Gigi Buffon Iker Casillas Manuel Neuer Greatest Goalkeepers GFXGetty

Gianluigi Buffon Sampai Iker Casillas - Ranking Kiper TERBAIK Sepanjang Masa

Akhirnya sang Superman gantung jubah. Pada Selasa (1/8) menjelang tengah malam WIB, Gianluigi Buffon dikabarkan pensiun, menutup lembaran 23 tahun kariernya yang luar biasa. Tribut dan penghormatan pun berdatangan, dan berbagai pakar mendapuk legenda Italia dan Juventus ini sebagai kiper terhebat yang pernah ada dalam sejarah.

Tapi, apakah benar Buffon penjaga gawang terbaik yang pernah kita saksikan? Apa benar ia lebih baik dari kompatriotnya yang legendaris, Dino Zoff? Atau Iker Casillas, yang telah memenangkan segalanya bersama Spanyol dan Real Madrid? Bagaimana dengan Lev Yashin, ikon yang menjadi standar bagi semua kiper dalam sejarah?

Di bawah, GOAL me-ranking kiper-kiper terbaik yang pernah menginjakkan kakinya di lapangan hijau...

  • Peter Shilton England

    10Peter Shilton

    Soal panjang usia karier, tidak ada kiper ngetop yang bisa menyaingi Peter Shilton, yang menghabiskan tiga dekade lebih di bawah mistar gawang. Ya, ia masih menjabat kiper utama timnas Inggris di Piala Dunia 1990 Italia, sekalipun sudah berusia 40 tahun saat itu.

    Sekarang, ia mungkin lebih dikenal karena masih tidak terima dikalahkan oleh Tangan Tuhan Diego Maradona, tetapi itu jangan sampai mengaburkan fakta bahwa, pada puncak kekuatannya, Shilton adalah seorang shot-stopper kelas dunia, garis terakhir pertahanan Nottingham Forest yang menjuarai Piala Eropa (Liga Champions) dua tahun beruntun pada 1979 dan 1980.

    Shilton masih berada di puncak kariernya pada era 1980-an, dan baru pensiun di 1997, sekitar 31 tahun setelah pertama menembus tim utama Leicester City.

  • Iklan
  • Edwin van der Sar Manchester UnitedGetty

    9Edwin van der Sar

    Meski memiliki tubuh yang jangkung (197 cm), Edwin van der Sar adalah salah satu kiper pertama yang piawai menggunakan kakinya. Ya, Manuel Neuer bahkan mengakui ia terinspirasi oleh mantan kiper Belanda ini berkat skill-skill distribusi bolanya yang berani.

    Van der Sar menjadi bagian dari tim legendaris Ajax yang menjuarai Liga Champions 1995 dan meski kiprahnya di Juventus setelah itu berakhir kurang baik, ia membangkitkan kariernya di Fulham sebelum hijrah ke Manchester United, dan kembali mencicipi prestasi di Liga Champions pada 2008.

    Ya, Van der Sar-lah yang menjadi penentu kemenangan The Red Devils di partai puncak dengan menepis eksekusi Nicolas Anelka di babak adu penalti, setelah sebelumnya melakukan berbagai penyelamatan krusial di waktu normal dan babak tambahan. Tak ayal, ia mendapatkan penghargaan man of the match.

    Bekas penggawa De Oranje ini lalu mengukir sejarah sebagai pemain tertua yang menjuarai Liga Primer Inggris pada 2011, tepatnya di usianya yang ke-40 tahun.

  • Iker Casillas Real MadridGetty Images

    8Iker Casillas

    Seorang genius dengan refleks luar biasa yang menurut Manuel Almunia bak refleks seekor kucing, Iker Casillas berhasil menembus starting line-up Real Madrid di usia 18 tahun pada musim 1999/20, dan dan di musim yang sama ia membantu Los Blancos menjuarai Liga Champions kedelapan mereka.

    Setelah itu, pria asal Spanyol ini pun menjadi kiper utama bagi klub dan negaranya selama satu dekade lebih, menjadi kapten tim nasional terbaik yang pernah ada dalam sejarah sepakbola, yang membantunya memenangkan Kiper Terbaik Dunia versi IFFHS selama lima tahun berturut-turut antara 2008 dan 2012.

    Casillas memimpin La Furia Roja memenangi dua Piala Eropa (2008, 2012) dan satu Piala Dunia (2010), dan sebelum ia meninggalkan Madrid untuk ke Porto pada 2015, ia memenangkan dua trofi Liga Champions (2001, 2014) lagi.

    Seperti kata Buffon soal rivalnya tersebut, "Jujur, saya tidak perlu menggunakan banyak kata-kata untuk menggambarkan betapa hebatnya ia, semua orang sudah bisa melihat prestasinya."

  • Peter Schmeichel Man Utd 1998-99Getty

    7Peter Schemeichel

    Sebagai seorang kiper yang memiliki kekuatan dan kelincahan yang luar biasa, Peter Schmeichel adalah mimpi buruk bagi para penyerang - yang kesulitan mencari cara melewati sang raksasa Denmark ini gara-gara penyelamatan khasnya, 'star jump' - dan merupakan seorang inspirasi bagi semua kiper muda. Ya, Casillas bahkan mengakui Schmeichel sebagai panutannya.

    Legenda Manchester United ini juga dikenal berkat lemparannya yang jauh nan akurat, yang kerap ia gunakan untuk memulai serangan balik mematikan, juga berkat kemampuan organisasional ruangnya. Schmeichel tidak pernah ragu untuk membentak bek-bek yang salah posisi!

    Tak peduli Anda membenci atau mencintainya (Roy Keane merasa bekas rekannya itu adalah "seorang poser"!), Schmeichel adalah seorang pemenang sejati. Ia meraih 15 trofi selama berbakti di Old Trafford tetapi prestasi terbaiknya adalah ketika membantu Denmark mengejutkan dunia sepakbola di 1992 dengan menjuarai Piala Eropa di Swedia.

  • Gordon Banks England Brazil 01061970Getty

    6Gordon Banks

    Sebagai kiper yang bertanggung jawab atas penyelamatan paling terkenal dalam sejarah sepakbola, Gordon Banks adalah seorang penjaga gawang dengan ketangkasan dan keatletisan yang luar biasa.

    Terbukti dari bagaimana pemenang Piala Dunia 1966 ini tidak cuma berhasil menepis tandukan Pele yang memantul ke tanah dan hampir pasti menjadi gol pada laga epik Inggris versus Brasil di Piala Dunia 1970 Meksiko, tetapi juga menepisnya sampai lewat di atas mistar gawang.

    Pele, yang bahkan sudah merayakannya dengan berteriak 'Gol!', pun mengaku, "Saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat!"

    Banks dinobatkan sebagai Kiper Terbaik FIFA enam tahun beruntun antara 1966 dan 1971 sebelum masa jayanya harus berakhir lebih cepat gara-gara kehilangan penglihatan di mata kanannya akibat kecelakaan mobil.

  • Sepp Maier 1978Getty

    5Sepp Maier

    Sepp Maier adalah No.1 tak terbantahkan untuk Bayern Munich dan Jerman Barat pada era tersukses dalam sejarah kedua tim.

    Pria asal Bavaria ini menjuarai Euro 1972 dan Piala Dunia 1974 bersama negaranya, sekaligus mengangkat tiga Piala Eropa (Liga Champions) beruntun bersama Bayern pada 1974-1976.

    Namun bukan sekadar mesin penghasil trofi, ia juga merupakan seorang pemain dengan kepribadian yang besar, yang sangat dihormati dan dicintai oleh rekan-rekannya berkat passion dan selera humornya.

  • Manuel Neuer Germany 2022 World CupGetty

    4Manuel Neuer

    Penemu peran sweeper-keeper memang bukan Manuel Neuer, tetapi ia adalah spesies terbaik dari genus kiper tersebut.

    Berkat kiprahnya yang luar biasa untuk Bayern Munich dan Jerman, Neuer sepenuhnya mengubah sudut pandang dunia terhadap peran seorang kiper dengan menjadi pemain tambahan di garis pertahanan dan distributor bola dari belakang.

    Kiper biasanya terabaikan dalam penghargaan individual, tapi Neuer justru dielu-elukan karena telah menjadi inspirasi bagi kiper-kiper generasi baru, yang dibuktikan dengan finis ketiga di Ballon d'Or 2014 setelah menjuarai Piala Dunia di Brasil.

  • Dino Zoff

    3Dino Zoff

    Di usia 40 tahun, Dino Zoff menjadi pria tertua dalam sejarah yang mampu menjuarai Piala Dunia. Saat itu ia mengapteni Italia dan membantu memenangkan turnamen edisi 1982 di Spanyol; prestasi yang menjadi bukti profesionalismenya serta kemampuan positioning-nya.

    Kemenangan itu adalah momen puncak dari sebuah karier yang sensasional, karier di mana legenda Azzurri itu juga menjuarai Euro di tanah airnya pada 1968, plus enam titel Serie A bersama Juventus.

    Meski merupakan sosok pendiam yang lebih memilih memimpin lewat performa dan teladannya, Zoff tetaplah seorang kiper dengan kemampuan organisasional yang menakjubkan, yang dikenal berkat perhatiannya terhadap detail dan ketenangannya di bawah tekanan. Ia juga dihormati atas sportivitasnya.

    "Ia adalah seorang kiper berkepala dingin," ucap mantan pelatih Italia Enzo Bearzot. "[Ia] mampu tetap tenang bahkan di momen-momen terberat dan paling menggembirakan sekalipun. Tetapi ia selalu menahan diri demi kesopanan dan respek terhadap lawannya."

  • Lev YashinGetty Images

    2Lev Yashin

    Satu-satunya kiper yang pernah memenangkan Ballon d'Or, Lev Yashin adalah pionir sejati bagi posisi penjaga gawang di sepakbola. Di masa para kiper diharapkan untuk tidak keluar dari areanya, legenda Rusia ini justru dikenal atas keberaniannya bergerak maju untuk menangkap crossing lawan atau menutup ruang tembak penyerang yang berlari ke arah gawang.

    Yashin, yang dinobatkan sebagai Kiper Terbaik Abad 20 oleh IFFHS, dikagumi atas permainannya yang atraktif, memukau penonton dengan penyelamatan-penyelamatan spektakuler dan akrobatis, serta jersey ikoniknya yang serba hitam. Itu, ditambah dengan ilusi bahwa ia memiliki lengan-lengan tambahan, membuatnya dijuluki "Laba-Laba Hitam".

    Dengan gerakan-gerakan revolusioner seperti memukul bola dan lemparan-lemparan pendek, Yashin menjadi standar bagi semua kiper di dunia sehingga sudah sepantasnya, bahwa pada 1994 sampai 2006, penghargaan kiper terbaik di Piala Dunia dinamai "Lev Yashin Awad" sebelum kembali menjadi "Golden Glove" pada 2010. Kini, France Football (penyelenggara Ballon d'Or) menamai penghargaan kiper terbaik mereka dengan sebutan "Yashin Trophy".

    "Semua yang ia lakukan kelas satu. Ia adalah model bagi kiper untuk 10 sampai 15 tahun ke depan. Meski waktu itu saya sudah bermain di level tertinggi, saya tetap belajar darinya," puji Gordon Banks.

  • Gianluigi Buffon Parma 2023Getty Images

    1Gianluigi Buffon

    Dari debutnya yang terkenal di Serie A menghadapi AC Milan saat masih remaja sampai membantu Juventus meraih delapan Scudetto beruntun, Gianluigi Buffon berhasil mencapai tingkat kehebatan berkelanjutan yang tak bisa ditandingi siapa pun. Seperti kata sang rival, Casillas, "Mustahil menemukan kelemahan dalam permainannya."

    Selain dianggap pahlawan atas peran yang ia mainkan saat Italia menjuarai Piala DUnia 2006 – ia cuma kebobolan gol bunuh diri dan penalti – Buffon juga merupakan legenda di Juventus setelah setia menemani mereka meski Bianconeri didegradasi ke Serie B di tahun yang sama. Status legenda tersebut juga berlaku di Parma, klub yang ia sambangi kembali di dua tahun terakhir karier sensasionalnya.

    Satu trofi terbesar yang tak ada dalam CV-nya adalah Liga Champions, tetapi itu sama sekali tidak mengerdilkan statusnya di dunia sepakbola. Ya, Buffon menutup lembaran kariernya sebagai salah satu dari sedikit sosok yang dicintai secara universal di sepakbola.