Antonio Cassano Francesco TottiGetty Images

Freddy Adu, Nii Lamptey & 20 Bintang Muda Yang Gagal Memenuhi Potensinya


OLEH    ADHE MAKAYASAIkuti di twitter

Penggemar sepakbola selalu bergairah ketika menyambut pemain muda dengan talenta istimewa bermunculan di setiap tahun atau generasi, dengan beberapa sukses memenuhi mimpinya namun tidak jarang yang jatuh dalam kegelapan.

Contoh pemain yang diprediksi bakal menjadi bintang dan benar-benar mewujudkannya adalah Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi, tapi ada sejumlah nama yang justru mengecewakan meski mereka di usia muda sempat dijuluki ‘The Next Maradona’, ‘The Next Pele’ atau ‘The Next Ronaldo’.

Siapa saja mereka?

  • Adriano Brazil

    20ADRIANO

    Sensasi muda ini muncul di usianya yang baru 17 tahun ketika menembus tim utama Flamengo pada Februari 2000 dan sangat impresif hingga Inter menebusnya di angka €7 juta setahun berselang. Setelah menjalani peminjaman yang sukses di Fiorentina dan Parma, Adriano terlihat bakal menjadi penerus Ronaldo untuk level klub dan negara. Meski begitu, terlepas ia yang memainkan peran penting dalam keberhasilan Brasil menjuarai Copa America 2004 dan Piala Konfederasi 2005, pemain berjuluk The Emperor ini malah keluar jalur karena depresi dan alkohol, yang mana dikaitkan dengan kematian sang ayah pada 2004.

  • Iklan
  • Freddy Adu MLS draftGetty Images

    19FREDDY ADU

    Dari kemunculannya di usia 14 tahun yang membuat orang-orang menjulukinya sebagai ‘The New Pele’ hingga meredup di usia 27 tahun, mungkin tidak ada pemain yang mengalami kejatuhan lebih spektakuler ketimbang Freddy Adu. Membela negaranya di usia 16 tahun, nama Adu bertambah besar ketika ia merapat ke Benfica setahun berselang. Meski begitu, Adu tidak pernah membuktikan kelasnya di Estadio da Luz dan akhirnya menjadi pesepakbola nomaden, bermain di liga seperti Serbia dan Finlandia sebelum akhirnya dilepas Tampa Bay Rowdies pada Januari kemarin.

  • Anderson Manchester UnitedGetty Images

    18ANDERSON

    Pemain Brasil ini meyakini bahwa medalinya menjadikan dia sebagai pemain sukses, dengan menunjuk empat trofi Liga Primer yang ia raih berbanding dengan nol yang dimiliki Steven Gerrard. Akan tetapi, Anderson mengakui bahwa mantan kapten Liverpool itu punya “sejarah dalam sepakbola” yang takkan pernah bisa dia gapai. Anderson memang sempat dijuluki “pemain spesial” oleh manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson namun akhirnya pihak klub membiarkannya pergi pada 2015, ketika usianya masih 26 tahun, itu karena ia dianggap kurang profesional.

  • Ryan Babel, Netherlands 11092017ProShots

    17RYAN BABEL

    Ketika dia berusia 18 tahun dan masuk sebagai pemain pengganti untuk mencatatkan debutnya bersama Belanda dengan mencetak gol kedua dalam kemenangan 2-0 atas Rumania, tampaknya bintang baru telah lahir. Setelah dimasukkan dalam skuat untuk Piala Dunia 2006, pelatih sekaligus legenda Belanda Marco van Basten melabeli dia sebagai “pemain yang memiliki potensi untuk menjadi the next Thierry Henry’. Liverpool mengira mereka sukses mendapatkan bintang masa depan ketika menebusnya di angka £14 juta dari Ajax di tahun berikutnya, namun sang penyerang tidak pernah bisa menjadi pemain reguler di Anfield dan kini memperkuat klub Turki Besiktas.

  • Valeri Bojinov BulgariaGetty Images

    16VALERI BOJINOV

    Pemain termuda non-Italia yang pernah turun di Serie A, waktu itu bakat asal Bulgaria ini baru berusia 15 tahun ketika mencatatkan debut untuk Lecce pada Januari 2002. Dengan dinilai begitu tinggi, Bojinov sukses tampil di Euro 2004 yang lantas mmebuat namanya dibandingkan dengan Wayne Rooney. Jika Rooney benar-benar mewujudkan potensinya hingga puncak, Bojinov tidak pernah bisa melakukannya. Dia masih berusia 19 tahun ketika merapat ke Fiorentina pada 2005 namun kariernya, yang juga pernah dihabiskan di Juventus dan Manchester City, kerap diganggu cedera dan permasalahan dengan rekan satu tim serta pelatih.

  • Antonio CassanoGetty Images

    15ANTONIO CASSANO

    “Adalah salah saya jika saya tidak memiliki karier yang lebih baik,” aku pemain Italia ini pada 2013. “Saya belum mencapai 50 persen dari apa yang harusnya bisa saya lakukan.” Dia tidak salah. Cassano memperkenalkan namanya sebagai pemain dengan kemampuan alami yang luar biasa di usia 17 tahun lewat golnya yang mengesankan untuk Bari ke gawang Inter. Meski begitu, terlepas ia yang pernah membela AS Roma dan Real Madrid, Cassano tidak pernah mampu memenuhi potensinya karena lebih banyak menghabiskan karier puncaknya dengan makan dan berkencan. Ujaran terkenalnya adalah “Seks lalu makan; malam yang sempurna.”

  • Macauley Chrisantus NigeriaGetty Images

    14MACAULEY CHRISANTUS

    Chelsea, Tottenham Hotspur, Liverpool bahkan Real Madrid dirumorkan tertarik untuk mendatangkan pemain yang membawa Nigeria juara Piala Dunia U-17 pada 2007 silam. Macauley Christanus hanya kalah dari Toni Kroos untuk urusan Sepatu Emas dan Bola Emas di turnamen tersebut! Akan tetapi, perjalanan kariernya mengalami penurunan drastis sejak saat itu, dengan Hamburg menjadi satu-satunya klub elite Eropa yang pernah ia bela. “Saya tahu dalam waktu dekat dunia akan kembali memanggil nama saya,” ujarnya tak lama setelah dilepas. Namun kejadian itu sudah tujuh tahun berlalu dan sekarang ia bermain di Divisi Segunda Spanyol bersama CF Reus Deportiu.

  • Sebastian DeislerGetty Images

    13SEBASTIAN DEISLER

    Mantan pelatih Borussia Monchengladbach Friedel Rausch pernah mengatakan hal mengesankan tentang Sebastian Deisler, “Di satu titik, dia akan disejajarkan dengan Walter, Seeler dan Beckenbauer.” Sayangnya, nama Deisler sekarang justru dipakai sebagai peringatan untuk tidak memberi beban berlebih kepada pemain muda. Pemain berbakat ini dianggap sebagai talenta di persepakbolaan Jerman, namun sayang ia berhenti bermain di usia 27 tahun karena merasa capek dan depresi. “Saya seperti badut yang sedih.”

  • Denilson Real BetisGetty Images

    12DENILSON

    Pemenang Piala Dunia yang pernah menjadi pemain termahal sejagat – namun kariernya bisa dibilang antiklimaks. Hal-hal besar sempat diharapkan pada winger berkaki kanan yang menembus tim utama Sao Paulo di usia 17 tahun ini, yang sukses merapat ke Real Betis untuk rekor transfer dunia senilai £21,5 juta pada 1998 silam. Akan tetapi, Denilson justru meredup dan menghabiskan sebagian kariernya di Arab Saudi, Amerika Serikat, Vietnam dan Yunani sebelum akhirnya pensiun pada 2010.

  • Diego Ribas Chapecoense Flamengo Brasileirao Serie A 15102017Gilvan de Souza/Flamengo/Divulgação

    11DIEGO RIBAS

    Legenda Brasil Zico pernah mengakui bahwa Diego Ribas memiliki kemiripan dengannya. “Untuk peran yang ia mainkan dan caranya mengambil tendangan bebas, ini benar ada sedikit kemiripan.” Terlepas pujian itu, Diego tidak pernah akan bisa disejajarkan dengan legenda Brasil No. 10 tersebut. Dia memang talenta muda mengesankan karena menembus tim utama Santos di usia 16 tahun, namun kemudian menurun di Porto dan Juventus selagi perjalanan karier kemudian membawanya ke VfL Wolfsburg dan Atletico Madrid. Meski ada talenta, Diego dianggap kurang disiplin.

  • Royston Drenthe Real MadridGetty Images

    10ROYSTON DRENTHE

    Meski pemain asal Belanda ini masih menekankan bahwa ia diberi label tidak adil sebagai “bad boy”, namun masalah memang selalu terlihat mengikutinya. Setelah menahbiskan diri sebagai bakat muda paling mengesankan selama membela Feyenoord dan Belanda U-21, Drenthe kemudian mengancam akan mogok jika klubnya tidak membiarkannya hengkang ke Real Madrid pada 2007. Terlepas awalan positifnya di Santiago Bernabeu, Drenthe akhirnya dilepas pada 2012. Ia kemudian gantung sepatu di usia 29 tahun untuk serius menekuni industri musik sebagai seorang rapper.

  • Michael Johnson Manchester CityGetty Images

    9MICHAEL JOHNSON

    Sempat dijuluki “England’s next big thing’ oleh mantan manajer Inggris Sven-Goran Eriksson, Michael Johnson malah jatuh tersungkur. Johnson masih berusia 19 tahun ketika ia memperkuat Manchester City di derby Manchester melawan rival sekota Manchester United, namun dia tidak pernah memiliki kesempatan itu lagi karena rentetan cedera dan masalah depresi. “Saya rasa saya tidak memiliki skill hebat untuk mengatasi [depresi] itu,” aku Johnson, yang tidak punya pilihan selain gantung sepatu tak lama setelah dilepas City di usia 24 tahun.

  • Lionel Messi Bojan Krkic BarcelonaGetty Images

    8BOJAN KRKIC

    Pemain yang mengambil tempat Lionel Messi dalam sejarah sebagai pemain termuda yang pernah memperkuat Barcelona di La Liga, Bojan terlihat bakal mencapai hal-hal hebat setelah mengemas sepuluh gol selama musim 2007/08. Dia baru berusia 17 tahun waktu itu, namun terlihat sangat bagus ketika menyerang. Akan tetapi, ia lantas dianggap sebagai surplus bukan hanya di Barca, melainkan di AS Roma, Ajax dan kini Stoke City. Meski pernah dianggap sebagai “harta karun” oleh Frank Rijkaard, Bojan tidak lagi bisa mencapai dua digit gol sejak musim debutnya di Catalunya!

  • Nii LampteyGetty Images

    7NII LAMPTEY

    Setelah kabur dari orang tua yang suka menyiksanya, Nii Lamptey sampai ke Belgia untuk bergabung dengan Anderlecht. Pemain kelahiran Ghana ini lantas membangun kehidupan baru di Eropa, namun pemain yang sempat dianggap sebagai penerus Pele oleh legenda Brasil itu sendiri malah dieksploitasi oleh agen, dengan ia bahkan mengalami tragedi kehidupan lainnya karena kehilangan dua anak akibat sakit paru-paru. “Saya sudah melewati neraka, melewati banyak rasa sakit,” aku Lamptey, yang kini berusia 43 tahun.

  • Federico Macheda Manchester UnitedGetty Images

    6FEDERICO MACHEDA

    Sebelum Marcus Rashford, Federico Macheda sempat mengguncang Old Trafford lewat debutnya yang membawa Manchester United menang atas Aston Villa, untuk kemudian membuat klubnya menjuarai Liga Primer Inggris musim 2008/09. Manajer Sir Alex Ferguson tidak hanya menganggap Macheda sebagai “talenta fantastis”, namun juga “bajingan keras kepala”. Malang bagi Macheda, karena ia tidak mampu sukses di level tertinggi dan menjadi flop di sejumlah klub. Di usianya yang kini 25 tahun, Macheda bermain untuk klub Serie B Italia Novara.

  • Alexandre Pato InternacionalGetty Images

    5ALEXANDRE PATO

    Di usia 19 tahun, pemain berjuluk “Si Bebek” ini sudah menahbiskan diri sebagai striker utama AC Milan dan pernah memperkuat Brasil sebanyak tiga kali. Kini di usianya yang baru 27 tahun, Pato bermain di Tiongkok untuk memperkuat Tianjin Quanjian dan tampaknya tipis bagi dia untuk bisa kembali ke skuat Selecao. Adapun rangkaian cedera bisa dianggap bencana untuk Pato karena di performa terbaiknya, ia benar-benar sulit dihentikan.

  • Jermaine Pennant ArsenalGetty Images

    4JERMAINE PENNANT

    Sang winger menjadi pemain muda termahal Britania Raya ketika Arsenal menebusnya di usia 15 tahun dari Notts County seharga £2 juta pada 1999, namun Arsene Wenger akhirnya kehilangan kesabaran dengan Pennant karena ketidakdisiplinan dan gaya hidupnya yang suka pesta. Pennant ini juga punya masalah dengan alkohol dan pernah mendekam tiga bulan di penjara akibat mengemudi dalam keadaan mabuk di Birmingham. Meski begitu, ia tampak hampir menyelamatkan kariernya di Liverpool, dengan membuktikan diri sebagai salah satu penampil terbaik di final Liga Champions 2007, namun dirinya yang kurang disiplin harus tersisih dan kini membela klub kasta ketiga Inggris Bury.

  • Lars Ricken Borussia DortmundGetty Images

    3LARS RICKEN

    Dia baru 17 tahun ketika membawa Borussia Dortmund memimpin 2-0 di San Siro di partai Piala UEFA melawan Inter Milan pada Maret 1994. Waktu itu terlihat jelas bahwa Ricken ditakdirkan sebagai bintang di partai besar, jadi tidak mengherankan buat fans Dortmund ketika dia mengunci gelar Liga Champions lewat gol berkelasnya di final 1997 melawan Juventus. Ricken tampak ditakdirkan untuk hal-hal hebat namun itu tidak pernah terjadi padanya, karena ia kerap diganggu cedera yang berakibat kehilangan kepercayaan diri dan pensiun sebelum menginjak usia 30 tahun.

  • Javier Saviola BarcelonaGetty Images

    2JAVIER SAVIOLA

    “Si Kelinci” punya dunia di kakinya ketika merapat ke Barcelona pada 1999. Di usia yang baru 19 tahun, Saviola telah mencapai level bintang karena sukses mengangkat dua gelar bersama River Plate dan juga ditahbiskan sebagai Pesepakbola Terbaik Amerika Selatan. Kariernya di Camp Nou diawali dengan gemilang juga, namun kedatangan Frank Rijkaard sebagai pelatih membuat waktunya di Catalunya berakhir. Saviola sendiri sukses mengklaim Copa Libertadores ketika kembali ke River di usia senja, namun ia punya penyesalan terhadap masa lalunya. “Melihat ke belakang, saya berharap untuk bisa bermain lebih sering,” ujarnya mengenang waktunya di La Liga.

  • Lee Sharpe Manchester UnitedGetty Images

    1LEE SHARPE

    Sebelum Ryan Giggs, di Old Trafford ada Lee Sharpe, yang menembus tim utama Manchester United sebagai bakat muda di akhir 80-an dan menjadi idola baru berkat performa mengesankannya di sektor sayap kiri. Meski begitu, dengan karisma dan tampang gantengnya, Sharpe terjebak dalam kubangan ketenaran. Terlepas usaha terbaik dari Sir Alex, yang pernah menghentikan pesta Sharpe yang juga dihadiri Giggs, pemain internasional Inggris itu pun kehilangan tempatnya. Serangkaian cedera juga tidak membantu kariernya namun Sharpe kini lebih dikenal penggemar sepakbola muda lewat kemunculannya di ‘Celebrity Wrestling, ‘Love Island’ dan ‘Dancing on Ice’.

0