Yuri AlbertoGetty/GOAL

Hidden Gems FC: Mengapa Bintang Corinthians Yuri Alberto Jadi Rebutan Klub-Klub Liga Inggris?

Yuri Alberto baru berusia 24 tahun, namun ia sudah makan begitu banyak asam garam kehidupan sepakbola sampai-sampai banyak penggemar kerap mengira pahlawan Corinthians ini lebih tua dari usianya. Kombinasi antara usia muda dan insting gol yang tajam menjadikannya seorang No. 9 yang mencuri perhatian berbagai klub Eropa.

Nama Yuri kerap disebut-sebut di bursa transfer, terutama dikaitkan dengan klub-klub Liga Inggris, juga AS Roma dan Atletico Madrid. Pindah ke Eropa mestinya menjadi jalur alami bagi pemain yang sejak kecil sudah menonjol berkat keterampilan serta rekor golnya, meski langkahnya menuju ke level profesional tak sesederhana yang dibayangkan.

Mungkin turbulensi di awal kariernya inilah yang membuat nama Yuri Alberto masih menjadi sesosok "Hidden Gem" sampai saat ini. Tapi tiga hal yang pasti: ia masih muda, berbakat, dan punya segala modal untuk menjadi bintang global.

  • Santos v Delfin - Copa CONMEBOL Libertadores 2020Getty Images Sport

    Awal dari segalanya

    Lahir di Sao Jose dos Campos, pedalaman Sao Paulo, Yuri Alberto kecil jatuh cinta pada sepakbola sejak dini. Ayahnya, Carlos Alberto, menjadi panutan terbesar Yuri. Ia kerap menyaksikan sang ayah beraksi di laga-laga tarkam. Sang kepala keluarga sekaligus menjadi pelatih pertamanya. Ia menekankan agar Yuri, yang dominan kaki kanan, juga berlatih menuntaskan peluang dengan kaki kiri.

    Kemampuan mencetak gol dengan kedua kaki, plus kesadaran tubuh yang luar biasa, membuat Yuri tampak ditakdirkan meniti jalan sepakbola profesional. Dan di Santos, bisa dikatakan bahwa ia menemukan salah satu sekolah terbaik di dunia untuk mengasah bakatnya.

    Yuri tiba di Vila Belmiro pada 2013, tahun yang sama saat Neymar berangkat ke Barcelona. Demi mendukung mimpinya, ibu dan saudara perempuannya pindah ke Baixada Santista agar lebih dekat dengan fasilitas klub, sementara sang ayah bekerja serabutan untuk mendanai impian putranya. Di akademi Peixe—tempat ia seangkatan dengan Rodrygo yang kini berseragam Real Madrid—Yuri mencuri perhatian dengan gol-golnya. Ia bahkan sempat dilirik Arsenal dan Manchester United, namun mengonversi bakat itu menjadi penampilan konsisten di level profesional ternyata tak semudah yang dibayangkan.

    Dipromosikan ke tim utama saat baru berusia 16 tahun pada 2017, gol-gol yang dicetak Yuri dengan mudah di akademi tak langsung bisa ia reproduksi di level profesional. Dengan kesempatan bermain yang semakin berkurang ditambah kondisi klub yang tak stabil karena pergantian manajerial, membuatnya bolak-balik antara tim junior dan senior. Menjelang habis kontrak, pilihan untuk keluar tak terelakkan lagi.

  • Iklan
  • 2020 Brasileirao Series A:  Internacional v Botafogo Play Behind Closed Doors Amidst the Coronavirus (COVID - 19) PandemicGetty Images Sport

    Orbit pertama Yuri

    Frustrasi dengan minimnya menit bermain di bawah Jesualdo Ferreira serta buntu dalam negosiasi kontrak, Yuri memilih hengkang ke Internacional pada 2020. Keputusan itu membuat fans Santos murka dan menjadikannya sasaran kritik.

    Namun tidak dapat disangkal bahwa Yuri membuat pilihan yang tepat. Sepuluh gol yang ia cetak di musim Brasileirao yang digoyang pandemi nyaris menghadirkan gelar liga pertama untuk Internacional sejak 1979. Musim berikutnya ia membukukan 19 gol di semua ajang. Walau tak berbuah trofi untuk Gauchos, performanya cukup meyakinkan bagi Zenit St. Petersburg untuk menebusnya seharga €25 juta.

    Petualangan Yuri di sepakbola Rusia, yang menjadi pengalaman pertama dan satu-satunya di Eropa, sayangnya hanya berjalan singkat. Dari 15 laga, ia mencetak enam gol dan tiga assist, sebelum pecah perang Rusia-Ukraina mempercepat keinginannya untuk pulang ke Brasil, di mana ia juga akan memiliki visibilitas lebih besar untuk membantu mewujudkan impiannya bermain bagi Selecao. Yuri pun kembali ke tanah air pada 2022, bergabung dengan Corinthians—awalnya pinjaman, lalu permanen.

  • Corinthians v Internacional - Brasileirao 2025Getty Images Sport

    Idola Timao

    Sejak berseragam Corinthians, Yuri telah mencetak 70 gol dan menorehkan namanya dalam sejarah sebagai top skor klub sejak abad berganti. Gelar Paulista 2025, yang diraih usai menumbangkan rival lokal Palmeiras, mempererat hubungannya dengan para penggemar, dan ia kini telah mapan sebagai idola Timao.

    Namun tak segalanya berjalan mulus bagi Yuri sejak ia kembali ke tanah Amerika Selatan. Dua tahun pertamanya di Corinthians diwarnai pasang surut. Ia dihadapkan pada hujan kritikan keras dan klub nyaris degradasi pada 2022 dan 2023. Di awal 2024, ia merasa sudah "mencapai batasnya", dan bahkan mempertimbangkan untuk pergi.

    “Saya yakin betul ingin pergi. Saya tak tahan lagi. Saya akan berusaha keras mencari jalan keluar. Saya sudah mencapai batasnya,” ujarnya di kanal YouTube Benja Me Mucho.

    Titik balik hadir dengan kedatangan pelatih Ramon Diaz pada 2024. Bersamanya, Yuri meledak: 31 gol dalam semusim dan menjadi top skor sepakbola Brasil musim itu.

  • Corinthians v Universidad Central - Copa CONMEBOL Libertadores 2025Getty Images Sport

    Kekuatan terbesarnya

    Kini di 2025, di bawah arahan eks pelatih timnas Brasil Dorival Junior, Yuri tetap menjadi tumpuan utama lini depan Corinthians. Meski dominan dengan kaki kanan, ia sama berbahayanya dengan kaki kiri maupun duel udara. Ia paling mematikan di dalam kotak penalti, tapi tak malas turun untuk membangun serangan ketika dibutuhkan.

    Akselerasinya dalam serangan balik dan dan kerja kerasnya yang tak kenal lelah menjadikannya salah satu penyerang paling komplet di sepakbola Brasil saat ini.

  • Corinthians v Santos - Campeonato Paulista 2025Getty Images Sport

    Apa selanjutnya?

    Meski mimpinya adalah Liga Primer Inggris—dengan West Ham dan Wolves terus memantaunya—Yuri baru-baru ini memperpanjang kontraknya di Corinthians hingga 2030. Klausul rilisnya untuk klub asing dipatok €100 juta, memastikan Timao terlindungi dengan baik dari satu kemungkinan yang paling ditakuti para penggemar mereka: kehilangan sang striker bintang dan idola modern.