GOAL 50 Lionel Messi Argentina Inter Miami PSG 2023 GFXGOAL

Ikut Piala Dunia Lagi?! Tak Ada Yang Mustahil Bagi Pemenang GOAL50 Lionel Messi: Sang Pencipta Keajaiban Bareng Argentina & Inter Miami

Menuju Piala Dunia 2022, Lionel Messi "menghitung hari". Dia sudah sangat tidak sabar, tapi juga gugup. Argentina mencatatkan 36 laga tak terkalahkan, tapi pencapaian tersebut justru semakin menambah beban tekanan pada sang kampiun Copa America dan kapten mereka, yang mencurahkan perasaannya menjelang turnamen dimulai, bahwa "Kami agak ketakutan, karena kami ingin ini berjalan dengan baik."

Kalau boleh jujur, Messi tidak cuma 'ingin', tetapi juga 'perlu' turnamen 2022 berjalan dengan baik. Legasinya di Piala Dunia dipertaruhkan. Ia memang menyabet Bola Emas pada edisi 2014 di Brasil, tetapi itu hanyalah sebuah prestasi kosong setelah menyerah di tangan Jerman di final.

Kegagalan Messi memberikan penampilan terbaiknya di panggung terbesar sepakbola pun dijadikan senjata untuk meruntuhkan klaimnya sebagai yang terhebat sepanjang masa, sebagai GOAT, dan bukti bahwa ia tidak layak dianggap sekelas dengan Diego Maradona atau Pele.

  • "Hari yang menyedihkan"

    Dan kritikan pun semakin intens setelah kampanye Argentina di Piala Dunia 2022 dibuka dengan skenario terburuk: dipermalukan Arab Saudi 2-1.

    "Mereka semua kesakitan," ucap pelatih Lionel Scaloni menyoal anak-anak asuhnya yang masih syok, sementara mereka duduk terdiam di ruang ganti setelah menjadi korban salah satu hasil paling mengejutkan dalam sejarah Piala Dunia itu.

    Pun mereka bukan satu-satunya yang kesulitan mencerna kekalahan tersebut. Seorang wartawan Argentina terlihat menangis tersedu-sedu di zona media pasca-laga.

    "Hari yang menyedihkan," aku Scaloni. "Tapi kami tak punya pilihan lain selain bangkit dan move on." Dan mereka pun bangkit dan move on. Berkat Messi.

  • Iklan
  • Pemecah rekor Piala Dunia

    Messi bilang ke rekan-rekannya bahwa mereka harus "lebih bersatu lagi". "Kami tak menyangka ini bisa terjadi," akunya, "tapi [apa pun yang terjadi setelah ini] tergantung pada kami."

    Tapi sebenarnya, semua tergantung pada Messi. Argentina membutuhkan dirinya. Dan Messi mampu memberikannya, laga demi laga, mengantarkan Albiceleste dari ambang eliminasi paling memalukan menuju kejayaan sejati.

    Messi tak pernah masuk papan skor di fase gugur sebelumnya. Tapi di 2022 ia selalu mencetak gol di tiap-tiap babak, dari 16 besar sampai final, memecahkan rekor demi rekor.

    Dia juga menyumbang dua assist pada prosesnya, di perempat-final versus Belanda dan kontra Kroasia di empat besar - dua assist maha indah dari sang maestro.

    Pada assist pertama, ia melepaskan sebuah umpan jenius untuk Nahuel Molina. Sebuah umpan yang rasanya mustahil dieksekusi oleh pemain lain, mungkin terbayangkan saja tidak! Pada assist kedua, ia menguliti bek yang digadang-gadang sebagai bek terbaik di Piala Dunia 2022, Josko Gvardiol - seorang pria yang 15 tahun lebih muda darinya.

  • Lionel Messi Argentina Australia Amistoso 15062023Lintao Zhang/Getty Images

    "Sungguh tidak nyata betapa bagusnya ia."

    Hebatnya, Gvardiol sama sekali tak merasa malu diayam-ayami oleh seorang pria yang saat itu berusia 35 tahun. Sebaliknya, ia justru menceritakannya dengan penuh kebanggaan pada wartawan setelah Kroasia dibabat 3-0 di Lusail: "Hari ini dan hari esok, saya bisa bercerita pada anak saya bahwa saya pernah mengawal Messi selama 90 menit."

    Pujian yang setinggi langit padanya pun semakin lazim sepanjang turnamen, dan Messi juga kembali mengukir sejarah dengan menjadi man of the match di lima pertandingan di satu edisi Piala Dunia.

    Keanu Baccus membandingkannya dengan sebuah "patung lilin". "Palsu banget ini orang," ucap gelandang Australia yang terkagum-kagum itu. "Sungguh tidak nyata betapa bagusnya ia."

    Bahkan sebelum final kontra Prancis, pelatih Les Bleus Didier Deschamps mengaku bahwa banyak sekali kompatriotnya yang berharap Messi juara, sementara Rivaldo mengamini sentimen banyak warga Brasil - musuh bebuyutan Argentina - yang mengatakan bahwa Messi pantas mendapatkan trofi Piala Dunia "atas pribadimu yang luar biasa dan sepakbola indah yang selalu kau mainkan."

  • Lionel Messi Argentina Netherlands 2022 World CupGetty

    Kapten kalem jadi pemimpin preman

    Dan yang membuat semua orang terkesima bukan cuma performanya, melainkan juga tindak tanduknya. Di Piala Dunia 2022, Messi selesai bermetamorfosis dari kapten yang kalem menjadi pemimpin preman.

    "Messi versi pemarah," kalau kata Pablo Zabaleta, mengingatkan rakyat Argentina pada Maradona. Akhirnya bukan cuma performa Messi yang menyerupai Si Anak Emas, melainkan juga gaya kepemimpinannya. Maka tak heran, jika Albiceleste bersatu untuknya.

    Rodrigo De Paul menjadi 'bodyguard'-nya, sementara Emiliano Martinez berkali-kali merujuk para pemain Argentina sebagai "kawanan singa yang berjuang untuk Leo."

    Praktis, kemenangan rasanya sudah tak terhindarkan lagi bagi segerombolan pemain yang dipimpin oleh pria yang ingin membuktikan, bahwa dialah sang GOAT sejati.

  • Lionel Messi Rodrigo de PaulGetty

    Menikmati setiap detik bersama skuad Scaloni

    Pada malam tanggal 18 Desember, atmosfer Lusail benar-benar menyerupai upacara naik takhta seorang raja, sebuah ending puitis bagi pemain yang telah patah hati berkali-kali, sampai sempat memutuskan untuk pensiun dari kancah internasional di tahun 2016.

    Oleh karenanya, itu menjadi momen sempurna La Pulga untuk mengakhiri kisah kariernya di kancah internasional.Tapi nyatanya Messi masih membela Argentina sampai detik ini. Kenapa? Karena dia sedang menikmati hidup.

    Dia pernah bilang bahwa sepakbola internasional tak lagi membuatnya bahagia; sekarang dia menikmati setiap detik yang ia habiskan bersama armada Lionel Scaloni. Messi pun tak ayal ingin mempertahankan gelar Copa America di Amerika Serikat tahun depan. Setelah itu? Entahlah. Siapa yang tahu.

    MLS lebih sulit dari yang orang-orang kira, dan jadwalnya pun bisa sangat berat karena waktu perjalanan yang teramat panjang, tapi keputusan Messi untuk meninggalkan Eropa semestinya bisa memperpanjang usia kariernya.

    Paling tidak, ia sudah lebih bahagia di Inter Miami dibanding saat ia di Paris Saint-Germain.

    Messi mengecewakan di Parc des Princes adalah sebuah anggapan yang salah kaprah. Musim lalu contohnya, cuma ada empat pemain di lima liga besar Eropa yang kontribusi golnya lebih banyak dari Messi.

    Yang jadi masalah adalah ia menjadi personifikasi masalah yang mengakar di PSG di mata para suporter. Memang tak bisa disangkal bahwa ia turut mengemban tanggung jawab karena gagal menjalin ikatan dengan para penggemar. Tapi ia dijadikan kambing hitam atas obsesi tak sehat QSI untuk membeli pemain megabintang, apalagi mengingat Neymar lebih sering dugem daripada bermain sementara Kylian Mbappe menyalahgunakan kekuasaan yang diberikan padanya.

    Alhasil Messi pun merasa diperlakukan tidak adil, dan mengklaim bahwa ia "satu-satunya juara dunia yang tidak diakui oleh klubnya sendiri". Tapi nasib Messi jauh berbeda di Miami, di mana ia diperlakukan bak dewa bahkan sebelum membawa The Herons juara Piala Liga dan dikelilingi sahabat-sahabat lamanya di Barcelona.

  • Lionel Messi Argentina World CupGetty Images

    Dansa terakhir di Piala Dunia?

    Tak lama setelah menjuarai Piala Dunia, Messi bilang bahwa kecil kemungkinannya ia masih akan tetap bermain sampai 2026, namun Leandro Paredes mengungkapkan bahwa sang kapten sudah sedikit berubah pikiran, bahwa ia "tak ingin menutup kemungkinan apa pun."

    Dan toh, buat apa juga? Bahkan di usia 36, Messi masih merupakan pemain terbaik di dunia. Dia baru saja menyabet Ballon d'Or kedelapan dan GOAL50 ketujuhnya. Mungkinkah ia meraih lebih banyak prestasi lagi? Tentu saja. Sulit membicarakan Messi dengan akal sehat. Ia selalu bisa menciptakan mukjizat setiap harinya.

    Terlebih, Messi sekarang sudah tanpa beban. Tak perlu takut pada siapa pun atau apa pun. Berkat kiprahnya di Piala Dunia 2022, tak ada lagi yang harus dibuktikan. Debat GOAT sudah selesai. Ketakutan akan kegagalan sudah sirna. Dia bisa bebas bersenang-senang - dan itulah yang ia lakukan bersama Argentina dan Inter Miami.

    Maka jangan kaget jika ia memutuskan untuk bermain di Piala Dunia 2026. Bahkan, mungkin Messi sudah mulai "menghitung hari"...