Kemarin Minggu, Manchester City mengarak tiga trofi mereka di Tokyo dan, setelah membuka laga dengan ceroboh versus Yokohama F Marinos, menghantam tim tuan rumah dengan skor 5-3. Erling Haaland kembali ke papan skor dua kali sementara Rodri, sang pahlawan Istanbul, menunjukkan bahwa hasrat strikernya belum terpuaskan dengan lesakkan jarak jauh.
Setelah cuma latihan empat kali semenjak mengukir sejarah di final Liga Champions di Istanbul dan setelah beberapa pemain mereka (halo, Jack Grealish) berpesta gila-gilaan, rasanya ini bukan laga pramusim perdana yang buruk-buruk amat.
Namun, dalam persiapan mempertahankan treble mereka dan kembali memecahkan rekor dengan gelar Liga Primer Inggris keempat, Man City justru mengalami gejolak besar.
Mereka sudah berpisah dengan Ilkay Gundogan sementara Riyad Mahrez terbang ke Arab Saudi, yang artinya salah dua penyerang yang paling dapat diandalkan di era Pep Guardiola tak bisa menyelamatkan mereka lagi. Dan dua pilar yang menopang kesuksesan mereka juga bisa menuju pintu keluar, karena Bernardo Silva dan Kyle Walker dilaporkan mempertimbangkan masa depan mereka.
Mereka hanya mendatangkan Mateo Kovacic sejauh ini dan belum berhasil menyepakati transfer Josko Gvardiol, di saat rival-rival City semakin kuat dan kuat. Pasukan Guardiola telah menjelma menjadi dinasti, jika bukan tiran, di sepakbola Inggris selama enam tahun terakhir, tetapi kini status tersebut terancam dan Pep dihadapkan pada tugas besar menyusun ulang skuadnya untuk mempertahankan dominasi The Citizens.

.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)


.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)
.jpg?auto=webp&format=pjpg&width=3840&quality=60)
