Lionel Messi ArgentinaGetty Images

Lionel Messi Dewa-Nya Argentina! Pemenang, Pecundang & Rating Albiceleste Usai Kalahkan Australia Dan Segel Tiket Ke Perempat-Final Piala Dunia 2022

Lionel Messi mencetak gol pertamanya di babak sistem gugur Piala Dunia, dan peran bintang PSG itu sangat penting, sebagaimana kapten Argentina ini memecah kebuntuan dalam kemenangan 2-1 atas Australia.

Sebelum golnya itu tercipta, Socceroos sukses membuat frustasi para pendukung Argentina, yang sekali lagi mengambil alih hampir seluruh stadion di Qatar.

Mereka datang untuk melihat Messi memainkan pertandingan ke-1.000 dalam kariernya yang luar biasa, dan mereka menjadi saksi kehebatannya. Tetapi, selama 35 menit pertama, hampir tidak ada yang terjadi.

Pemain No. 10 itu dengan cepat dikelilingi oleh kaus kuning setiap kali dia menerima bola dan berjuang untuk memaksakan diri di lapangan.

Tidak ada pemain lain yang berseragam Argentina yang terlihat membuat terobosan.

Namun, jika kita belajar dari sejarah, Messi hanya membutuhkan sepersekian detik untuk mencetak gol, dan itulah yang dia lakukan, bereaksi terlebih dahulu terhadap apa yang tampak lebih seperti sentuhan lepas dari Nicolas Otamendi.

Kaki kiri yang mematikan itu menuntaskan sisanya, dengan bintang Paris Saint-Germain itu mengarahkan bola ke pojok bawah gawang Australia.

Julian Alvarez kemudian memaksimalkan kesalahan mengejutkan dari Mathew Ryan untuk mengubah skor menjadi 2-0 dan meskipun Australia sempat mencetak gol spekulatif dari Craig Goodwin yang berbelok mengenai Enzo Fernandez, Argentina sukses bertahan berkat blok yang hebat dari Lisandro Martinez, dan penyelamatan yang bagus dari Emiliano Martinez.

Di bawah ini, GOAL merinci pemenang, pecundang, dan rating dari malam tak terlupakan lainnya untuk Messi bersama Argentina...

  • Lionel Messi ArgentinaGetty Images

    Pemenang

    Lionel Messi:

    Ssebelum pertandingan, Pablo Zabaleta mengakui kepada BBC Radio 5 Live bahwa tim Argentina yang biasa dia perkuat tidak benar-benar memiliki Rencana B, terlebih karena Rencana A biasanya sangat efektif. "Jika Anda memiliki Messi di samping Anda," buka Zabaleta, "Anda hanya mengoper bola ke Messi. Itu saja yang harus kami lakukan. Saya tahu kami sangat bergantung padanya tetapi ketika dia menemukan ruang kecil di luar kotak, dia selalu berbahaya." Gol ke-789 Messi menggambarkan hal itu dengan sempurna. Dia memang frustrasi sampai menit ke-35, kehilangan bola secara teratur karena tekanan kuat yang dia dapatkan dari Socceroos. Tetapi ketika Australia mengizinkan Messi menemukan salah satu ruang kecil itu, dia bisa diprediksi akan menghukum mereka. Sekarang Messi telah mengoleksi sembilan gol Piala Dunia, dan yang pertama di babak 16 besar. Siapa yang berani bertaruh melawannya? Ini adalah khas Messi. Satu gelombang klasik dari garis tengah mendorong para suporter di belakang gawang untuk mulai membungkuk di hadapannya. Dan kenapa tidak? Pria itu adalah dewa sepakbola.

    Manchester City:

    Kita tahu musim panas lalu Manchester City merekrut satu striker muda yang luar biasa dalam diri Erling Haaland. Yang tidak kita ketahui adalah mereka juga mengambil pemain lain yang tak kalah bertalenta seperti Julian Alvarez. Mereka yang pernah melihat pemain Argentina itu bermain untuk River Plate tahu betul bahwa dia adalah penyerang yang memiliki potensi serius, tetapi tidak ada yang mengharapkan dia menjadi sosok yang sangat penting bagi negaranya. Tidak secepat ini, setidaknya. Dia dimaksudkan untuk menjadi pengganti Lautaro Martinez; tapi Alvarez malah menjadi pusat perhatian. Ada kemungkinan dia kembali ke Eithad sebagai superstar yang bonafid.

    Lisandro Martinez:

    Bicara tentang membuat dampak, Lisandro Martinez mungkin tidak berharap untuk bekerja keras ketika dia masuk tepat setelah jeda. Argentina memegang kendali serangan, dan Australia bahkan belum memiliki tembakan tepat sasaran. Terlebih lagi, hanya beberapa menit setelah masuk, Alvarez membuat skor menjadi 2-0. Permainan tampak berakhir. Namun, tendangan Goodwin yang dibelokkan Enzo Fernandez mengguncang Argentina dan Australia hampir menyamakan kedudukan ketika Behich melakukan pergerakan di menit ke-81. Bek kiri itu benar-benar mengerahkan segalanya setelah menerobos lini belakang Albiceleste, tetapi tembakannya yang mengarah ke gawang diblok secara sensasional oleh Martinez. Perayaan berapi-api dari bek Manchester United itu menjelaskan semua. Dia tahu apa yang baru saja dia lakukan: memenangkan pertandingan untuk Argentina.

  • Iklan
  • Lautaro Martinez ArgentinaGetty Images

    Pecundang

    Mathew Ryan:

    Di era membangun serangan dari belakang, kita semakin sering melihat kesalahan penjaga gawang. Memainkan bola keluar dari pertahanan adalah permainan yang berbahaya dan diyakini bahwa imbalannya sepadan dengan risikonya. Tapi itu tidak akan membuat Mathew Ryan merasa lebih baik tentang kesalahannya. Penjaga gawang FC Copenhagen ini adalah pemain paling berpengalaman di skuad Australia. Dia seharusnya tahu untuk tidak mencoba menggiring bola keluar dari kotak enam yard - mengingat dia berada di bawah tekanan kuat dari Rodrigo De Paul setelah sentuhan pertama yang berat. Ryan memang memainkan peran penting saat mengalahkan Tunisia dan Denmark untuk maju ke babak 16 besar, tetapi hal yang menyedihkan sekarang adalah bahwa kampanyenya mungkin akan dikenang karena kesalahan mengerikan yang merugikan timnya.

    Lautaro Martinez:

    Sebenarnya agak sulit untuk melihat kualitas Lautaro Martinez di Qatar 2022. Dia seharusnya menuntaskan peluang untuk Argentina, ketika Messi memberinya umpan dua kali pada fase akhir, tetapi dia melepaskan tembakan tinggi dan melebar saat serangan pertama sebelum kemudian menembak lurus ke arah Ryan dengan tembakan keduanya. Scaloni benar-benar diberkati bahwa ada Alvarez yang tengah on-fire sebagaimana kepercayaan diri Lautaro jelas anjok.

  • Cristian Romero ArgentinaGetty Images

    Rating Argentina: Belakang

    Emiliano Martinez (8/10):

    Mengganggu pemain Australia dengan membuang-buang waktu sebelum kemudian menghancurkan hati mereka dengan menghentikan peluang penting dari Garang Kuol tepat di akhir laga.

    Nahuel Molina (6/10):

    Tidak seefektif saat melawan Polandia. Digantikan oleh Montiel di pertengahan babak kedua.

    Nicolas Otamendi (8/10):

    Satu lagi penampilan apik dari bek veteran Argentina di turnamen ini. Ia bahkan berhak mengklaim assist, sekalipun dia mungkin tidak mengetahui itu.

    Cristian Romero (7/10):

    Pertunjukan solid dari pemain Spurs, yang tampaknya telah belajar dari awal yang mengejutkan di Piala Dunia.

    Marcos Acuna (7/10):

    Lebih baik dibanding full-back satunya, menyerang saat dia bisa dan memaksimalkan bola dengan baik.

  • Rodrigo De Paul ArgentinaGetty Images

    Tengah

    Rodrigo De Paul (7/10):

    Tidak pernah berhenti berlari atau mengganggu pemain Australia. Mendapat ganjarannya saat tekanannya berujung gol Alvarez.

    Enzo Fernandez (8/10):

    Sungguh sial melihat tembakan Goodwin berbelok arah karena dirinya dan masuk ke gawang. Namun, performanya secara keseluruhan bagus. Tidak ada pemain di lapangan yang memiliki lebih banyak sentuhan atau memainkan lebih banyak operan ketimbang dia.

    Alexis Mac Allister (6/10):
    Gagal meniru penampilan heroiknya melawan Polandia dan ditarik keluar di babak kedua.

  • Lionel Messi Julian Alvarez ArgentinaGetty Images

    Depan

    Lionel Messi (9/10):

    Sensasional. Sungguh gila dia masih mendominasi permainan di level ini di usia 35 tahun. Gol ketiganya di turnamen ini merupakan penyelesaian yang apik dan dia sekarang sejajar dengan Kylian Mbappe dalam perebutan Sepatu Emas.

    Julian Alvarez (8/10):

    Seorang bintang telah lahir. Terlepas penyelesaiannya yang rapi, dia mengesankan lewat lari dan keserbagunaannya, terus-menerus berganti posisi dengan Messi.

    Papu Gomez (5/10):

    Malam yang berat bagi playmaker veteran, yang dipaksa keluar di awal babak kedua, setelah 45 menit pertama yang buruk.

  • Lisandro Martinez ArgentinaGetty Images

    Pergantian & Manajer

    Lisandro Martinez (8/10):

    Masuk menggantikan Papu Gomez tepat setelah turun minum dan ditempatkan dengan mulus ke dalam skema tiga bek bersama Otamendi dan Romero, melakukan blok akhir yang masif untuk menggagalkan upaya Behich guna menyamakan kedudukan.

    Lautaro Martinez (4/10):

    Masuk menggantikan Alvarez dengan sisa waktu 19 menit dan menyia-nyiakan dua peluang gemilang untuk mengakhiri permainan.

    Nico Tagliafico (6/10):

    Dimasukkan bersama Lautaro dan menggantikan Acuna di bek sayap kiri.

    Gonzalo Montiel (N/A):

    Menggantikan Molina selama 10 menit terakhir waktu normal.

    Exequiel Palacios (N/A):

    Menggantikan Mac Allister di akhir babak kedua.

    Lionel Scaloni (7/10):

    Keputusan untuk mengganti Angel Di Maria yang cedera dengan Papu tidak membuahkan hasil, tetapi Lisandro Martinez tentu membenarkan pergantiannya sebagaimana Albiceleste melenggang ke perempat-final.

0