Atletico Man City compositeGetty

Ruben Dias Karatan Banget! 5 Hal Yang Kita Pelajari Saat Atletico Madrid Buktikan Manchester City BISA Dikalahkan

Sepasang gol ciamik dari Memphis Depay dan Yannick Carrasco membanting Manchester City kembali ke tanah saat Atletico Madrid mengalahkan sang treble winner 2-1 di laga terakhir tur pramusim mereka, Minggu (30/7).

Laga di Seoul World Cup Stadium ini sempat terancam dibatalkan setelah badai petir tetapi, setelah ditunda 45 menit, pertandingan persahabatan antara dua raksasa Eropa ini akhirnya dimulai. Namun, laga ini jauh dari kata bersahabat.

Pep Guardiola menurunkan starting XI yang cukup tangguh tetapi anak asuh Diego Simeone sangat kompetitif dan intens seperti biasa dan tampil lebih baik hampir sepanjang laga. Setelah gagal mengonversi beberapa peluang, mereka berhasil memecah kebuntuan berkat sepakan jarak jauh Depay.

Carrasco lalu melesakkan gol yang bahkan lebih indah lagi untuk menggandakan keunggulan Atletico tetapi Ruben Dias, yang tampil lesu, memangkas defisit di menit akhir dengan sebuah sundulan kuat. Sayangnya City kehabisan jawaban dan menelan kekalahan pertama mereka semenjak ditumbangkan Brentford di pekan terakhir Liga Primer Inggris musim lalu.

GOAL mengulas hal-hal yang bisa dipelajari dari laga di Seoul World Cup Stadium.

  • Ruben Dias Man CityGetty

    Dias terlihat 'karatan'

    Biasanya, Dias menjadi satu bek yang bisa diandalkan Man City tetapi di laga versus Atletico Madrid, ia sangat jauh dari frase "bisa diandalkan". Bek Portugal itu kehilangan bola beberapa kali, bahkan di area-area yang berbahaya. Ia beruntung Pablo Barrios tidak membuka keunggulan Atleti saat ia 'menghadiahkan' bola kepadanya, karena Stefan Ortega datang menyelamatkan.

    Ia juga menghadiahkan satu peluang kepada Memphis Depay yang gagal dimanfaatkan. Bukannya kapok, Dias malah semakin sembrono dan kehilangan bola sekali lagi. Tak lama kemudian, Carrasco mencetak gol.

    Ia berusaha menebus dosanya ketika tandukannya memberikan harapan come back bagi Man City, tetapi gol tersebut tak boleh mengaburkan fakta bahwa ia masih jauh dari performa terbaiknya. Dias adalah salah satu pilar Guardiola paling konsisten pada penghujung musim kemarin, tetapi ia harus bisa lebih siap ketika musim baru Liga Primer Inggris dimulai.

  • Iklan
  • Mateo Kovacic Man City 2023-24Getty

    Di depan gawang, Kovacic bukan Gundogan

    Sama sekali tidak mudah dipercaya sebagai penerus legenda modern seperti Ilkay Gundogan, tetapi itulah yang tugas yang harus diemban Mateo Kovacic. Bintang Kroasia ini memang cocok untuk City, tetapi satu aspek yang harus ia perbaiki adalah finishing-nya.

    Ia mendapatkan peluang untuk membawa City unggul di awal babak pertama, berlari ke dalam kotak penalti untuk melepaskan tendangan satu sentuhan. Peluang tersebut adalah tipe-tipe peluang yang menjadi sarapannya Gundogan, tetapi Kovacic cuma bisa memberikan sepakan melambung jauh.

    Gundogan mencetak 60 gol untuk Man City dan nampak selalu masuk papan skor di momen-momen terbesar. Sementara itu Kovacic cuma bisa membukukan enam gol dalam 221 penampilan untuk Chelsea. Ia punya PR besar.

  • Diego Simeone Atletico Madrid 2022-23Getty

    Atletico anti-persahabatan!

    Diego Simeone adalah tipe-tipe orang yang bakal curang waktu main board game bareng keluarga saat liburan Natal. Dan orang ini sama sekali tidak mengerti konsep pertandingan persahabatan.

    Atletico bermain seolah sedang berlaga di babak gugur Liga Champions. Bahkan bisa dibilang mereka lebih berambisi dan beringas di Seoul dibandingkan di partai perempat-final versus City dua musim lalu, yang berakhir dengan tawuran.

    Tak ada bogem mentah yang melayang kali ini, tetapi situasi sempat memanas beberapa kali dan Rodrigo De Paul sedang mode super agresif. Di saat City mengendur di babak kedua, Atletico justru makin garang. Mereka layak menang dan, jika menilik dari laga ini, City bakal berharap bisa menghindari mereka di undian fase grup UCL.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Yannick Carrasco Atletico Madrid 2022-23Getty Images

    Memphis & Carrasco bukti kelas itu permanen

    Dua pencetak gol Atletico di laga ini memiliki riwayat karier yang aneh. Memphis dianggap siap untuk bermain bagi Manchester United di usia 21 tahun tetapi masa baktinya di Old Trafford hanyalah lembaran penuh bencana. Barulah beberapa tahun kemudian, ia menyelamatkan kariernya.

    Sementara itu Carrasco mencetak gol di final Liga Champions 2016 dan merupakan pemain penting bagi Atletico. Namun dua tahun berselang, ia memutuskan untuk hijrah ke Liga Super Tiongkok. Ia seolah menyadari kekeliruannya dan telah kembali ke performa terbaiknya semenjak balik kucing ke Atletico pada 2020.

    Dan di hadapan sang kampiun Eropa cum treble winners, keduanya menunjukkan kembali kelas yang pernah mereka miliki. Memphis tampak mengancam sepanjang laga dan menendang bola dengan sempurna untuk memecah kebuntuan dari luar kotak penalti. Carrasco lalu berdansa zig-zag di sayap kiri sebelum melepaskan finishing mendatar.

  • Pep Guardiola 2022Getty Images

    Man City, waspadai garis pertahananmu!

    Garis pertahanan tinggi yang City terapkan dua kali kecolongan versus Yokohama F Marinos. Dan Atletico kembali mengeksploitasinya di laga ini.

    Meski gol pembuka tercipta dari jarak jauh, anak asuh Simeone berkali-kali menembus garis pertahanan City dan sebenarnya bisa menambah setidaknya dua gol lagi sebelum turun minum.

    Thomas Lemar dan Samuel Lino mengobrak-abrik area sayap kiri dalam skema serangan balik dan City beruntung tandukan Alvaro Morata tak akurat meski ia tak terkawal, sementara Lemar gagal mengendalikan bola di kotak penalti.

    Akankah Guardiola bersikeras menggunakan garis pertahanan yang tinggi saat Liga Primer Inggris dimulai? Pertama Yokohama dan kini Atletico, mungkin ini saatnya introspeksi, Pep.

0