Mourinho Leverkusen Roma 2022 2023Getty Images

"Jose Mourinho Juara UEL Lebih Sensasional Daripada Pep Guardiola Raih UCL" - AS Roma Merangkak Jadi Raksasa Eropa Di Tangan Mou

Semua trofi mayor Eropa sudah pernah dicicipi Jose Mourinho selama berjibaku di dunia manajerial. Bahkan, pencapaian paling prestisius bagi seorang manajer pun juga sudah dirasakannya: treble winners.

Kedatangan Jose Mourinho ke AS Roma di musim lalu disambut penuh antusias oleh loyalis klub ibu kota Italia itu. Mereka semua sadar betul, bersama pria flamboyan Portugal itu, maka trofi jaminannya. Dan bersabar dengannya adalah kunci.

Bukan isapan jempol, karena di pengujung musim lalu, Giallorossi garapan Mourinho bahkan langsung terbang tinggi di kancah Eropa dengan menjuarai Liga Konferensi Eropa -- trofi pertama klub di ajang Eropa dalam 60 tahun!

Di kampanye 2022/23, bau-baunya Mourinho berpotensi kembali memberi klimaks kebahagiaan untuk mereka semua yang berdiri di belakang klub, seiring Roma kini sudah melaju ke final Liga Europa usai menyingkirkan Bayer Leverkusen polesan pelatih berbakat Xabi Alonso dengan skor agregat 1-0.

Apa sih yang tidak bisa dilakukan Mourinho di ajang Eropa?

  • Jose Mourinho Europa Conference League trophyGetty

    Mencium bau trofi Eropa keenam

    Jika skenario berjalan sesuai harapan, trofi Liga Europa akan jadi titel Eropa ketiga Roma dalam sejarah. Lebih dari itu, Mourinho akan semakin mempercantik CV mengingat kabinet trofi dia di kancah Eropa akan bertambah jadi enam piala.

    Sejauh ini, Mourinho sudah memenangkan lima medali Eropa dengan tiga tim berbeda. Di Porto, Mourinho mulai mencuri panggung Benua Biru dengan merengkuh satu titel Piala UEFA -- format lawas Liga Europa -- dan Liga Champions dua musim beruntun, 2002/03 dan 2003/04. Enam tahun kemudian, Mourinho mempersembahkan treble winners, termasuk tentunya gelar Liga Champions, untuk Inter Milan.

    Musim 2016/17, Mourinho kembali angkat trofi Liga Europa bersama Manchester United sebelum musim lalu dia ditahbiskan sebagai manajer pertama dalam sejarah yang mampu memenangkan tiga turnamen mayor Eropa setelah membawa Roma keluar sebagai kampiun Liga Konferensi Europa.

  • Iklan
  • mourinho(C)Getty Images

    Periode dua tahun fenomenal

    Dalam rentang hampir dua tahun masa kerjanya untuk Roma, Mourinho benar-benar menyulap Serigala Ibu Kota jadi tim yang solid, prospektif, kompetitif dan mampu berdiri di antara barisan tim ambisius Eropa.

    Setelah menutup musim debut di Roma dengan raihan gelar Liga Konferensi Eropa, kini Mourinho di trek yang tepat untuk mewujudkan gelar juara Eropa kedua berturut-turut apabila mampu melewati hadangan Si Raja Liga Europa di babak puncak.

  • Mourinho Dybala RomaGetty

    Bujet terbatas, hasil menerabas

    Hebatnya, prestasi mengesankan yang diukir Mourinho di Olimpico Stadio, semua dilakukan dengan anggaran yang terbilang sangat terbatas. Coba kalian sebutkan satu nama pemain Roma yang ikonik karena harga mahalnya?

    Tapi dengan keterbatasan itu, di situlah letak kegeniusan Mourinho, yang mampu menyulap skuad yang ada untuk bisa bersaing di level tertinggi. Mourinho selalu menolak kesempatan untuk mendapatkan pemain-pemain tua atau buangan dari EPL, dan lebih tertarik untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • Roma vs. Bayer LeverkusenGetty Images

    Serigala yang mulai ditakuti di Eropa

    Raihan titel Liga Konferensi Europa musim lalu seakan jadi titik balik Roma untuk semakin berani berhadapan dengan petarung-petarung berkelas Eropa. Jika sebelumnya Roma tak lebih dari tim semenjana di turnamen Benua Biru, di tangan Mourinho, segalanya berubah.

    Setidaknya, Roma mampu memenangkan enam dari tujuh laga kandang terakhir di babak gugur Eropa, dengan satu sisanya berakhir imbang. Dalam periode itu, Roma mampu mencetak skor agregat 15-2! Satu kata: keren!

  • Prestasi boleh bersaing, tapi rasa berbeda

    Di sisi lain, reputasi Mourinho sebagai penakluk ajang Eropa memang jadi satu hal yang selalu menarik untuk dibahas, bagaimana tangan ajaib dia membawa tim antah berantah [setidaknya saat itu] Porto keluar sebagai juara Liga Champions pada 2004, bagaimana dia meraih treble winners bersama Inter pada 2010. Tak terkecuali ketika dia mendeklarasikan diri sebagai satu-satunya manajer pemenang kompetisi Eropa di tiga kasta berbeda musim lalu. Semua dikerjakan Mourinho dengan skuad yang tidak wah, tapi hasilnya mewah.

    Sehingga, timbul asumsi, apabila Pep Guardiola juara Liga Champions dengan skuad Manchester City yang bernilai bombastis, tak akan terasa sefantastis ketika Mourinho yang 'cuma' menjuarai Liga Europa.

    Kedua juru taktik ini boleh bersaing dalam jumlah perolehan trofi, tapi 'rasa' di antara keduanya ketika sama-sama memenangkan trofi, barangkali akan berbeda. Boleh setuju, boleh tidak.

0