FBL-AFC-QUALIFIERS-MAS-VIEAFP

'Jangan Diam!' - Menteri Hannah Yeoh Desak FAM Buka Suara & Jelaskan Temuan FIFA Yang Rusak Citra Negara

Pemerintah Malaysia, melalui Menteri Pemuda dan Olahraganya, Hannah Yeoh, secara resmi telah turun tangan dan memberikan tekanan keras kepada Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM) terkait skandal sanksi FIFA yang sedang memanas.

Dalam sebuah pernyataan tegas, Yeoh mendesak agar FAM "tidak tinggal diam" dan segera memberikan penjelasan yang transparan kepada publik. Tuntutan ini muncul setelah FIFA merilis dokumen putusan lengkap yang menjadi dasar dari hukuman berat yang mereka jatuhkan.

Menteri Yeoh, yang mengaku telah membaca sendiri dokumen tersebut, menggambarkan temuan FIFA sebagai sesuatu yang "sangat serius" dan "merusak citra negara." Ia merasa bahwa FAM kini memiliki kewajiban untuk bertanggung jawab dan menjelaskan duduk perkaranya kepada para penggemar yang merasa marah dan kecewa.

  • FBL-AFC-MAS-NEPAFP

    Desakan Keras Menteri Atas Temuan 'Serius' FIFA

    Yeoh secara resmi telah memberikan tekanan yang sangat keras kepada Persatuan Bola Sepak Malaysia (FAM). Ia dengan tegas menuntut agar FAM tidak lagi bungkam dan segera buka suara terkait skandal sanksi FIFA yang mengguncang sepakbola nasional.

    "FAM tidak boleh tinggal diam dan harus merespons dengan jelas semua pengungkapan yang dibuat oleh FIFA," kata Yeoh dalam sebuah pernyataan tegas seperti yang dikutip dari New Strait Times. Seruan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memandang masalah ini.

    Desakan ini muncul setelah FIFA merilis dokumen "Dasar-dasar Putusan" (Grounds of Judgement) yang merinci secara lengkap alasan di balik sanksi berat yang mereka jatuhkan. Yeoh, yang mengaku telah membaca sendiri dokumen tersebut, merasa bahwa FAM kini memiliki kewajiban untuk memberikan penjelasan yang transparan kepada publik Malaysia.

    Tuntutan dari seorang menteri ini menunjukkan bahwa kasus ini bukan lagi hanya sekadar masalah internal sepakbola. Ini telah berevolusi menjadi sebuah isu nasional yang sangat serius, yang membutuhkan tingkat akuntabilitas dan pertanggungjawaban yang tinggi dari pihak FAM sebagai badan induk sepakbola di negara tersebut.

  • Iklan
  • FBL-AFC-QUALIFIERS-MAS-VIEAFP

    Temuan FIFA yang 'Serius & Merusak Citra Negara'

    Alasan utama di balik desakan keras yang dilontarkan oleh Yeoh adalah isi dari dokumen setebal 19 halaman yang dirilis oleh FIFA. Menurutnya, temuan dan pernyataan yang terkandung di dalam dokumen tersebut sangatlah memberatkan dan memiliki dampak yang sangat negatif.

    "Pernyataan FIFA dalam dokumen 19 halaman itu sangat serius dan merusak citra negara," lanjut Yeoh. Ia menegaskan bahwa berdasarkan temuan tersebut, ada banyak sekali area di dalam tubuh FAM yang memerlukan perbaikan secara fundamental.

    Dokumen FIFA tersebut secara spesifik menyatakan bahwa telah ditemukan adanya "ketidakkonsistenan" dalam dokumen-dokumen asli yang diserahkan oleh FAM selama proses pendaftaran para pemain warisan. Temuan ini secara efektif membantah klaim awal FAM yang menyebut bahwa ini hanyalah sebuah "kesalahan teknis" biasa.

    Dengan adanya temuan yang begitu spesifik dari FIFA ini, Yeoh merasa pembelaan awal dari FAM tidak lagi cukup. Ia menuntut adanya sebuah langkah perbaikan yang nyata karena menurutnya, citra dan nama baik Malaysia di mata dunia sepakbola internasional kini telah tercoreng.

  • FBL-AFF-SUZUKI CUP-MAS-THAAFP

    Posisi Hati-hati Pemerintah: Tunggu Proses Banding Selesai

    Meski secara vokal mendesak FAM untuk bersikap transparan dan bertanggung jawab, Kementerian Pemuda dan Olahraga (KBS) di bawah pimpinan Yeoh mengambil sikap yang sangat hati-hati terkait pengambilan tindakan lebih lanjut dari pihak pemerintah.

    "Kementerian Pemuda dan Olahraga mempertahankan posisinya untuk menunggu hingga proses banding selesai sebelum mengeluarkan pernyataan resmi apa pun," kata Yeoh. Ia menegaskan bahwa FAM harus diberikan kesempatan untuk menuntaskan seluruh proses hukum yang sedang berjalan terlebih dahulu.

    Ia juga menjelaskan kepada publik mengenai linimasa proses banding yang harus dilalui oleh FAM sesuai dengan aturan FIFA. "Saya diberitahu bahwa FAM memiliki waktu tiga hari untuk menyatakan niatnya mengajukan banding, yang kemudian akan diikuti oleh lima hari untuk mengajukan berkas banding secara resmi," jelasnya.

    Sikap pemerintah ini menunjukkan adanya penghormatan terhadap proses hukum yang berjalan di dalam statuta FIFA. Namun, di saat yang sama, mereka juga seolah memberikan sebuah sinyal yang sangat jelas bahwa setelah proses banding ini selesai, akan ada evaluasi dan mungkin tindakan lebih lanjut dari pihak pemerintah terhadap FAM.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • FBL-ASIA-CUP-DRAWAFP

    Pesan untuk Suporter & Skuad Harimau Malaya

    Yeoh tak lupa menunjukkan kepeduliannya terhadap dampak psikologis dari skandal ini, baik terhadap para penggemar sepakbola Malaysia maupun para pemain tim nasional yang tidak terlibat namun ikut merasakan imbasnya.

    Ia mengakui bahwa ia sangat memahami perasaan para suporter. "Saya juga mengerti bahwa semua penggemar sepakbola lokal tentu saja merasa marah, kecewa, dan ingin melihat adanya perbaikan," katanya, menunjukkan empatinya terhadap gejolak di kalangan akar rumput.

    Namun, di tengah rasa kecewa tersebut, ia juga mengirimkan sebuah pesan penting. Ia meminta kepada para penggemar untuk tidak melupakan skuad Harimau Malaya yang saat ini sedang berjuang di lapangan. Ia menyerukan agar dukungan kepada para pemain tetap diberikan secara penuh.

    "Kita juga tidak boleh melupakan skuad Harimau Malaya yang akan menghadapi Laos minggu ini. Kepada para pemain Malaysia, kami selalu bersama kalian," kata Yeoh. Pesan ini sangat penting karena timnas saat ini sedang berada di Vientiane untuk melakoni laga krusial Kualifikasi Piala Asia 2027.

  • FBL-FIFA-CORRUPTIONAFP

    Mengingat Kembali Akar Masalah & Sanksi FIFA

    Seluruh polemik yang kini melibatkan intervensi dari pemerintah ini berakar dari keputusan yang dijatuhkan oleh Komite Disiplin FIFA pada bulan lalu. Saat itu, FIFA secara resmi menghukum FAM dan tujuh pemain warisan karena terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin yang berkaitan dengan pemalsuan dokumen.

    FIFA menyatakan bahwa FAM telah secara sengaja menyerahkan "dokumen yang dipalsukan" untuk bisa memverifikasi kelayakan para pemain tersebut. Dokumen inilah yang kemudian memungkinkan mereka untuk bisa tampil dalam pertandingan Kualifikasi Piala Asia melawan Vietnam pada tanggal 10 Juni.

    Akibat pelanggaran berat ini, FAM didenda sebesar Rp7,3 miliar. Sementara itu, ketujuh pemain yang terlibat — Facundo Garces, Imanol Machuca, Hector Hevel, Gabriel Palmero, Rodrigo Holgado, Joao Figueiredo, dan Jon Irazabal — masing-masing didenda Rp42 juta dan diskors selama 12 bulan.

    Dengan dirilisnya alasan lengkap dari FIFA yang menunjuk secara spesifik adanya "ketidakkonsistenan dokumen," tekanan kini berada sepenuhnya di pundak FAM. Mereka harus bisa membuktikan dalam proses banding bahwa mereka tidak bersalah dan telah bertindak dengan itikad baik, sebuah perjuangan yang akan sangat berat.

0