Dalam dunia sepakbola, mencetak hat-trick adalah sebuah lencana kehormatan. Itu adalah penanda supremasi seorang penyerang dalam satu pertandingan. Namun, ada sebuah pencapaian yang begitu langka dan ekstrem, hingga nyaris terdengar seperti mitos. Pencapaian itu adalah mencetak hat-trick dalam beberapa pertandingan secara berturut-turut.
Konsep ini menguji batas konsistensi seorang predator di depan gawang. Bukan hanya soal meledak dalam satu laga, tetapi mempertahankan daya ledak itu terus-menerus. Di puncak piramida rekor ini, berdiri seorang pria yang namanya mungkin kurang bergema di telinga generasi modern, namun prestasinya tak tertandingi: Josef "Pepi" Bican.
Pada era ketika dunia sedang bergejolak, Bican menciptakan keajaibannya sendiri di lapangan hijau. Ia menorehkan rekor dunia untuk hat-trick beruntun terpanjang di kompetisi liga divisi utama, sebuah standar yang telah bertahan kokoh selama lebih dari 80 tahun dan menjadi tolok ukur ketajaman yang nyaris mustahil untuk didekati, apalagi dilampaui.
Kisah rekor Bican adalah perjalanan menelusuri kehebatan seorang maestro gol yang terlupakan, memahami konteks zaman yang membentuknya, dan menyadari mengapa prestasinya menjadi salah satu monumen paling sakral dalam sejarah sepakbola. GOAL coba menjelaskannya di sini!






