-23 Getty

    PEMENANG: Bernardo Silva

    Hanya dua hari setelah Paris Saint-Germain dilaporkan meminatinya, Bernardo memberi Man City segala alasan untuk menolak mentah-mentah para peminang yang datang. Ini adalah penampilan yang akan selalu dikenang lintas era, dan bukan cuma karena gol-golnya.

    Laga baru berjalan beberapa menit ketika Bernardo meliuk melewati Eduardo Camavinga

    dan Vinicius Junior, dan lalu terjatuh tetapi tak mendapatkan pelanggaran. Ia menjadi pusat dari segala pergerakan City, maka sudah sepantasnya ia yang mencetak gol pembuka, menerima umpan presisi dari Kevin De Bruyne dan menghantamkannya melewati Thibaut Courtois, yang sejatinya tampil gemilang.

    Gol keduanya tak setelak yang pertama tetapi tetap saja mengesankan. Ia mendapatkan bola muntah setelah Courtois menepis tembakan Ilkay Gundogan ke udara, dan menanduknya masuk gawang. Ia menjadi pemain pertama dalam satu dekade yang mampu mencetak dua gol ke gawang Real Madrid di semi-final Liga Champions, mengikuti jejak Robert Lewandowski (empat gol untuk Borussia Dortmund pada 2013) dan Lionel Messi (dua gol pada 2011). Dan Madrid sering banget main di semi-final.

    Bernardo meneken kontrak terakhirnya bersama City pada 2019 dan masih berlaku sampai 2025. Tetapi setelah penampilan seperti ini, seharusnya tak sulit baginya untuk mendapatkan pembaruan, apalagi jika PSG yang mengetuk pintunya. Dengan Gundogan memasuki akhir kontraknya, City tak boleh kehilangan dua jenderal lapangan tengahnya sekaligus.

  • Iklan
  • Luka Modric Real Madrid 2022-23

    PECUNDANG: Lini tengah Madrid

    Satu-satunya alasan Real Madrid berhak merasa optimistis datang ke Etihad (yang begitu bising!) adalah fakta bahwa pengalaman berada di pihak mereka. Ya, kepala dingin Toni Kroos dan Luka Modric sudah berkali-kali menghadapi malam-malam seperti ini — dan beberapa bahkan jauh lebih sulit dari ini.

    Namun, mungkin untuk pertama kalinya, mereka berdua menghilang. Modric sudah kehilangan bola di menit pertama, dan kewalahan menerima tekanan dari Man City yang tanpa lelah. Kroos agak lebih stabil pada operan-operannya, tetapi selalu terekspos di situasi transisi. Sementara itu Fede Valverde entah di mana.

    Akan ada dan sudah ada bala bantuan yang akan datang. Jude Bellingham sepertinya bakal mendarat, sementara Aurelien Tchouameni pasti bisa membaik. Tetapi trio ini, yang berisikan dua maestro lini tengah dunia, tergulingkan di Etihad.

  • Pep Guardiola Manchester City 2022-23Getty Images

    PEMENANG: Pep Guardiola

    Guardiola sudah beberapa kali menelan berbagai momen memalukan melawan Real Madrid sebagai pelatih - meski memang tak jarang juga mempermalukan mereka. Pernah keok agregat 5-0 saat ia melatih Bayern Munich di semi-final UCL 2014. Lalu kekalahan menyakitkan tahun lalu, ketika Man City kalah di leg kedua semi-final setelah kemasukan dua gol injury time, yang menurut Guardiola seperti "menelan racun".

    Akan mudah baginya untuk menjajal sesuatu yang berbeda, tetapi ia memilih untuk menggunakan apa yang ia tahu benar dan percaya bahwa anak asuhnya tak akan membuat kesalahan kali ini.

    Sebelum laga, Pep bercanda tak akan "overthinking" meracik strategi pertandingan, sesuatu yang sesekali ia lakukan di laga besar di masa lalu. Ia berkata tak memiliki rencana spesial. Tapi dia berbohong. Ini adalah penampilan istimewa dan bukan hasil dari inovasi taktik yang turun dari langit.

    Ini adalah kulminasi dari apa yang telah Man City lakukan sepanjang musim, terutama di tiga bulan terakhir: menghajar lawan sampai titik darah penghabisan, tanpa ampun dan tanpa lelah. Musim ini, The Citizens sudah mengalahkan Manchester United 6-3, Liverpool 4-1, Tottenham 4-2, Arsenal 4-1, RB Leipzig 7-0, Bayern Munich 3-0, dan sekarang Real Madrid 4-0. Deretan hasil yang sungguh di luar nalar, dan Guardiola-lah mastermind dari semuanya.

  • Bernardo Silva Manchester City 2022-23Getty Images

    PECUNDANG: Eduardo Camavinga

    Camavinga dimainkan di luar posisi alaminya selama hampir empat bulan. Sebagai gelandang bertahan, ia menunaikan tugas bek kiri dengan sangat baik. Tetapi pada Kamis dini hari di Etihad, ia akhirnya terekspos.

    Sayang sekali blunder besar pertamanya sebagai full-back terjadi di panggung terbesar. Memang bukan Camavinga yang bertanggung jawab sendirian dalam kolapsnya lini pertahanan, tetapi ia tak menyadari Bernardo Silva yang menyelinap ke kotak penalti di gol pertama City. Tapi mungkin momen itu mengungkapkan masalah yang ia idap di posisi itu. Camavinga adalah bek satu lawan satu yang hebat, yang bisa memburu bola di area sentral, tetapi mempertahankan ruang, seperti yang seharusnya ia lakukan di momen ini, memang bukan kualitas terbaiknya. City pun mengeksploitasinya habis-habisan.

    Setelah pertandingan seperti ini, ia mungkin akan meminta untuk kembali ke tengah.

  • Manchester City fans 2022-23Getty Images

    PEMENANG: Para loyalis Etihad

    Man City selama ini harus rela diolok-olok soal atmosfer Etihad yang katanya kayak perpustakaan serta kursi-kursinya yang sering kosong. Guardiola sendiri berkal-kali mengritik suporter. Tetapi akhir-akhir ini, fans membantu Etihad menjadi stadion yang angker bagi tim tamu, dan malam ini itu terjadi lagi.

    Dimulai ketika ribuan fans menyambut kedatangan bus tim dengan nyanyian yang memekakkan telinga dan asap biru langit yang tebal. Ketika Blue Moon dan Hey Jude diputar sebelum sepak mula, semua fans City di stadion ikut bernyanyi. Dan ketika laga dimulai, para suporter menyamai energi gila-gilaan para pemain.

    Madrid, yang berhasil comeback dari keterpurukan tahun lalu dengan bantuan fans di Santiago Bernabeu, ciut di bawah tekanan.

    Sebelum laga, Guardiola berkata, "Saya tahu fans tidak akan membiarkan kami sendiri, mereka akan bersama kami di momen-momen berat". Omongannya ada benar dan salahnya. Tak ada momen yang berat bagi mereka di laga ini, tetapi fans tetap bernyanyi.

  • Lautaro Martinez Inter 2022-23 on fenceGetty Images

    PECUNDANG: Inter Milan

    Siapkah kalian menghadapi monster-monster ini, Inter Milan?

    Madrid memang jauh dari performa terbaik mereka, tetapi Los Blancos yang seharusnya menjadi penantang terberat Man City di Eropa. Inter memang menjalani paruh kedua musim ini dengan baik, tetapi mereka tidak terlihat seganas Madrid, yang bertekuk lutut di hadapan City.

    Simone Inzaghi memang pasti punya rencana dan akan berangkat ke final Liga Champions dengan penuh rasa percaya bahwa ia memiliki tim yang mampu juara. Dan meremehkan mereka adalah penghinaan terhadap Nerazzurri dan pencapaian mereka di kompetisi piala tahun ini.

    Tetapi melihat bukti Kamis dini hari ini, sepertinya cuma Interisti yang akan yakin sepenuh hati tim kesayangan bisa menang. Tapi toh sudah banyak hal yang lebih aneh terjadi di sepakbola... Maka berdoalah, Inter Milan.

0