FBL-EUR-C1-MONACO-MAN CITYAFP

Erling Haaland Murka! Sebut Man City 'Tidak Cukup Baik' & Sindir Penalti 'Tendang Wajah' Eric Dier

Erling Haaland meluapkan amarahnya dan memberikan penilaian yang sangat jujur nan brutal terhadap performa Manchester City. Kekecewaannya memuncak setelah timnya membuang keunggulan dan harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan AS Monaco di ajang Liga Champions, Kamis (2/10) dini hari WIB.

Striker asal Norwegia itu tampil klinis dengan mencetak kedua gol City. Namun, semua usahanya seolah menjadi sia-sia setelah Monaco berhasil menyamakan kedudukan melalui sebuah hadiah penalti yang sangat kontroversial di menit-menit akhir pertandingan.

Alih-alih menyalahkan wasit atau keputusan VAR, Haaland justru mengarahkan kritiknya ke dalam timnya sendiri. Ia dengan tegas mengklaim bahwa Manchester City "tidak cukup baik" untuk meraih kemenangan dan secara spesifik menyoroti kurangnya "energi" di babak kedua.

Luapan emosi Haaland ini, ditambah dengan hasil yang mengecewakan, menyoroti sebuah masalah yang mulai mengkhawatirkan bagi Pep Guardiola: ketidakmampuan City untuk meraih kemenangan di laga tandang Eropa.

  • FBL-EUR-C1-MONACO-MAN CITYAFP

    Amarah Haaland: 'Kami Tidak Cukup Baik & Kurang Energi'

    Haaland tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya setelah City gagal membawa pulang tiga poin dari lawatan mereka ke kandang AS Monaco. Dalam wawancara pasca-pertandingan, sang mesin gol melontarkan kritik tajam yang langka, yang ia tujukan secara langsung kepada performa timnya sendiri.

    Ia dengan tegas menolak untuk berlindung di balik alasan apa pun atas hasil imbang 2-2 tersebut. Menurut pandangan Haaland, City memang tidak pantas untuk meraih kemenangan pada malam itu. "Kami tidak bermain cukup baik, kami tidak pantas menang, dan itulah alasannya," ujarnya dengan nada kecewa.

    Saat ditanya lebih lanjut mengenai apa yang kurang dari performa timnya, terutama di babak kedua, Haaland menjawab dengan singkat, padat, dan sangat jelas: "Energi, kami butuh lebih banyak energi." Ia merasa bahwa timnya gagal mempertahankan level intensitas dan dominasi yang telah mereka tunjukkan di babak pertama.

    Kritik keras dari seorang pemain paling penting di dalam skuad ini menjadi sebuah sinyal peringatan yang sangat serius bagi Pep Guardiola. Ketika seorang Haaland secara terbuka mengeluhkan level energi dan standar permainan tim, itu adalah sebuah masalah fundamental yang harus segera ditemukan solusinya.

  • Iklan
  • مباراة موناكو ومانشستر سيتيAFP

    Momen Puncak Kontroversi: Penalti 'Tendang Wajah' Eric Dier

    Hasil imbang yang menyakitkan bagi City ini ditentukan oleh sebuah momen yang sangat kontroversial pada menit ke-90. Wasit Jesus Gil Manzano, setelah mendapatkan intervensi dari VAR dan meninjau ulang insiden di monitor pinggir lapangan, memutuskan untuk memberikan hadiah penalti kepada tim tuan rumah.

    Insiden tersebut melibatkan bek City Nico Gonzalez, yang dalam upayanya menyapu bola, mengangkat kakinya terlalu tinggi hingga mengenai wajah bek Monaco Eric Dier. Keputusan ini sontak memicu ketegangan tinggi dan bahkan perkelahian kecil di antara para pemain dan staf dari kedua tim.

    Saat ditanya pendapatnya mengenai penalti tersebut, Haaland memberikan sebuah jawaban yang sangat jujur dan blak-blakan. "Saya tidak melihatnya lagi. Jika Anda menendang seseorang di wajah, saya kira itu penalti," katanya. Komentar ini terdengar seperti sebuah sindiran halus terhadap kecerobohan yang dilakukan oleh rekan setimnya.

    Meski Pep terlihat sangat marah di pinggir lapangan dan memprotes ofisial keempat, komentar Haaland menunjukkan bahwa ia lebih memilih untuk fokus pada kesalahan timnya sendiri daripada menyalahkan wasit. Penalti tersebut pada akhirnya dengan dingin dieksekusi oleh Dier untuk memaksakan hasil imbang.

  • مباراة موناكو ومانشستر سيتيGetty Images Sport

    Dua Gol Haaland yang Menjadi Sia-sia

    Kekecewaan mendalam yang dirasakan oleh Haaland semakin dapat dimengerti jika kita melihat kontribusi personalnya dalam pertandingan ini. Ia tampil sangat klinis di depan gawang dan berhasil mencetak kedua gol untuk City, namun semua usahanya itu seolah menjadi sia-sia.

    Gol pertamanya tercipta secara luar biasa pada menit ke-15, dengan sentuhan pertamanya di laga tersebut. Ia dengan cerdik menyambut operan cungkil dari Josko Gvardiol dan melepaskan penyelesaian akhir yang tenang. Gol keduanya adalah sebuah sundulan yang kuat dan presisi menjelang akhir babak pertama.

    Dua gol ini sekali lagi membuktikan betapa fenomenalnya Haaland di panggung Liga Champions. Ia kini telah berhasil mengemas 52 gol hanya dalam 50 penampilannya di kompetisi ini, sebuah rekor yang sulit dipercaya dan terus ia pertajam.

    Namun, Haaland sendiri menolak untuk merasa puas atas pencapaian pribadinya. Ia bahkan dengan keras mengkritik performanya sendiri di babak kedua karena gagal mencetak gol ketiga untuk "menyelesaikan pertandingan." "Tentu saja saya tidak melakukan tugas saya... saya tidak mencetak gol dan menyelesaikan laga," ujarnya, menunjukkan standar luar biasa tinggi yang ia tetapkan untuk dirinya sendiri.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • AS Monaco v Manchester City - UEFA Champions League 2025/26 League Phase MD2Getty Images Sport

    Penyakit Tandang Man City di Panggung Eropa

    Hasil imbang yang mengecewakan di Stade Louis II ini memperpanjang sebuah rekor buruk yang mulai menjadi "penyakit" kambuhan bagi City di bawah asuhan Pep: ketidakmampuan mereka untuk meraih kemenangan dalam laga tandang di Liga Champions.

    Ini adalah pertandingan tandang kelima mereka secara beruntun di kompetisi paling elite Eropa ini tanpa sekalipun meraih kemenangan. Tren negatif ini menunjukkan adanya masalah mental atau taktis yang signifikan saat mereka harus bermain jauh dari kenyamanan Etihad Stadium di panggung kontinental.

    Masalah kebobolan gol di menit-menit akhir juga menjadi sebuah pola yang mengkhawatirkan. Dalam enam laga tak terkalahkan terakhir mereka di semua kompetisi, dua hasil imbang yang mereka raih terjadi karena kelengahan di akhir laga: kebobolan di menit ke-93 saat melawan Arsenal dan di menit ke-90 saat melawan Monaco.

    Pep, yang musim lalu secara terbuka mengaku kecewa dengan performa timnya di Eropa, kemungkinan besar akan semakin frustrasi dengan tren ini. Meski skuadnya bertabur bintang, "penyakit" di laga tandang Eropa ini menjadi pekerjaan rumah terbesar yang harus segera ia selesaikan jika ingin membawa City berprestasi lebih jauh.

  • FBL-EUR-C1-MONACO-MAN CITYAFP

    Ketangguhan Monaco & Jadwal Berikutnya

    Di sisi lain, hasil imbang ini adalah sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol bagi AS Monaco di bawah asuhan Adi Hutter. Meski kalah dominan dalam hal penguasaan bola, mereka menunjukkan semangat juang dan mentalitas yang luar biasa untuk terus bertahan dalam permainan hingga menit akhir.

    Gol penyama kedudukan pertama yang dicetak oleh Jordan Teze di babak pertama adalah sebuah tendangan geledek spektakuler dari luar kotak penalti. Sementara itu, ketenangan Dier dalam mengeksekusi penalti krusial di tengah suasana yang penuh tekanan menunjukkan mentalitas baja yang dimiliki oleh para pemain tuan rumah.

    Hasil ini juga memperpanjang rekor impresif Monaco saat menjamu tim-tim asal Inggris. Mereka kini tercatat hanya menelan satu kekalahan dalam delapan pertandingan kandang terakhir mereka melawan tim asal Inggris di kompetisi ini, menjadikan Stade Louis II sebagai benteng yang angker.

    Setelah laga yang penuh drama ini, kedua tim akan segera mengalihkan fokus mereka kembali ke kompetisi domestik. City akan berusaha untuk melanjutkan tren tak terkalahkan mereka saat bertandang ke markas Brentford, sementara Monaco akan menghadapi laga derbi yang sangat panas melawan tetangga mereka, OGC Nice.

0