Dalam arsip sejarah sepakbola dunia, ada satu pertandingan yang menonjol dengan keanehan yang ekstrem, sebuah anomali statistik yang mungkin tidak akan pernah terulang lagi. Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2002 antara Australia dan American Samoa pada 11 April 2001, yang berakhir dengan skor mencengangkan 31-0, menjadi catatan kaki abadi dalam buku rekor FIFA.
Skor tersebut tidak hanya memecahkan rekor kemenangan terbesar dalam laga internasional, tetapi juga menjadi panggung bagi seorang striker untuk mengukir namanya dalam sejarah dengan cara yang paling dominan. Archie Thompson, penyerang Australia, berhasil melakukan sesuatu yang terdengar mustahil: mencetak 13 gol dalam satu pertandingan. Rekor ini masih bertahan hingga hari ini sebagai gol terbanyak yang dicetak oleh satu pemain dalam satu laga internasional senior.
Namun, di balik angka-angka yang fantastis ini, terdapat sebuah cerita yang jauh lebih kompleks. Cerita tentang kesenjangan level kompetisi yang begitu besar, tentang sebuah tim yang terpaksa bermain dengan pemain-pemain muda karena masalah paspor, dan tentang bagaimana sebuah pertandingan yang memalukan pada akhirnya memicu perubahan besar dalam struktur kualifikasi sepakbola.
Dari rekor pribadi Thompson yang luar biasa hingga dampak jangka panjangnya bagi kedua negara dan FIFA, pertandingan ini lebih dari sekadar pembantaian di lapangan. Ini adalah sebuah studi kasus tentang sportivitas, ketahanan, dan sisi aneh dari permainan yang kita cintai. GOAL coba menjelaskannya di sini!







