- Italia menang 2-0 atas Moldova di kualifikasi Piala Dunia
- Spalletti akui gagal pilih pemain bugar usai dipecat
- Raspadori dan Cambiaso cetak gol di Reggio Emilia
Getty Images SportItalia 2-0 Moldova: Luciano Spalletti Pamit Dengan Kemenangan
APA YANG TERJADI?
Italia mengalahkan Moldova 2-0 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Reggio Emilia, Selasa (10/6) dini hari WIB, menjadi perpisahan Luciano Spalletti sebagai pelatih. Gol dari Giacomo Raspadori menjelang akhir babak pertama dan Andrea Cambiaso di babak kedua memastikan kemenangan, meski permainan Azzurri jauh dari meyakinkan. Moldova, yang tampil tanpa dua gelandang kunci karena skorsing, sempat mengancam lewat bola mati dan peluang emas, tapi gagal memanfaatkannya.
Spalletti, yang dipecat usai kekalahan 3-0 dari Norwegia, menghadapi situasi sulit dengan banyak pemain cedera dan kelelahan. Debutan Luca Ranieri nyaris mencetak gol, sementara Gianluigi Donnarumma melakukan beberapa penyelamatan krusial. VAR juga berperan, menganulir gol Moldova di awal laga karena offside, menjaga Italia dari tekanan lebih besar.
Meski menang, performa Italia menunjukkan masalah yang lebih dalam, seperti kelelahan pemain dan kurangnya kreativitas di lapangan. Spalletti mengakui kegagalannya memilih pemain yang lebih bugar, sementara Cambiaso menyebut tim sedih atas pemecatan pelatih. Kemenangan ini tak banyak mengubah posisi sulit Italia di Grup I kualifikasi Piala Dunia.
GAMBARAN BESAR
Kemenangan 2-0 atas Moldova menutup era Spalletti sebagai pelatih Italia, tapi tak mampu menutupi krisis yang mendorong pemecatannya. Kekalahan telak 3-0 dari Norwegia di laga pembuka kualifikasi menjadi pemicu, dengan performa buruk dan kelelahan pemain jadi sorotan. Spalletti, yang memimpin kurang dari dua tahun, gagal membawa semangat baru ke timnas.
Italia kini berada di posisi sulit di Grup I kualifikasi Piala Dunia, dengan Norwegia memimpin klasemen dengan 12 poin dari empat laga. Laga melawan Moldova menunjukkan masalah berulang: minimnya ketajaman di depan gawang dan rapuhnya pertahanan saat menghadapi bola mati. Pemain seperti Raspadori dan Cambiaso menunjukkan potensi, tapi tim secara keseluruhan terlihat kehabisan energi.
Ke depan, Italia akan menghadapi Estonia pada September 2025 dengan pelatih baru, yang harus membenahi tim untuk mengejar kualifikasi. Spalletti meninggalkan warisan yang pahit, dengan pengakuan bahwa ia gagal membuat perubahan signifikan. Tantangan besar menanti pelatih baru untuk membangkitkan Azzurri di tengah tekanan tinggi dan ekspektasi fans.
APA YANG DIKATAKAN?
Seusai laga, Spalletti kepada RAI Sport mengatakan: “Kami juga kesulitan malam ini. Tapi, ada banyak faktor di balik ini. Kami mengonfirmasi apa yang sudah kami lihat sebelumnya,” ujarnya.
“Saya mempertahankan grup ini, tapi saya menemukan mereka sangat lelah di tahap musim ini. Mungkin memilih pemain yang lebih bugar bisa membantu, tapi fakta bahwa 25 pemain kami seperti ini menunjukkan betapa beratnya kompetisi ini,” tambah Spalletti, menyoroti kondisi fisik tim.
“Salah satu masalah terbesar adalah memainkan laga pertama, yang tersulit di grup, di Oslo, tepat di akhir musim. Itu soal keberuntungan undian,” ungkap Spalletti, menyalahkan jadwal dan keberuntungan sebagai faktor kekalahan dari Norwegia.
“Tim ini akan sangat berbeda dan lebih bugar pada September nanti, jadi waktu juga tidak membantu kami,” lanjut Spalletti, optimistis dengan potensi tim di masa depan meski ia tak lagi memimpin.
“Ketika seseorang menjadi pelatih timnas, ia tak boleh mencari alasan, karena ia yang memilih pemain. Jika pemain lelah, ia harus mencari yang lain,” tegas Spalletti, mengakui tanggung jawabnya atas performa buruk tim.
“Saya memilih pemain ini karena saya pikir mereka bisa memberikan respons. Kami melihat tekanan dan fisik membebani mereka usai laga Norwegia, jadi itu menambah masalah,” jelas Spalletti tentang keputusannya tetap memainkan skuad yang ada.
“Kami tentu tidak meninggalkan rasa antusiasme untuk penerus saya, meski ada respons positif dari fans. Pelatih dan pemain harus membuat perubahan, dan sayangnya saya gagal melakukannya,” ujar Spalletti dengan nada sedih, menutup pernyataannya.
Andrea Cambiaso menambahkan kepada RAI Sport, “Kami semua ingin performa yang bagus. Kami yang pertama tahu ini bukan laga hebat, kami ingin memberi perpisahan lebih baik untuk pelatih. Spalletti pelatih hebat, penuh semangat, dan setiap pemecatan pelatih menyakiti pemain. Kami sangat sedih,” katanya.
Getty Images SportTAHUKAH ANDA?
Sejak debutnya bersama Italia (4 Juni 2021), Giacomo Raspadori telah mencetak gol terbanyak untuk Azzurri: 9.
MATCH SUMMARY
UEFABERIKUTNYA?
Italia akan menghadapi Estonia pada 5 September 2025 dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, dengan pelatih baru yang belum diumumkan. Laga ini krusial untuk menjaga peluang lolos, mengingat posisi sulit di grup yang didominasi Norwegia. Azzurri perlu menemukan kembali ritme dan semangat untuk bersaing.
Moldova, di sisi lain, akan menjamu Israel pada hari yang sama. Setelah kekalahan dari Italia, Moldova harus memperbaiki pertahanan mereka, terutama dalam situasi bola mati, jika ingin meraih poin pertama di kualifikasi. Kedua tim akan menghadapi tantangan besar untuk membalikkan performa buruk mereka.