Lima tahun yang lalu, Sunderland adalah sebuah klub yang kehilangan arah dan identitas. Mereka terpuruk di posisi kesembilan League One, kasta ketiga sepakbola Inggris, dengan kekalahan memalukan dari tim juru kunci di kandang sendiri. Suasana di dalam klub suram, infrastruktur terbengkalai, dan harapan tampak seperti barang mewah yang tak terjangkau bagi para pendukung setia di Wearside.
Namun, hari ini, The Black Cats berdiri tegak di posisi keenam Liga Primer dengan 22 poin, sebuah transformasi yang nyaris tak masuk akal jika dilihat dari titik nadir mereka. Kebangkitan ini bukanlah kebetulan semata, melainkan hasil dari visi jangka panjang, keputusan strategis yang berani, dan kerja keras tanpa henti dari para pemimpin baru klub di bawah kepemimpinan pemilik muda Kyril Louis-Dreyfus dan direktur olahraga Kristjaan Speakman.
GOAL coba membawa Anda menyelami perjalanan lima tahun kebangkitan Sunderland yang penuh liku. Dari momen-momen terendah saat mereka merasa "senang" bisa menahan imbang Accrington Stanley, hingga kemenangan dramatis di Liga Primer dan strategi rekrutmen cerdas yang melibatkan bintang sekelas Granit Xhaka. Ini adalah kisah tentang bagaimana sebuah "raksasa tidur" akhirnya dibangunkan kembali dengan manajemen modern.
Jelang jadwal berat di bulan Desember melawan tim-tim raksasa seperti Liverpool dan Manchester City, Sunderland kini bukan lagi tim yang gemetar ketakutan. Mereka adalah tim muda yang lapar, didukung oleh manajemen yang visioner, dan siap untuk menantang kemapanan serta membalikkan dominasi rival abadi mereka, Newcastle United. Mari kita simak analisis mendalam mengenai revolusi di Wearside.







