Jendela transfer musim panas 2025 lalu menjadi saksi pergeseran kekuatan finansial yang mengejutkan di kancah sepakbola dunia. Liga Super Turki, yang selama ini dikenal sebagai destinasi para pemain bintang di penghujung karier mereka, kini berubah menjadi salah satu pembelanja terbesar, menyaingi liga-liga top Eropa dalam perburuan pemain berkualitas.
Nama-nama besar seperti Victor Osimhen, Ederson, Marco Asensio, dan Leroy Sane kini merumput di Istanbul, menandai era baru bagi sepakbola Turki. Total pengeluaran liga yang mencapai €348 juta, dengan Galatasaray dan Fenerbahce sebagai motor utamanya, telah mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka tidak lagi puas hanya menjadi penonton dalam persaingan elite Eropa.
Gelontoran dana masif ini bukan tanpa sebab. Dua raksasa Istanbul tersebut melakukan manuver finansial cerdas untuk merestrukturisasi utang dan membuka keran belanja mereka. Namun, besarnya pengeluaran ini juga menimbulkan pertanyaan krusial: apakah ini merupakan sebuah proyek ambisius yang berkelanjutan atau sekadar euforia sesaat?
Dengan skuad bertabur bintang, tekanan untuk berprestasi di kompetisi domestik dan, yang terpenting, di panggung Eropa menjadi semakin besar. Mampukah kekuatan uang ini diterjemahkan menjadi trofi dan mengembalikan kejayaan sepakbola Turki di masa lampau? GOAL coba menjelaskannya di sini!





