Steven Gerrard slip

Legenda Liverpool Steven Gerrard Masih Dihantui Momen Terpeleset Lawan Chelsea

Meski memiliki karier yang dipenuhi dengan trofi dan momen-momen ajaib yang tak terlupakan, legenda Liverpool Steven Gerrard secara mengejutkan mengungkapkan bahwa ia justru lebih sering dihantui oleh kegagalan dan kesalahan-kesalahan di masa lalunya.

Dalam sebuah wawancara baru yang sangat jujur dan emosional, mantan kapten The Reds itu kembali membuka luka lama terkait momen terpelesetnya yang sangat terkenal pada 2014 lalu. Insiden ikonik itu terjadi saat melawan Chelsea dan secara efektif merenggut satu-satunya kesempatan terbesar Liverpool untuk menjuarai Liga Primer di eranya.

Gerrard dengan blak-blakan mengaku bahwa kenangan akan momen tersebut, bersama titik-titik terendah lainnya dalam kariernya, masih sering muncul kembali. Ia bahkan menggunakan kata-kata yang kasar untuk menggambarkan betapa buruk perasaannya setiap kali teringat akan insiden itu.

Pengakuan yang sangat jujur ini tidak hanya menyoroti rasa sakitnya atas satu insiden tersebut, tetapi juga sebuah rasa tanggung jawab dan penyesalan yang jauh lebih besar karena tidak pernah berhasil mempersembahkan gelar liga yang paling didambakan ke Anfield.

  • gerrard slip 22102017Social Media

    Momen yang Terus Menghantui: Insiden Terpeleset Lawan Chelsea

    Gerrard, dalam sebuah pengakuan yang sangat personal dan langka, mengungkapkan bahwa ada satu momen spesifik dalam kariernya yang hingga saat ini masih terus menghantuinya seperti sebuah mimpi buruk. Momen tersebut tentu saja adalah insiden terpelesetnya yang sangat terkenal saat Liverpool berhadapan dengan Chelsea pada 2014.

    Insiden tragis tersebut terjadi dalam sebuah pertandingan yang sangat krusial menjelang akhir musim, di saat Liverpool sedang berada di ambang pintu untuk menjuarai Liga Primer untuk pertama kalinya. Namun, terpelesetnya Gerrard di area pertahanan sendiri memungkinkan Demba Ba untuk mencuri bola dan mencetak gol, yang pada akhirnya berujung pada kekalahan Liverpool dan hilangnya gelar juara.

    Bagi sebagian besar penggemar Liverpool di seluruh dunia, momen itu adalah salah satu momen paling menyakitkan dalam sejarah klub. Namun, bagi Gerrard, sang kapten yang menjadi pusat dari insiden tersebut, luka yang ditimbulkan ternyata jauh lebih dalam dan tampaknya belum sepenuhnya sembuh hingga hari ini.

    Meski telah lebih dari satu dekade berlalu sejak peristiwa itu terjadi, ia mengakui bahwa kenangan akan momen nahas tersebut masih sering muncul kembali dalam benaknya. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak emosional dan psikologis dari satu kesalahan fatal di momen yang paling krusial.

  • Iklan
  • FBL-ENG-PR-LIVERPOOL-CHELSEAAFP

    Emosi yang Jujur: 'Itu Membuat Saya Merasa S***'

    Dalam wawancaranya yang sangat terbuka di siniar Rio Ferdinand Presents, Gerrard tidak berusaha sedikit pun untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya. Ia menggunakan bahasa yang sangat jujur, mentah, dan bahkan kasar untuk menggambarkan bagaimana kenangan-kenangan buruk itu masih memengaruhinya secara emosional.

    "Momen Chelsea itu persis sama (dengan kegagalan lainnya). Itu membuat saya merasa s***," ungkap Gerrard. Penggunaan kata-kata yang begitu kuat ini menunjukkan betapa nyata dan dalamnya rasa sakit yang masih ia rasakan setiap kali teringat akan insiden tersebut, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.

    Ia menjelaskan, meski telah belajar untuk menerima dan mengelola perasaan tersebut, kenangan itu tidak akan pernah benar-benar bisa hilang dari benaknya. "Apakah itu muncul setiap hari dalam hidup saya? Tidak. Apakah saya harus menerimanya dan bersikap jantan? Ya, karena saya tidak bisa mengubahnya," katanya, menunjukkan sebuah pergulatan batin.

    Pengakuan yang sangat jujur ini memberikan sebuah gambaran yang sangat langka tentang sisi rentan dari seorang atlet elite. Di balik citra pahlawan super yang tangguh dan tak terkalahkan di atas lapangan, tersimpan sebuah luka psikologis yang dalam akibat satu kesalahan fatal di momen yang paling menentukan.

  • FBL-ENG-PR-LIVERPOOL-CHELSEAAFP

    Penyesalan yang Jauh Lebih Besar: Kegagalan Meraih Gelar EPL

    Gerrard kemudian menegaskan bahwa rasa penyesalannya tidak hanya terbatas pada satu insiden terpeleset yang ikonik itu saja. Baginya, momen tersebut hanyalah sebuah simbol dari sebuah kegagalan kolektif yang jauh lebih besar: yaitu ketidakmampuannya sebagai kapten untuk mempersembahkan trofi Liga Primer yang paling didambakan ke Anfield.

    "Dan saya duduk di sini sekarang masih dengan status belum pernah memenangkan Liga Primer. Bukan hanya tahun itu saja, tetapi setiap tahun di mana saya berkompetisi," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan rasa tanggung jawab yang sangat besar yang ia letakkan di pundaknya sendiri.

    Sebagai seorang kapten dan ikon terbesar klub pada masanya, ia merasa bahwa adalah tugas dan kewajibannya untuk bisa mengantarkan tim yang ia pimpin ke puncak tertinggi sepakbola Inggris. Kegagalan untuk melakukannya selama bertahun-tahun menjadi sebuah beban berat yang terus ia pikul bahkan setelah ia pensiun.

    "Saya merasa di Liverpool, sebagai seorang kapten, saya seharusnya bisa memberikannya (gelar liga). Jadi saya harus mengambil tanggung jawab dan mengakuinya," tegas Gerrard. Ini adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan betapa besar cintanya pada klub dan betapa dalam penyesalannya karena merasa telah mengecewakan para penggemar.

  • ENJOYED THIS STORY?

    Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

  • FBL-EUR-C1-AC-MILAN-LIVERPOOLAFP

    Dualitas Kenangan: 'Harus Menerima Suka dan Duka'

    Meskipun kenangan-kenangan buruk seringkali muncul kembali untuk menghantuinya, Gerrard juga mengakui bahwa ia memiliki segudang kenangan indah dalam kariernya yang sangat gemilang. Ia sadar bahwa ia harus bisa hidup dengan dualitas antara momen-momen puncak kejayaan dan titik-titik terendah kegagalan.

    Ia menyebutkan momen-momen magis yang tak terlupakan seperti kemenangan dramatis di Istanbul (Final Liga Champions 2005), gol penentu di menit-menit akhir melawan Olympiakos, dan kemenangan heroik di Final Piala FA sebagai kenangan-kenangan yang selalu berhasil membuatnya "merasa hebat" setiap kali teringat.

    Namun, ia juga sangat jujur bahwa kenangan-kenangan buruk — seperti saat ia melakukan operan ke belakang yang salah untuk timnas Inggris, kegagalan dalam adu penalti, atau tentu saja momen terpeleset itu — juga "muncul sesekali." Ia sadar bahwa ia harus bisa menerima keduanya sebagai bagian dari perjalanan kariernya.

    "Jadi saya harus menerima suka dan duka," katanya. Ia menegaskan bahwa ia adalah tipe orang yang sangat membenci kekalahan dan ketidakmampuan untuk berprestasi maksimal, sebuah mentalitas kompetitif yang membuatnya menjadi pemain hebat namun juga membuatnya sangat sulit untuk bisa melupakan kegagalan.

  • Motherwell FC v Rangers FC - Cinch Scottish PremiershipGetty Images Sport

    Konteks Wawancara & Ambisi di Dunia Manajerial

    Wawancara yang sangat blak-blakan ini dilakukan oleh Gerrard di saat ia sedang tidak terikat dengan klub mana pun sebagai seorang manajer. Ia diketahui baru saja meninggalkan jabatannya sebagai pelatih di klub Liga Pro Saudi, Al-Ettifaq, pada Januari yang lalu.

    Dalam kesempatan yang sama, ia tidak hanya membahas mengenai masa lalunya sebagai seorang pemain. Ia juga sempat menyinggung beberapa topik lain yang lebih aktual, termasuk mengenai kepindahan Trent Alexander-Arnold dari Liverpool dan bagaimana rencananya di masa depan dalam dunia kepelatihan.

    Gerrard secara terbuka menyatakan bahwa ia masih memiliki "urusan yang belum selesai" sebagai seorang manajer. Ia merasa masih memiliki ambisi yang sangat besar untuk bisa kembali ke pinggir lapangan dan menghadapi tantangan-tantangan baru yang menarik di masa yang akan datang.

    Namanya kini bahkan santer dikaitkan dengan kemungkinan untuk kembali ke Rangers, klub asal Skotlandia yang pernah ia bawa menjadi juara dan menjadi tempat ia memulai karier manajerialnya dengan sangat sukses. "Jika, dalam dunia yang ideal, tantangan yang tepat itu tersedia, saya akan langsung menyambarnya," pungkas Gerrard, sebuah sinyal kuat bahwa ia siap untuk kembali.

0