Premier League Best Goals GFXGOAL

Geledek Kevin De Bruyne, Magis Reiss Nelson & 21 Gol Terbaik Liga Primer Inggris 2022/23 - Diranking!

Sembari menunggu selesainya pesta juara Manchester City, mari para fans rival bergabung dan mengenang musim 2022/23 yang luar biasa ini, yang memanjakan kita dengan momen-momen beroktan tinggi dan kontroversi. Kalau masih ada yang berani meragukan status Liga Primer Inggris sebagai divisi terbaik di Eropa, minta mereka untuk menyimak baik-baik highlight 12 bulan terakhir ini.

Trofi Liga Primer kembali ke haribaan Etihad untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, yang, harus diakui, merupakan sebuah ganjaran setimpal bagi tim paling produktif di Inggris. Arsenal sempat memberikan perlawanan yang sengit, tetapi Man City membuktikan diri memang "beda kelas" dengan rentetan performa tak terkalahkan di pekan-pekan terakhir.

Di tempat lain, kita menyaksikan sendiri bagaimana Manchester United asuhan Erik ten Hag mulai menemukan kembali bara api yang sudah lama hilang, sementara Newcastle United dan Brighton sukses merusak hegemoni 'The Big Six'. Kebangkitan keduanya dibarengi kejatuhan dramatis Chelsea, yang akan finis di bawah tim-tim kejutan Aston Villa, Brentford, dan tentunya Brighton.

Di dasar klasemen, Southampton sudah ditakdirkan untuk terjungkal ke Championship setelah 11 tahun di kasta tertinggi. Leeds, Leicester, dan Everton juga mengecewakan, tetapi setidaknya The Toffees selamat, sementara The Foxes, juara edisi 2015/16, harus menutup sementara babak Liga Primer mereka.

Tetapi, keduapuluh tim telah berkontribusi menciptakan musim 2022/23 yang akan panjang umur dalam kenangan - salah satunya berkat kualitas gol-gol yang mereka cetak.

Sebagian besar dilesakkan oleh sang penghancur rekor dari Man City, Erling Haaland, sementara rekannya, Kevin De Bruyne, serta Son Heung-min-nya Tottenham kembali menghiasi Liga Primer dengan gol-gol indah jarak jauh seperti biasa. Tetapi tak sedikit pula wondergoal yang dicetak oleh sosok-sosok mengejutkan.

GOAL me-ranking 21 gol terbaik di Liga Primer Inggris musim ini. Ambil camilanmu, duduk yang manis, dan pertunjukkan akan segera dimulai...

  • 21Jacob Murphy (Newcastle vs Everton)

    Yak, tirai panggung kita buka dengan gol termudah yang akan dicetak Jacob Murphy dalam kariernya, saat ia menutup pembantaian 4-1 oleh Newcastle. Penyelesaian sederhana winger Inggris itu memang biasa-biasa saja, tetapi assist Alexander Isak? Itu soal lain.

    Striker Swedia itu mendapatkan bola di area tengah sebelum sprint sampai ujung lapangan dari sisi kiri, menghadapi tiga bek Everton. Ia lalu memamerkan footwork yang akan membuat Muhammad Ali bangga untuk 'mengayam-ayami' mereka sembari menjaga bola tak keluar garis. Isak menutupnya dengan visi seorang playmaker, mengoper bola ke tiang jauh di mana Murphy sudah menanti.

    Semua pemain Newcastle berlari menghampiri Isak untuk berselebrasi, dan itu semakin menggarisbawahi betapa spesialnya assist yang ia berikan.

  • Iklan
  • 20Kevin De Bruyne (Manchester City vs Brighton)

    Perjuangan Man City mempertahankan mahkota juara Inggris tidak selalu semulus itu. Mereka kesulitan menemukan ritme mereka di awal musim dan ternyata Brighton adalah lawan yang teramat tangguh ketika mereka menyambangi Etihad di Oktober. Brace Erling Haaland memang menempatkan tuan rumah di posisi dominan, tetapi The Seagulls menolak ditaklukkan via gol Leandro Trossard di awal babak kedua.

    The Citizens pun ketar-ketir, mereka butuh satu momen inspirasional untuk membungkus kemenangan mereka, dan datanglah De Bruyne. Bernardo Silva mengarsiteki gol ini, meliuk-liuk di sudut kotak penalti sebelum memberikan bola kepada sang gelandang Belgia, yang lalu menerimanya dengan sempurna untuk menciptakan ruang tembak.

    Tendangan berbelok De Bruyne melayang melewati Robert Sanchez, meski kiper Brighton tersebut sudah meregangkan badan sepenuhnya. Entahlah bagaimana cara maestro City itu bisa menendang bola dengan sekeras itu menggunakan kaki bagian dalamnya sembari tetap mengendalikan arah laju sepakan. Di luar nalar!

  • 19Trent Alexander-Arnold (Liverpool vs Bournemouth)

    Setelah nyaris meraih keabadian saat berusaha meraih quadruple di 2021/22, Liverpool seperti masih 'mabuk' sehingga memulai musim ini dengan sempoyongan. Pasukan Jurgen Klopp imbang di dua laga pertama sebelum ditumpas sang seteru abadi, Manchester United, sehingga tak bisa lagi membuat kesalahan ketika menyambut Bournemouth di Anfield.

    The Reds pun meyetop pembusukan yang perlahan menjalar dengan membantai tim tamu 9-0 - menyamai rekor margin kemenangan terbesar dalam sejarah Liga Primer Inggris. Luis Diaz dan Harvey Elliott sama-sama mencetak gol indah, tetapi yang paling mengundang decak kagum adalah gol Trent Alexander-Arnold.

    Bek kanan Inggris itu melakukan satu dua dengan Roberto Firmino untuk mendapatkan ruang 25 meter dari gawang, yang ternyata sudah masuk jarak tembaknya. Alexander-Arnold memang dikenal dengan kemampuan ball-striking yang bersih, dan gol ini adalah satu torehan terbaiknya, saat tembakannya meluncur bak roket melewati Mark Travers dalam sekedipan mata.

  • 18Erling Haaland (Manchester City vs Southampton)

    Haaland mendobrak segala standar di musim debutnya di Liga Primer Inggris. Mantan bomber Borussia Dortmund ini terbukti sebagai maestro poacher, mencetak 36 gol dalam 35 penampilan.

    Gol-gol yang ia cetak jadi terlihat sangat mudah karena ia selalu mampu bergerak ke posisi sempurna, di mana ia tinggal memberikan sentuhan akhir. Tetapi, itu bukan berarti ia tak punya koleksi gol-gol spektakuler. Haaland kembali menjadi bintang dengan brace saat Man City menghantam Southampton 4-1, melepaskan tendangan salto ciamik di gol keduanya.

    Jack Grealish memberikan operan manis untuk Haaland, yang sebenarnya punya ruang dan waktu untuk mengontrol bola terlebih dahulu sebelum menembak. Tetapi ia memilih untuk berakrobat, dan itu mengejutkan kiper Gavin Bazunu. Ini dunianya Haaland, kita cuma mampir minum di dalamnya.

  • 17Willian (Fulham vs Nottingham Forest)

    Willian sudah bisa dianggap sebagai veteran Liga Primer, setelah mencatatkan 285 penampilan untuk trio London: Chelsea, Arsenal, dan Fulham. Bintang Brasil ini bukanlah penyerang yang subur, tetapi sebagian besar dari 43 golnya sangat layak dikenang karena kemampuannya menjebol gawang dari berbagai macam sudut.

    Fans Fulham dimanjakan oleh sepakan spektakuler Willian saat membungkam Nottingham Forest 2-0 pada bulan Februari, di mana dia mencetak gol pembuka yang indah. Terdapat sekitar delapan pemain Forest di belakang bola ketika Willian mendapatkannya, tetapi dia mampu mengecoh satu orang bek Forest sebelum menempatkan tendangannya di titik sempurna.

    Ya, Willian berhasil melesakkannya ke pojok atas gawang, meski ada banyak pemain Forest yang menghalaunya. Akurasi dan eksekusi kelas atas!

  • 16Demarai Gray (Everton vs Manchester City)

    Tak banyak momen indah yang bisa dirayakan Everton selama 12 bulan terakhir, setelah mereka kembali terseret ke pertarungan zona degradasi. Tetapi mereka adalah satu dari sedikit tim yang mampu mencuri poin di Etihad musim ini.

    Man City dibikin menyesali peluang-peluang yang gagal mereka konversi setelah ditahan The Toffees 1-1 pada bulan Desember, di mana Demarai Gray mengamankan satu poin untuk tim tamu dengan satu-satunya tembakan akurat mereka.

    Bintang 26 tahun tersebut diberi terlalu banyak ruang di dalam kotak penalti setelah berlari dari tengah lapangan.

    Kesembronoan Manuel Akanji dalam bertahan memang membantunya, tetapi tembakan Gray harus diacungi seribu jempol. Ederson cuma bisa menatap terpana saat bola menghunjam gawangnya. Etihad pun terdiam.

  • 15Ivan Toney (Brentford vs Leeds)

    Musim Ivan Toney dinodai oleh hukuman larangan bertanding delapan bulan setelah melanggar peraturan soal judi, tetapi gol-golnya membantu Brentford menempel zona Eropa. Cuma Haaland (36) dan Harry Kane (30) yang mencetak gol lebih banyak darinya (20), dan penampilan terbaiknya adalah saat menghantam Leeds United 5-2.

    Striker asal Inggris ini mencetak hat-trick untuk mengubur The Whites, dan gol keduanya menjadi yang terindah. Perekiknya dari jarak 20 meter menembus gawang tepat ke pojok atas.

    Toney memang bukan penendang bola mati terbaik di luar sana, tetapi gol ini mengokohkan statusnya sebagai salah satu penyerang paling serbabisa di sepakbola Inggris.

  • 14Reiss Nelson (Arsenal vs Bournemouth)

    Kebangkitan Arsenal menjadi tim calon juara disokong oleh sekelompok pemain muda berbakat. Martin Odegaard, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli sebagai tulang punggung utamanya. Reiss Nelson pernah berada di kategori yang sama, tetapi sampai saat ini masih gagal mendapat tempat di starting XI Mikel Arteta.

    Namun, striker 23 tahun ini yang datang sebagai pahlawan ketika The Gunners sangat membutuhkannya Maret kemarin. Nelson baru mengakumulasi 64 menit di Liga Primer ketika dimasukkan sebagai pengganti di babak dua kontra Bournemouth di Emirates.

    Arsenal berhasil menyamakan kedudukan setelah tertinggal 2-0, tetapi berada di ambang kehilangan dua poin berharga saat injury time menunjukkanmenit ketujuh. Namun, bola lalu jatuh ke kaki Nelson di sudut kotak penalti. Ia menjaga ketenagannya, mengontrol bola, sebelum melepaskan tendangan separuh voli ke tiang jauh, dan Emirates pun meraung.

    Gol tersebut menjaga keunggulan lima poin mereka atas Man City saat pertandingan EPL tersisa 12 pekan saja. Sayang, semua berakhir sia-sia...

  • 13Matheus Nunes (Wolves vs Chelsea)

    Musim Chelsea teramat menyedihkan, sampai-sampai kepulangan seorang legenda tetap gagal mengubah nasib mereka. Laga pertama Frank Lampard sebagai pelatih karteker berakhir dengan kekalahan 1-0 di tangan Wolves, gol tunggal dicetak Matheus Nunes.

    Gol yang mungkin membuat kita mengerti mengapa Matheus sangat diminati oleh Liverpool. Cuma ada satu hal di kepala gelandang Portugal tersebut ketika sapuan lemah Kalidou Koulibaly jatuh ke arahnya di sudut kotak penalti.

    Nunes melepaskan tendangan geledek yang menaklukkan Kepa Arrizabalaga, yang baru sempat bergerak ketika bola sudah melewatinya. Sebuah mahakarya seni.

  • 12Son Heung-min (Tottenham vs Leicester)

    Musim 2022/23 harus dianggap musim yang mengecewakan bagi standar seorang Son Heung-min. Bomber Korea Selatan ini cuma bisa mencetak 10 gol di Liga Primer Inggris - torehan terendahnya semenjak musim pertamanya di Tottenham.

    Ia membuka musim dengan delapan laga tanpa masuk papan skor, dan dicadangkan saat menyambangi markas Leicester pada bulan September. Tetapi ketika ia dimasukkan pada waktu satu jam, ia memang terlihat sudah tak sabar membungkam para peragu.

    Ia mengakhiri paceklik golnya dengan gol individual yang ciamik, menggiring sendirian ke sepertiga akhir, sebelum menaklukkan Danny Ward di tiang dekat. Son lalu mencetak gol indah satu lagi sebelum melengkapi hat-tricknya untuk membantu Spurs menang 6-2. Form is temporary, class is permanent.

  • 11Youri Tielemans (Leicester vs Wolves)

    Masa bakti tiga tahun Youri Tielemans di King Power akan berakhir musim panas ini. Gelandang Belgia ini menjelma menjadi salah satu penampil paling konsisten di Liga Primer selama itu, oleh karenanya ia harusnya tak sepi peminat.

    Ia memang gagal mencegah Leicester degradasi musim ini, tetapi Tielemans masih bisa meninggalkan jejaknya. Dialah yang membuka keran gol ketika The Foxes meraih kemenangan terbesar mereka musim ini, di markas Wolves pada bulan Oktober.

    Tielemans menunjukkan kualitas tekniknya, saat melepaskan tendangan voli satu sentuhan, mencabik jala Wolves dair luar kotak penalti. Molineux pun terdiam. Leicester menang 4-0 saat itu, dan meski pada akhirnya kemenangan tersebut tak berarti apa-apa, gol Tielemans akan berumur panjang di memori para loyalis Leicester.

  • 10Antony (Manchester United vs Manchester City)

    Antony langsung menjadi sasaran kritikan setelah bergabung dengan Manchester United dari Ajax, mengingat harganya yang mencapai £85 juta. Tetapi harga tersebut sempat terasa murah ketika ia mencetak tiga gol di tiga laga pertamanya.

    Gol keduanya ia lesakkan ketika MU dilumat Manchester City 6-3, yang memberi United sedikit harapan setelah babak pertama yang porak poranda. Antony mampu mengontrol operan yang kurang terukur dari rekannya dengan satu sentuhan manis untuk menjauh dari kawalan Grealish. Ia lalu memotong ke dalam untuk membebaskan kaki kirinya dan mendapatkan ruang tembak.

    Melihat pergerakannya, bola sepakan Antony seolah sudah ditakdirkan masuk ke gawang Ederson. Winger asal Brasil ini memang ternyata lama-lama terbukti sebagai pemain yang bikin jengkel fans sendiri, tetapi wondergoal-nya tersebut harus menjadi peringatan bagi para pemain bertahan: jangan sampai membiarkannya masuk ruang tembak dengan kaki kirinya.

  • 9Kieran Trippier (Newcastle vs Manchester City)

    Pada bulan pertama musim ini, Newcastle sudah memantapkan status mereka sebagia calon empat besar setelah tampil luar biasa kontra Manchester City di St. James'Park. Kedua tim sama kuat 3-3, di mana The Magpies berhasil comeback dari gol cepat Ilkay Gundogan untuk unggul 2-1 di separuh main.

    Trippier lalu mencetak gol ketiga di menit ke-54, gol terbaik pertandingan itu. Sepakan perekiknya bersarang di pojok gawang City dari jarak 25 meter. Bek kanan Inggris ini menendangnya dari posisi tengah, yang biasanya memberi kiper lawan kesempatan lebih baik untuk mengawal kedua sisi gawang, tetapi lompatan Ederson terbukti tiada berguna.

    Man City memang berhasil merebut kembali satu poin, tetapi Trippier yang menjadi buah bibir berkat gol yang semakin membuktikan dirinya sebagai spesialis bola mati.

  • 8Solly March (Brighton vs Southampton)

    Solly March bermain sebagus itu sampai-sampai masuk pertimbangan timnas Inggris atas performanya untuk Brighton musim ini, mencatatkan tujuh gol dan tujuh assist dalam 33 laga Liga Primer. Gol terbaiknya ia cetak saat mengalahkan Southampton 3-1 di St. Mary's, yang membawa The Seagulls masuk ke tujuh besar.

    Ketika March menerima umpan di sisi kanan, tak ada yang menduga ada keajaiban terjadi. Tetapi ia lalu memotong ke dalam melewati dua kiper sebelum melepaskan tembakan dengan kekuatan yang mematikan. Tendangannya semanis itu sehingga meski bola terlihat bergerak menjauhi gawang, ia tetap menghunjam pojok atas gawang bak misil.

    March kini berada di puncak kariernya, dan jika ia bisa terus-terusan mencetak gol seperti ini musim depan, mustahil bagi Gareth Southgate untuk mengabaikannya.

  • 7Michael Olise (Crystal Palace vs Manchester United)

    Manchester United sempat menjadi salah satu calon juara. Pasukan Erik ten Hag memenangkan sembilan laga beruntun menjelang laga di Crystal Palace pada bulan Januari, dan bahkan bisa merangsek ke peringkat dua jika menang.

    Pun mereka hanya butuh beberapa menit untuk mencaplok tiga poin saat itu, berkat gol menit ke-44 dari Bruno Fernandes. Namun mereka dicabik tiba-tiba pada menit pertama injury time, dan Michael Olise-lah pelakunya.

    Bintang Prancis U-21 ini ditugasi menjebol gawang David de Gea dari tendangan bebas berjarak 25 meter. Tapi dia berhasil melakukannya: bola menghantam mistar gawang setelah melewati kepala De Gea.

    Ekspresi Ten Hag tidak percaya. United membuang banyak sekali peluang untuk memperlebar keunggulan, tetapi mereka akhirnya mendapat hukuman ultimate setelah dijebol gol teriindah yang pernah dicetak Olise, yang kariernya masih seumur jagung itu.

  • 6Youri Tielemans (Leicester vs Everton)

    Entah bagaimana, Tielemans mampu memberikan gol yang lebih menakjubkan ketimbang golnya kontra Wolves. Ia mencetaknya ketika menghadapi Everton di Goodison Park bulan November. The Foxes terus menggedor dalam usaha mendapatkan gol pembuka hanya beberapa saat sebelum peluit turun minum dibunyikan ketika James Maddison memberikan umpan kepada Tielemans dengan harapan ia bisa melepaskan geledek lagi.

    Bintang Belgia itu memanfaatkan lututnya untuk mengontrol bola, dan membuka ruang tembak tendangan voli. Ia pun mengeksekusinya dengan sempurna, bersamaan dengan momen jatuhnya bola, dan tembakannya menukik serta berbelok sebelum bersarang ke sudut jauh gawang Jordan Pickford.

    Gol ajaib Tielemans membawa Leicester menang 2-0, dan semakin menegaskan betapa mematikannya ia dari jarak jauh.

  • 5Kevin De Bruyne (Manchester City vs Leicester)

    Entri kedua De Bruyne memberi Man City kemenangan vital di Leicester menjelang November, dan mungkin akan dikenang sebagai perekik terbaik sepanjang musim. Dari jarak hampir 30 meter, ia menyepak bola dengan bagian dalam kakinya, tendangan yang khas De Bruyne.

    Ya, tak ada pemain yang bisa menendang bola sebersih De Bruyne. Kali ini, bola melayang melewati pagar betis dan tiba-tiba sudah bersaradang di dalam gawang, dibantu pantulan tiang.

    Kiper Leicester, Ward, sama sekali tak bisa menyentuhnya, dan selebrasi De Bruyne yang seolah santai saja rasanya semakin mempermalukannya.

  • 4Allan Saint-Maximin (Newcastle vs Wolves)

    Allan Saint-Maximin adalah seorang penghibur sejati. Dia memang kadang terlalu mudah kehilangan bola dan mengambil keputusan yang salah, tetapi ketika gocekan-gocekannya berhasil, rasanya seperti menonton pertunjukkan sirkus akrobatik.

    Kaki kanan mematikan adalah salah satu senjata andalannya, dan Wolves menjadi salah satu korbannya Agustus kemarin. The Wanderers mengira mereka memetik kemenangan impresif 1-0 atas Newcastle saat waktu menunjukkan menit ke-90 di Molineux, tapi Saint-Maximin berkata, "tunggu dulu, bung!"

    Hwang Hee-chan harus membayar kesalahannya, karena sapuannya yang tak sempurna melambung ke arah Saint-Maximin di luar kotak penalti. Bintang Prancis itu langsung menghantam bola yang masih udara, dengan sepakan satu sentuhan luar biasa. Bola pun langsung menghunjam ke pojok gawang Jose Sa, mematahkan hati para loyalis Wolves.

    Saint-Maximin dirumorkan bisa meninggalkan Newcastle, tapi alangkah sayangnya jika Liga Primer Inggris kehilangan sosok pesepakbola dengan permainan atraktif seperti dirinya.

  • 3Ilkay Gundogan (Manchester City vs Everton)

    Haaland dan De Bruyne memang menjadi deuteragonis Man City saat mereka mempertahankan mahkota Liga Primer Inggris musim ini, tetapi Ilkay Gundogan sekali lagi menjadi pemain yang paling bisa diandalkan di tengah lapangan.

    Ia memecah kebuntuan di Goodison Park setelah melakukan improvisasi menakjubkan: mengontrol crossing Riyad Mahrez dengan lututnya sebelum menghajar bola masuk ke gawang Pickford dengan akrobatik. Memang, jika ada yang bisa mencipta keajaiban dari ketiadaan, Gundogan-lah orangnya.

    Ia lalu menggandakan torehan golnya dengan tendangan bebas sempurna, membungkus kemenangan 3-0 untuk Man City. Tetapi gol pertamanyalah yang paling mencolok mata. Magis!

  • 2Julio Enciso (Brighton vs Chelsea)

    Sepekan setelah Wolves menumbangkan Chelsea-nya Lampard, The Blues kembali kemasukan gol indah, kali ini di kandang melawan Brighton. Penyerang Paraguay Julio Enciso yang menjadi algojo, dan The Seagulls meraih kemenangan comeback 2-1 di Stamford Bridge.

    Kalau boleh jujur, gol Enciso pantas memenangkan laga seakbar apa pun. Tembakannya dari jarak 30 meter hanya bisa digambarkan sebagai tendangan geledek. Kiper-kiper kelas wahid saja mungkin takluk, apalagi kalau cuma Kepa Arrizabalaga.

    Rasanya hampir kasihan pada Kepa, melihatnya melompat ke kanan untuk menghalau bola, tetapi kita semua, termasuk Kepa, sudah tahu, bahwa ia akan gagal. Tayangan ulang slow motion menunjukkan betapa bersih dan renyahnya sepakan Enciso - seperti sedang main video gim.

    Penyerang 19 tahun ini punya masa depan yang cerah, tetapi butuh gol yang benar-benar di luar nalar untuk mengalahkan golnya ke gawang Chelsea.

  • 1Miguel Almiron (Newcastle vs Fulham)

    Dan tibalah saatnya kita mengumumkan pemenang kita: gol pertama Miguel Almiron saat Newcastle membantai Fulham 4-1. Saking bagusnya, layak masuk pembicaraan gol terbaik dalam sejarah Liga Primer Inggris. Jika menimban faktor kesulitan dan imajinasinya, tak banyak gol yang lebih indah dari ini.

    Almiron mengoper ke Bruno Guimaraes dari sisi kanan sebelum berlari menusuk ke kotak penalti mengharap bola kembali. Guimaraes berhasil mengembalikannya via operan terobosan melambung, namun bola terlihat akan jatuh ke kaki kanan Almiron, yang bukan merupakan kaki dominannya.

    Tapi, bintang Paraguay itu dengan cermat memelankan pergerakannya, dan memindahkan pusat gravitasi tubuhnya saat bola terjatuh melewati bahunya. Almiron lalu mengayunkan kaki kirinya, dan menghantam bola di udara dengan sepakan trivela. Bern Leno cuma bisa terpukau.

    Semua pemain di lapangan seperti terhenti ketika bola menghunjam masuk, mereka seolah tak percaya dengan pemandangan yang baru saja tersaji di depan mata mereka. Mungkin sampai sekarang, mereka masih tak percaya. Selamat, Miguel!

0