Luiz Benedetti NXGN Palmeiras GFX 16:9Getty/GOAL

Luiz Benedetti: Mengapa Bek Raksasa Palmeiras Ini Diincar Barcelona, Arsenal, & Napoli?

Luis Benedetti, penggawa timnas Brasil U-20, memang baru mencatat sembilan penampilan di level senior untuk Palmeiras, tetapi Barcelona, Arsenal, dan Napoli dikabarkan sudah siap saling sikut pada bursa transfer musim dingin 2026 untuk mendapatkannya.

Jadi, siapa sih talenta terbaru dari pabrik pemain muda Palmeiras ini? Dan apakah dia benar-benar sudah siap menyeberang ke Eropa? GOAL mengulas segala yang perlu diketahui tentang bek raksasa  19 tahun ini di bawah...

  • Awal segalanya

    Benedetti lahir di kota Bauru, wilayah tengah negara bagian Sao Paulo – sekitar empat jam perjalanan darat dari ibu kota negara bagian. Sejak usia lima tahun, ia sudah masuk sekolah sepakbola.

    Keseriusannya mulai terlihat saat membela klub kecil Ferroviaria di kota Araraquara. Dari sanalah pemandu bakat Palmeiras melihat potensinya dan memboyongnya ke akademi mereka pada 2022, ketika ia baru berusia 15 tahun.

    Bukan hanya tinggi badannya yang langsung mencuri perhatian. Benedetti juga sudah sangat matang secara teknik untuk anak seusianya. Lebih penting lagi, ia kidal alami – dan itu yang membuat Abel Ferreira, manajer tim senior Palmeiras, memperhatikannya.

    Ferreira sebenarnya sudah lama mencari seorang bek tengah berkaki kiri, setelah stok pemain di pos tersebut menipis pada bulan Juli tahun lalu—Luan baru saja resmi dijual, Murilo tak bisa dimainkan karena cedera, dan Gustavo Gomez sedang menjalankan tugas internasional bersama tim nasional Paraguay—ia memutuskan untuk mengamati Benedetti lebih dekat.

    Ferreira menyukai apa yang dilihatnya dari Benedetti dalam latihan dan bahkan memasukkan namanya ke daftar pemain untuk dua laga Serie A Brasil melawan Gremio dan Bahia.

    Tak lama kemudian, Benedetti kembali diturunkan bersama tim U-20, yang ia bantu merebut gelar juara nasional pada September lalu. Namun sejak momen itu, rasanya hanya tinggal menunggu waktu sampai debut profesionalnya bersama Palmeiras senior benar-benar tiba.

  • Iklan
  • Orbit pertama

    Lima hari sebelum kepindahan Vitor Reis ke Manchester City resmi diumumkan, Benedetti mengikuti jejak mantan rekannya di jantung pertahanan kelompok umur dengan mencatatkan penampilan perdana untuk Palmeiras pada usia baru 18 tahun.

    “Rasanya benar-benar penuh rasa syukur. Seperti momen yang membayar kembali semua hal yang kami lalui sejak kecil—meninggalkan keluarga dan segala macam hal lainnya,” ujar Benedetti.

    “Perasaannya tak bisa dijelaskan. Saya memang sudah bermain di Allianz Parque saat masih membela tim usia muda, tetapi berdiri di sana sebagai pemain profesional, berbagi lapangan dengan orang-orang yang sejak kecil kami kagumi, itu sensasional."

    “Saya berterima kasih kepada Tuhan, kepada seluruh staf pelatih, dan semua rekan setim yang membantu saya sampai di titik ini."

    “Sejak saya masuk akademi, saya sudah punya panutan. Salah satunya adalah teman sekaligus saudara saya, Vitor Reis. Saat pintu terbuka, tugas kita hanya mengikuti jejak mereka."

    “Tentu perjalanan setiap orang tidak sama, tapi saya percaya kalau saya terus bekerja keras, mengikuti teladan para pemain yang lebih dulu naik dari akademi, saya juga akan mendapat banyak kesempatan di tim utama.”

  • Bagaimana nasib Bendetti sekarang?

    Seminggu setelah debutnya untuk Palmeiras, Benedetti langsung dipercaya sebagai starter untuk pertama kalinya, dalam laga tandang menghadapi Noroeste—klub yang berbasis di kota kelahirannya sendiri, Bauru. Itu berarti ia bermain di depan keluarga dan teman-teman yang mengenalnya sejak kecil.

    “Akan jadi kehormatan besar,” katanya sebelum pertandingan. “Dengan izin Tuhan, semuanya akan berjalan lancar.” Dan benar saja, nyaris semuanya berjalan seperti yang ia harapkan. Benedetti tampil penuh selama 90 menit dalam hasil imbang 1-1 tanpa menunjukkan rasa gugup sedikit pun di kampung halamannya.

    Sejak saat itu, ia telah memainkan empat pertandingan penuh lainnya bersama tim senior Palmeiras, sambil tetap berperan penting membantu tim U-20 mempertahankan gelar juara nasional mereka.

    “Musim kemarin sangat spesial,” ujarnya kepada media Nosso Palestra. “Keberhasilan bersama tim U-20 itu buah dari kerja keras yang luar biasa dan kekompakan kelompok. Kami benar-benar mendedikasikan diri, dan saya sangat senang menjadi bagian dari perjalanan itu."

    “Saya juga menjaga fokus untuk terus berkembang sebagai pemain profesional. Setiap kesempatan yang diberikan coach Abel adalah peluang untuk menunjukkan bahwa saya bisa memberi kontribusi lebih besar.”

  • Kekuatan terbesar

    Hal pertama yang langsung mencolok dari sosok Benedetti tentu saja adalah tinggi badannya (1,97 meter). Hampir di setiap pertandingan, ia tampak menjulang dibanding pemain lain di lapangan. Bahkan ketika pertama kali menembus skuad utama Palmeiras, ia seketika menjadi pemain non-kiper tertinggi di dalam tim. Maka tidak mengejutkan jika ia begitu dominan dalam duel udara dan menjadi ancaman besar dalam situasi bola mati.

    Namun, semakin lama menyaksikan permainannya, semakin jelas pula alasan mengapa begitu banyak klub besar memburunya: untuk pemain bertubuh sebesar itu, Benedetti memiliki penguasaan bola yang luar biasa tenang.

    Penggunaan kaki kirinya sangat terukur. Benedetti sama sekali tidak ragu membangun serangan dari belakang—baik melalui umpan-umpan pendek yang akurat ke lini tengah maupun bola-bola jauh terukur ke area sayap atau ruang terbuka untuk dikejar para penyerang.

  • Yang perlu diperbaiki

    Secara fisik, Benedetti jelas tidak perlu bertambah tinggi lagi, tetapi banyak yang menilai bahwa ia masih perlu menambah massa otot.

    Tubuhnya memang terlihat sangat menjulang dan mencolok, tetapi pada beberapa momen ia masih tampak sedikit kaku, yang membuatnya belum sepenuhnya siap menghadapi penyerang-penyerang dengan keperkasaan fisik di kasta tertinggi sepak bola Brasil.

    Tentu saja, di usia 19 tahun, ia masih punya banyak waktu untuk memoles tubuhnya, sekaligus meningkatkan pengambilan keputusan ketika menguasai bola maupun dalam hal pemosisian tanpa bola. Untuk yang terakhir, berlatih secara rutin bersama pemain-pemain seperti Gomez dan Murilo menjadi keuntungan besar baginya.

    "Mereka banyak mengajari saya,” ungkap Benedetti baru-baru ini. “Cara bertahan di tim profesional berbeda dengan tim usia muda, jadi [Gomez dan Murilo] terus membagikan pengalaman mereka, soal membaca posisi dan bagaimana bermain dalam struktur pertahanan tim profesional. Itu sangat menenangkan dan membuat saya lebih percaya diri untuk menjalankan tugas dan berkembang lebih jauh bersama mereka."

  • dan-burn(C)Getty Images

    The Next...Dan Burn?

    Sejumlah pengamat membandingkan Benedetti dengan Alessandro Bastoni—wajar saja, karena keduanya sama-sama bek tengah jangkung dengan kaki kiri yang sangat berkualitas.

    Meski demikian, Benedetti belum sampai pada level fleksibilitas Bastoni yang mampu bermain lebih maju ke lini tengah (setidaknya untuk saat ini).

    Malah, jika dilihat dari atribut fisiknya dan kemampuan duel udara, sosok yang lebih mendekati adalah Dan Burn. Bek Newcastle sekaligus timnas Inggris itu adalah pemain dengan postur menjulang yang selalu menjadi teror setiap kali maju ke kotak penalti lawan saat bola mati—tetapi tetap memiliki sentuhan dan teknik yang cukup baik untuk bermain sebagai bek kiri bila dibutuhkan.

    Seperti yang sudah disebutkan, Benedetti memang belum memiliki fleksibilitas semacam itu, tetapi jika melihat perkembangannya sejauh ini, ia berpotensi besar menjadi bek ball-playing yang sangat mumpuni.

  • Selanjutnya buat Benedetti

    Kendati jam terbangnya di level senior masih sangat terbatas, peluang Benedetti meninggalkan Palmeiras pada bursa transfer Januari cukup terbuka. Secara teori, Palmeiras sebenarnya tidak perlu buru-buru menjualnya karena dia baru saja meneken perpanjangan kontrak hingga 2029 pada awal tahun ini.

    Namun, seperti yang sudah terjadi pada Vitor Reis, Palmeiras selalu bersedia melepas produk akademinya jika harga yang ditawarkan dianggap tepat. Kabarnya mereka siap membiarkan Benedetti hengkang di angka €15 juta, yang bisa menjadi pembelian murah meriah bagi Barcelona atau Napoli.

    Menurut laporan media Brasil, direktur olahraga Blaugrana Deco sangat tertarik mendatangkan Benedetti dan berencana memasukkannya terlebih dahulu ke tim B sebelum perlahan dipromosikan ke skuad utama asuhan Hansi Flick.

    Tapi untuk saat ini, sang bek muda memilih fokus pada satu hal: menambah menit bermain bersama Palmeiras. “Coach Abel selalu bilang soal kesiapan,” ujarnya, “dan itulah yang saya lakukan: mempersiapkan diri setiap hari untuk saat kesempatan itu datang.”

    Dan melihat tren yang ada, memang sebaiknya demikian. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa Benedetti kemungkinan besar akan segera menyusul Vitor Reis dan kawan-kawan menuju Eropa.