Juventus 4-4 Borussia Dortmund: Dusan Vlahovic Jadi Penyelamat Bianconeri Dalam Drama Delapan Gol Di Liga Champions

Meski Borussia Dortmund mendominasi penguasaan bola di babak pertama, Juventus justru lebih banyak menciptakan peluang. Beberapa percobaan dari Kenan Yildiz dan Jonathan David belum membuahkan hasil, sementara satu insiden handball di kotak penalti Dortmund diabaikan wasit. Babak pertama berakhir tanpa gol dengan tensi yang mulai memanas, menyiapkan panggung untuk babak kedua yang luar biasa.

Pesta gol dimulai setelah turun minum. Dortmund unggul lebih dulu lewat tendangan keras Karim Adeyemi. Juventus merespons melalui gol indah Kenan Yildiz yang melepaskan tendangan melengkung ke pojok atas gawang, sangat mirip dengan gol idolanya, Alessandro Del Piero, ke gawang lawan yang sama. Namun, kebahagiaan itu hanya sesaat karena Felix Nmecha segera mengembalikan keunggulan Dortmund satu menit kemudian.

Drama mencapai puncaknya di akhir laga. Dusan Vlahovic yang masuk dari bangku cadangan menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Namun, blunder kiper Michele Di Gregorio dan penalti dari Ramy Bensebaini membawa Dortmund unggul 4-2. Saat laga seolah akan berakhir, Vlahovic mencetak gol keduanya di masa injury time sebelum memberikan assist krusial untuk gol sundulan Lloyd Kelly yang memastikan skor akhir menjadi 4-4 setelah melalui tinjauan VAR.

Hasil imbang ini menunjukkan karakter pantang menyerah yang luar biasa dari Juventus. Setelah kemenangan dramatis 4-3 atas Inter di Serie A, Si Nyonya Tua sekali lagi membuktikan bahwa mereka memiliki mentalitas baja untuk bangkit dari situasi sulit. Meskipun lini pertahanan mereka terlihat rapuh dengan kebobolan empat gol, daya juang di lini serang, yang dipimpin oleh Vlahovic, menjadi penyelamat mereka.

Bagi Dortmund, hasil ini terasa seperti kekalahan. Unggul 4-2 hingga menit ke-90, mereka gagal mengelola permainan dan membiarkan kemenangan lepas dari genggaman. Kelemahan dalam mempertahankan keunggulan di menit-menit akhir menjadi catatan penting bagi tim asal Jerman tersebut, yang seharusnya bisa membawa pulang tiga poin penuh dari laga tandang yang sulit ini.

Dengan kedua tim unggulan berbagi satu poin, persaingan di grup ini menjadi semakin terbuka. Hasil ini membuktikan bahwa baik Juventus maupun Dortmund memiliki kekuatan ofensif yang menakutkan, tetapi juga kerentanan di lini belakang. Pertandingan ini akan menjadi pelajaran berharga bagi keduanya untuk memperbaiki pertahanan mereka jika ingin melangkah lebih jauh di Liga Champions.

Pertandingan antara Juventus dan Borussia Dortmund ini adalah pertandingan kedua dalam sejarah Liga Champions UEFA yang menghasilkan delapan gol yang seluruhnya dicetak pada babak kedua, setelah laga Bayern Munich vs Dinamo Zagreb pada September 2024.

Di antara para pemain yang telah mencetak lebih dari satu gol kandang sejak musim Liga Champions UEFA lalu, hanya Désiré Doué (lahir Juni 2005) dan Lamine Yamal (lahir Juli 2007) yang lebih muda dari Kenan Yildiz (lahir Mei 2005).

Berikut adalah daftar hasil imbang dengan skor tertinggi dalam sejarah Liga Champions UEFA:

• Hamburg 4-4 Juventus (13 September 2000)

• Chelsea 4-4 Liverpool (14 April 2009)

• Bayer Leverkusen 4-4 Roma (20 Oktober 2015)

• Chelsea 4-4 Ajax (5 November 2019)

• Juventus 4-4 Dortmund (16 September 2025)

Juventus akan mengalihkan fokus mereka kembali ke kompetisi domestik, di mana mereka akan melanjutkan perjuangan di Serie A pada akhir pekan. Tugas utama mereka adalah membawa momentum positif dari semangat juang ini sambil segera memperbaiki masalah di lini pertahanan yang membuat mereka kebobolan empat gol di kandang.

Borussia Dortmund juga akan kembali berlaga di Bundesliga dengan perasaan kecewa. Mereka harus segera melupakan kegagalan mempertahankan keunggulan dan fokus untuk meraih kemenangan demi menjaga posisi di papan atas klasemen. Laga ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya konsentrasi hingga akhir pertandingan.

Di Liga Champions, kedua tim akan mempersiapkan diri untuk laga kedua fase grup. Setelah hanya meraih satu poin, kemenangan di pertandingan berikutnya menjadi krusial bagi Juventus dan Dortmund untuk membuka jalan lolos ke babak sistem gugur dan tidak tertinggal dari para pesaing lainnya di grup.